Tribun Bandar Lampung

Kawanan Monyet Juga Rutin Turun dari Bukit Banten, Acak-acak Kue hingga Makan Kurma

Penulis: Eka Ahmad Sholichin
Editor: Yoso Muliawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sunarsih, warga RT 7, Lingkungan III, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, menceritakan kebiasaan monyet-monyet turun dari Bukit Banten ke permukiman warga, Senin (11/2/2019).

LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG EKA AHMAD SHOLICHIN

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Selain di kawasan Bukit Kunyit, Kecamatan Bumi Waras, fenomena monyet turun ke permukiman juga kerap terjadi di kawasan Bukit Banten, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung. Tepatnya di Jalan Tupai, RT 7, Lingkungan III, Kelurahan Sidodadi.

Sunarsih, warga setempat, mengungkapkan, fenomena puluhan monyet sering turun dari Bukit Banten sudah terjadi bertahun-tahun.

"Jumlahnya sekitar 50-an ekor. Biasanya turun dari Bukit Banten ke permukiman pagi jam setengah 6 (05.30 WIB). Atau sore jam 5-an (17.00 WIB). Mereka bergerombol," katanya kepada awak Tribun Lampung di kediamannya, Senin (11/2/2019).

Di rumah-rumah warga dan lingkungan permukiman, Sunarsih menuturkan, monyet-monyet biasanya mencari dan mengambil makanan.

"Nggak ganggu sih. Cuma lompat-lompat di genteng sampai ada genteng yang pecah. Ambil makanan, buka kulkas," ujarnya.

Meskipun demikian, Sunarsih memastikan belum pernah terjadi peristiwa monyet menggigit manusia di lingkungan tempat tinggalnya.

"Laporan (ke RT) sudah pernah. Tapi ya nggak bisa apa-apa juga. Maunya sih ada penanganan," katanya.

Noto, warga lainnya, juga mengungkapkan, monyet-monyet kerap turun ke permukiman untuk mencari makanan. Rumahnya pun pernah kedatangan kawanan monyet tersebut.

"Waktu itu habis Lebaran. Pintu depan kebuka, saya di belakang rumah. Mereka acak-acak kue. Mau ngusir tapi takut. Karena, jumlahnya lumayan banyak, sekitar enam ekor. Ada yang buka kulkas, makan kurma," jelasnya.

Menurut Noto, warga di lingkungannya sudah terbiasa dan tidak khawatir lagi jika monyet-monyet turun dari bukit.

"Ya udah nggak takut lagi, karena udah kebiasaan. Tapi, pengennya ada penanganan," ujar Noto.

Di Bukit Kunyit

Di kawasan Bukit Kunyit, tepatnya RT 16, Lingkungan I, Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, warga setempat sudah resah. Penyebabnya, kawanan monyet kerap turun dari bukit ke permukiman, bahkan nyaris ke Jalan Yos Sudarso.

Tak sekadar turun, monyet-monyet masuk ke dalam rumah, lalu mengambil makanan. Atap beberapa rumah warga juga rusak karena monyet-monyet tersebut kerap berkeliaran di atas rumah.

Pantauan awak Tribun Lampung, Minggu (10/2/2019), belasan monyet turun hingga tepi jalur dua Jalan Yos Sudarso. Beberapa di antaranya bergelantungan di pohon besar. Ada pula yang berkerumun di bangunan bekas bengkel, depan lokasi pembangunan Rumah Sakit Budi Medika.

Tamino, ketua RT 16 yang juga berjualan soto di pinggir Jalan Yos Sudarso, mengungkapkan, monyet turun dan berkeliaran mulai dari Gang Royal menuju permukiman warga hingga batas SD Negeri 1 Bumi Waras. Monyet-monyet, beber dia, sering mengambil makanan penjual makanan di lingkungan setempat. Termasuk, di warung sotonya.

"Mungkin saking laparnya. Makanya saya nggak pernah pergi. Kalaupun pergi, tetap harus ada yang nungguin warung. Kalau nggak, monyet-monyet itu ngambil lontong sama kerupuk saya," tutur Tamino.

