Utang BPJS di Rumah Sakit Metro Rp 37 Miliar
Laporan Reporter Tribun Lampung Indra Simanjuntak
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Klaim pasien Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) pada sejumlah rumah sakit di Bumi Sai Wawai dikabarkan mencapai Rp 37 miliar lebih.
Angka tersebut diketahui dalam rapat dengar pendapat (hearing) DPRD bersama BPJS dan sejumlah fasilitas kesehatan Kota Metro di ruang Official Room (OR) Sekretariat Dewan, Senin (4/2).
Rinciannya, klaim peserta BPJS di RSUD Ahmad Yani sejak September 2018 Rp 20 miliar. Kemudian RS Mardiwaluyo Rp 12 miliar, dan RS Islam Rp 5 miliar. Jumlah ini belum ditambah dengan klaim di sejumlah apotek dan puskesmas se-Metro.
• BPJS Kesehatan Bandar Lampung Belum Terapkan Berobat Berbayar ke Pasien JKN
Direktur RSUD Ahmad Yani Erla Andriyanti mengaku, meski teritung utang, hingga kini pelayanan kesehatan terhadap pasien BPJS tetap diberikan. "Kalau layanan tetap kami berikan dengan baik, untuk jumlahnya pun sudah kami laporkan ke DPRD," terangnya.
Sementara Direktur RS Islam Amelius Ramli membenarkan besarnya klaim BPJS Rp 5 miliar. Tunggakan tersebut tercatat sejak September 2018 hingga Januari 2019. "Kita masih tetap melayani. Kalau untuk klaim yang sudah dibayar sampai September 2018," terangnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Metro Silvia Naharani menerangkan, sampai saat ini pelayanan kesehatan tetap diberikan. Sejauh ini, pihaknya belum menerima laporan adanya faskes yang tidak memberikan pelayanan kesehatan.
• Ingin Berhenti dari BPJS Kes karena Tak Bisa Bayar Iuran
Adapun jumlah peserta JKN dari Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Kota Metro yang dibiayai pemerintah tahun 2018 sebanyak 14.688 jiwa. Namun tahun 2019 jumlahnya bertambah menjadi 20.262 jiwa.
"Kami berharap meski ada solusi dari BPJS untuk meminjam di bank. Kami minta tunggakan klaim jangan terlalu jauh untuk bisa dibayarkan. Sehingga tidak mengganggu pelayanan oleh rumah sakit," ungkapnya.
Kepala Bidang Penagihan dan Keuangan BPJS Cabang Metro Fauzan Aziman mengaku total klaim di wilayah kerja cabang (Metro, Lampung Tengah, Lampung Timur, Tulangbawang Barat, Tulangbawang, Mesuji) mencapai Rp 88 Miliar.
Ia mengaku, dana dari pusat belum turun. Namun akan turun berdasarkan tanggal jatuh tempo. Pihaknya menyesuaikan urutan tanggal jatuh tempo. "Kita di cabang itu tidak pernah nahan-nahan. Begitu turun akan langsung kita transfer. Per tanggal kita sudah siap. Cuma masalahnya kan begitu," imbuhnya.(dra)