Sementara 29 bukit lainnya, ungkap Irwan, kondisinya sudah tak terjaga.
"Bukit-bukit lainnya, bisa kita lihat dengan kasat mata. Seperti Bukit Kunyit, Bukit Camang, dan lainnya. Di dekat Bukit Banten, ada Bukit Sukamenanti. Di situ ada aktivitas penambangan (batu)," beber Irfan.
"Mungkin monyet-monyet merasa ada ancaman dari Bukit Sukamenanti. Makanya, tahun 2016 sempat heboh monyet-monyet turun ke permukiman dari Bukit Banten," sambungnya.
Gerakan 2019
Pada 2019 ini, Walhi Lampung berencana melaksanakan gerakan survei bukit di Bandar Lampung. Pihaknya akan memastikan lagi satu per satu kondisi bukit-bukit saat ini.
"Dalam Perda Tata Ruang Bandar Lampung, bisa kita sebutkan ada beberapa bukit dan bukit mana saja. Nanti tinggal kesadaran si pemilik bukit. Kalau sudah rata seperti Bukit Kunyit, memang sudah tidak bisa kita apa-apakan lagi. Kecuali, bukit-bukit yang jadi kawasan perumahan. Mungkin bisa kita buat jadi perumahan hijau, dengan berbagai pohon. Itu kalau pengembangnya bagus," terang Irfan.
Ia menambahkan, apabila kondisinya sudah seperti Bukit Kunyit atau Bukit Balau di Jalan Soekarno-Hatta, Bypass, maka bisa saja ada perataan lahan untuk menjadi ruang terbuka hijau.
"Kalau mau jadi ruang terbuka hijau, bisa saja kalau yang milik pribadi. Pertanyaannya, apakah mau? Maka itu, pemkot harus tegas aturannya," tandas Irfan.
Eksploitasi Bukit Kunyit
Di kawasan Bukit Kunyit, tepatnya RT 16, Lingkungan I, Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, warga setempat sudah resah. Penyebabnya, kawanan monyet kerap turun dari bukit ke permukiman, bahkan nyaris ke Jalan Yos Sudarso.
Tak sekadar turun, monyet-monyet masuk ke dalam rumah, lalu mengambil makanan. Atap beberapa rumah warga juga rusak karena monyet-monyet tersebut kerap berkeliaran di atas rumah.
Pantauan awak Tribun Lampung, Minggu (10/2/2019), belasan monyet turun hingga tepi jalur dua Jalan Yos Sudarso. Beberapa di antaranya bergelantungan di pohon besar. Ada pula yang berkerumun di bangunan bekas bengkel, depan lokasi pembangunan Rumah Sakit Budi Medika.
Tamino, ketua RT 16 yang juga berjualan soto di pinggir Jalan Yos Sudarso, mengungkapkan, monyet turun dan berkeliaran mulai dari Gang Royal menuju permukiman warga hingga batas SD Negeri 1 Bumi Waras. Monyet-monyet, beber dia, sering mengambil makanan penjual makanan di lingkungan setempat. Termasuk, di warung sotonya.
"Mungkin saking laparnya. Makanya saya nggak pernah pergi. Kalaupun pergi, tetap harus ada yang nungguin warung. Kalau nggak, monyet-monyet itu ngambil lontong sama kerupuk," tutur Tamino.
Kondisi demikian, menurut Tamino, sudah berlangsung kurang lebih setengah tahun terakhir.