Harga Tiket Pesawat Lampung-Jakarta Mahal, Ini Efek Domino yang Ancam Lampung
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Harga tiket pesawat yang meroket membuat agen tour and travel di Lampung sepi pemesan.
Kondisi ini membuat penjualan tiket menurun drastis hingga sama sekali tidak ada pemesan.
Manajer PT Aryo Putra Mandiri (Aryo Tour and Travel) Mujiono mengatakan, penurunan pembelian tiket bahkan hingga 50 persen.
• Promo Paket Internet Telkomsel 25 GB Cuma Rp 40 Ribu pada 10 Februari 2019, Simak Cara Dapatnya
Itu terjadi sejak diberlakukannya harga tiket baru.
"Kalau dalam sehari biasanya ada 10 orang yang pesan tiket, ini paling banyak 5 orang. Penurunanya bahkan kadang bisa 50 persen lebih," kata Mujiono, Sabtu (9/2/2019) malam.
Dia sendiri secara pribadi merasa enggan untuk membeli tiket pesawat akibat kenaikan harga ini.
Menurutnya kenaikan harga tiket maskapai Lion Air dan Sriwijaya Air ini akibat akuisisi maskapai Sriwijaya Air ke manajemen Garuda.
Sebelum Sriwijaya diambil alih manajemennya oleh Garuda, terusnya, semisal harga tiket Garuda Jakarta-Lampung Rp 400ribu sampai Rp450ribu.
Sriwijaya bisa Rp 280ribu - Rp325ribu. Lion bisa Rp5ribu-Rp10ribu lebih murah dari harga tiket Sriwijaya.
"Tapi karena peralihan manajemen Sriwijaya ke Garuda, sekarang harga tiket Sriwijaya bisa Rp500 ribu. Otomatis Lion ikut merangkak naik. Kita jadi kaget, shock nggak di penumpang nggak di agen, katanya.
"Biasanya Rp350 ribu bisa beli tiket, sekarang harus Rp500ribu," imbuh Mujiono.
Selain berdampak pada sepinya pembeli tiket pesawat, menurutnya kondisi kenaikan harga tiket berdampak langsung pada kunjungan wisatawan.
• Jenderal Polisi Curhat Nasib Guru Ditantang Berkelahi Siswa SMP di Gresik
• Kekasihnya Asal Lampung Rusak Motor Saat Ditilang, Yuni Pastikan Tetap Cinta
• Sinopsis Film Satu Suro yang Tayang di Bioskop Tanah Air, Di Lampung Tayang di 4 Bioskop
Adi Susanto owner dari Adiyatama Tour and Travel mengakui, penurunan di agen travelnya mencapai 70 persen pada saat kebijakan kenaikan tiket diberlakukan.
"Biasanya pembelian tiket per hari tidsk terhitung, ini sejak Januari 2019 hanya 5 sampai 10 orang. Belum dihajar sama otan (online travel agency)," katanya.
Kenaikan harga tiket juga berdampak pada kenaikan harga paket wisata.
"Karena biaya perjalanan pesawat include di paket wisata. Otomatis bikin pengunjung enggan berwisata. Pengunjung males pergi ke Lampung," keluh Adi.
Akibatnya pengunjung dari Jakarta lebih memilih bepergian ke Malaysia karena harga tiketnya jauh lebih murah naik maskapai Lion Air ketimbang berkunjung ke Lampung.
"Tiket domestik malah lebjh mahal dari ke luar negeri. Jakarta-Malaysia naik Lion bisa Rp375ribu saja.
Sementara Jakarta-Lampung mencapai Rp 600 bahkan lebih. Itu pukulan bagi kita," beber Adi.
Imbas lain sepinya pengunjung ke Lampung, sambungnya, berdampak pada menurunnya pendapatan pelaku UMKM.
Sepinya pembeli oleh-oleh baik kopi atau keripik pisang dan lainnya mencapai 30kilo satu orang di sentra pembelian oleh-oleh akibat minimnya wisatawan.
Ini dipicu dikenakannya tarif tambahan bagasi.
"Bahkan kalaupun berkunjung ke Lampung ya selfie-selfie aja nggak beli oleh-oleh. Karena kena tambahan biaya bagasi. Kita ibarat ketimpa tangga, kena tsunami pula. Udah tiket mahal diterjang isu tsunami," keluhnya.
Dia berharap kenaikan harga tiket tidak terus berlanjut, karena bakal mematikan pendapatan pelaku agen travel, kunjungan wisatawan, hingga ekonomi UMKM.
"Jangan sampai berdampak pada pemecatan karyawan agen tour and travel. Memperbanyak angka pengangguran," timpalnya.
• Jadwal Berangkat Kapal di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni, Simak Juga Harga Tiketnya
• Tidak Menggaji Karyawan Sesuai UMK, Pengusaha Tuba Terancam Denda Rp 400 Juta
Lebih dekat dengan Tribun Lampung, subscribe channel video di bawah ini:
Mitra Tour and Travel, Pajelis mengatakan, di tempatnya bahkan belum ada pembelian tiket sama sekali sejak kenaikan tiket.
"Kalau dibilang tiket Januari-Februari kosong kita. Dari pemerintah (pesanan) juga belum masuk. Nantibakhir Maret biasanya," ujar Pajelis.
Belum pembagian keuntungan yang tadinya tujuh persen, kemudian luma persen, saat ini hanya dua persen. Itupun bukan dari total harga tiket tapi sudah potong PPN dan lainnya.
"Kalau bersih ketemu Rp500ribu dua persennya cuman berapa. Rp 10ribu.
Kalau gaji karyawan UMR harus berapa jual tiket? Sementara kami tetap harus gaji karyawan. Belum di Lampung ada 200 lebih agen tour and travel," tukasnya.
Efek domino yang terjadi akibat tarif pesawat mahal ini dikhawatirkan mengancam perekonomian Lampung. (lis)
• Seruput Aneka Minuman Kopi di Ghassani Cafe, Coffee Shop Pertama di Lamteng Bagi Kaum Milenial
• Daftar Harga Tiket Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni Terbaru 2019
• KULINER LAMPUNG - Rasakan Sensasi Pedas Menggoda yang Ditawarkan Warung Jawara Cabe Ijo Way Halim