Pria berusia 68 tahun itu ditempatkan di dalam kerangkeng.
Hal tersebut dilakukan anak kandungnya sendiri.
Pria itu dikurung di dalam kerangkeng dengan kondisi telanjang.
Pria tersebut kemudian diketahui bernama Abdul Zalil (68).
Ia merupakan penderita stroke.
Polisi menemukannya di salah satu bangunan di belakang rumah warga, di Jalan Sumber Utama Gang Kolam Simsa, Kelurahan Harjo Sari II, Kecamatan Medan Amplas, Sumatera Utara.
Saat ditemukan, kondisi Abdul menyedihkan.
"Saat ditemukan, bapak dengan tiga orang anak ini tidur tanpa alas di ruangan mirip penjara," kata Dadang, Kamis (17/1/2019).
"Yang lebih memprihatinkan, selama berada di ruangan tersebut, Abdul dalam kondisi telanjang," sambungnya.
Dadang menjelaskan, selama ini, Abdul tinggal bersama putrinya bernama Rahmadani (28).
Mereka mengontrak rumah.
Dua anak Abdul lainnya bekerja di Malaysia.
Keduanya sudah tidak peduli dengan keadaan Abdul.
Karena tak kunjung sembuh, putrinya mengasingkan Abdul di salah satu ruangan yang ada di belakang rumah yang mereka sewa.
Warga sekitar yang melihat kondisi Abdul sempat kecewa dengan sikap putri korban.
Lantaran, ia menelantarkan orangtuanya tanpa belas kasihan.
Saat ini, jajaran Polsek Patumbak dan Kecamatan Medan Amplas sudah membawa Abdul ke rumah sakit untuk dirawat.
"Pak Abdul sudah kami bawa ke rumah sakit untuk dirawat," kata Dadang.
Kata Anak
Reporter Tribun-Medan.com mencoba mencari tahu lokasi rumah kakek yang diduga ditelantarkan tersebut, pada Kamis (17/1/2019).
Rumah tempat tinggal sang kakek tersebut berlokasi di Jalan Sumber Utama Gang Kolamsimsa, Lingkungan XIII, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.
Kakek tersebut bernama Abdul Zahlil (68).
Abdul Zahlil tinggal bersama dengan putrinya, Rahmadani (28), dan menantunya, Tasmoni (33).
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah kontrakan.
Rumah itu memiliki dua kamar tidur dan satu kamar mandi.
Ukurannya relatif kecil.
Rahmadani mengungkapkan, ayahnya kehilangan kemandirian hidup sejak mengidap penyakit lumpuh.
Kondisi tersebut terjadi pada pertengahan September 2018 lalu.
Karena penyakit itu, ayahnya menjadi tak bisa melakukan segala aktivitas sendiri.
Hal itu termasuk untuk buang air besar dan buang air kecil.
Sebelum mengidap penyakit tersebut, ayahnya tidur di kamar tidur.
Rahmadani dan suaminya seringkali dibuat repot.
Hal itu karena kotoran ayahnya melumuri lantai bahkan sampai ke dinding kamar.
Tak tahan menghadapi itu, mereka berdua kemudian membuatkan satu kamar khusus di bagian belakang rumah untuk tempat ayah mereka.
Dengan begitu, mereka dapat lebih mudah membersihkan setiap kali ayah mereka buang hajat.
"Kebetulan di kamar yang dahulu ada bapak saya, juga ada barang-barang kami. Terkena sama kotoran bapak. Makanya, kami buatkan kamar itu," ujar Rahmadani.
Rahmadani membantah, pernah memasukkan ayahnya ke dalam kerangkeng besi.
Menurutnya, hal yang terjadi bukan seperti yang ada dalam foto.
"Itu fotonya saat kami baru saja selesai membersihkan bapak. Jadi, kami lepas baju dan celananya," tutur Rahmadani.
"Sebelum ini, pintu kamar bapak adalah terali besi. Ada pula yang memotret, dan diunggah ke medsos. Jadilah, heboh. Disangka kami mengandangkan bapak kami," tutur Rahmadani.
• Depresi hingga Kurung Diri Dalam Kamar, Vanessa Angel Merasa Tiap Orang seperti Melihatnya Telanjang
Menurut Rahmadani, orang yang mengunggah foto ayahnya sudah minta maaf kepadanya.
Rahmadani menambahkan, pascaviral, TNI, polisi, dan pemerintah kecamatan sudah bertandang ke rumah mereka.