Laporan Wartawan Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Memiliki anak aktif dan tidak bisa diam membuat orangtua terkadang merasa kewalahan.
Anak terlalu banyak bergerak seperti berlari, menari-nari hingga melompat-lompat dan banyak bereksperimen seperti tidak memiliki rasa lelah.
Dokter Amran Harun SpA mengatakan, anak yang cenderung bergerak aktif namun masih mendengarkan ketika diajak berbicara orangtua, merespon kondisi sekitar dan juga lingkungannya masih dikategorikan normal.
Bahkan bisa mengarah ke kecerdasan kinestetik.
• Cara Mudah Orang Tua Mengajarkan Anak Usia Dini Menabung
Kecerdasan kinestetik ditandai kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek.
Si kecil suka berekspresi dalam mimik atau gaya, atletik, menari, kuat, dan terampil dalam motorik halusnya, kemampuan koordinasi tangan dan mata, motorik kasar, dan daya tahan yang baik.
"Anak nggak boleh diblok atau banyak dilarang, justru bagus bagi perkembangannya saat anak aktif".
Tinggal orangtua memberi perhatian lebih, jangan sampai keaktifannya sampai membahayakan dia.
Semisal lompat dari tangga, menggelinding dan lainnya. Orang tua juga bisa berperan mengarahkan agar tersalurkan ke hal positif yang bisa memunculkan bakat pada anak.
• Bocah Tunanetra Hafal 30 Juz Alquran dan Perkalian Secara Acak
dr Amran menilai, keaktifan anak menjadi bagian dari perkembangan anak. Terutama pada anak laki-laki, perilakunya yang tidak bisa diam dan sangat aktif dipengaruhi oleh hormon testosteron.
"Anak laki memang memiliki kecenderungan lebih hiperaktif daripada perempuan dipicu faktor hormon testosteron".
"Anak laki-laki memiliki inisiatif lebih banyak daripada perempuan sehingga terkesan agresif," jelad dokter yang praktik di Rumah Sakit Graha Husada Bandar Lampung ini.
Anak aktif lanjutnya, masih masuk perilaku normal. Selama bisa diajak komunikasi dan tidak asyik dengan dunianya sendiri.
• Acara Televisi Faktor Pemicu Anak Suka Memukul Orang Tua dan Teman
"Selama aktifnya tidak mengarah ke kondisi kelainan seperti sindrom autisme atau ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), itu normal," jelas dr Amran.