Kondisi demikian, menurut Tamino, sudah berlangsung kurang lebih setengah tahun terakhir.

"Turun sampai ke rumah saya juga. Pernah beli pisang untuk makanan burung. Pas saya tinggal, habis. Telur-telur juga habis. Kami jadi resah," katanya.

Tamino menuturkan, monyet-monyet biasanya masuk ke rumah melalui pintu yang terbuka untuk mengambil makanan.

"Tapi kalau sampai gigit warga, belum pernah terjadi," imbuhnya.

Menurut Tamino, monyet-monyet tidak menyerang apabila mendapatkan makanan. Meskipun demikian, warga tetap khawatir seandainya monyet-monyet itu menyerang anak-anak.

"Memang ada yang ngelawan, yang ukuran besar. Tapi kalau kita kasih makan, nggak nyerang. Sepertinya turun karena memang lapar aja," ujar Tamino. "Takutnya gigit, terutama anak-anak. Kan bisa kena rabies," sambungnya.

Tamino mengungkapkan, jumlah monyet yang kerap turun ke permukiman warga bisa sampai seratusan ekor.

"Kurang lebih seratusan. Kan sekali beranak, tiga sampai empat ekor. Kayaknya beranak-pinak terus," katanya.

Heru, warga yang juga berjualan di tepi Jalan Yos Sudarso, membenarkan monyet-monyet kerap mengambil makanan.

"Turun ambil makanan kecil kayak tomat, sayur-sayuran," ujarnya.

Sebagai antisipasi, Heru biasanya mengusir monyet-monyet tersebut.

"Nggak tega kalau mau mukul. Antisipasinya cuma jagain dan simpan makanan," kata pengusaha warung makan ini.

Heru juga merasa resah dengan kondisi tersebut. Meskipun warga sudah memasang asbes untuk penghalang, tetapi monyet-monyet tetap bisa membukanya.

"Yang turun banyak banget, sampai puluhan ekor. Tinggalnya di gudang itu. Biasanya turun pagi sama siang sekitar jam 3-an," ujarnya.

Eksploitasi Bukit

Kuat dugaan turunnya monyet-monyet ke permukiman warga lantaran eksploitasi berlebihan terhadap Bukit Kunyit. Selama ini, bukit tersebut menjadi tempat tinggal monyet ekor panjang.

Tamino, ketua RT 16, memperkirakan, makanan sekaligus habitat monyet di Bukit Kunyit sudah habis.

"Kadang maklum juga monyet-monyet itu pada turun. Mungkin di bukit sudah nggak ada makanan. Bukit habis karena batunya dicongkeli (ditambang) terus," katanya.

Heru, warga yang berjualan, juga menduga monyet-monyet turun karena kehabisan makanan akibat eksploitasi Bukit Kunyit.

"Bukit itu habis dikeruk. Mungkin sudah nggak ada buah-buahan, makanya monyet-monyet turun cari makanan," ujar Heru.

"Ya harapannya monyet-monyet itu tetap di habitat aslinya daripada menyusahkan warga. Takut kejadian apa-apa," imbuhnya.

Pihak RT dan warga pun berharap pihak terkait mengambil tindakan terkait kondisi ini.

"Maunya ada penanganan, karena bukit itu sudah habis. Dulu kan banyak buah-buahan kayak mangga, alpukat, jambu monyet. Sekarang sudah nggak ada karena bukitnya habis," jelas Tamino.

Distan Janji Turunkan Petugas

Dinas Pertanian Bandar Lampung berjanji mengambil langkah dengan menurunkan petugas. Tujuannya untuk mengecek informasi mengenai kerap turunnya monyet-monyet dari Bukit Kunyit ke permukiman warga.

"Kalau informasinya positif, nanti kami turunkan tim ke sana," kata Kepala Dinas Pertanian Bandar Lampung Agustini melalui ponsel.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam terkait penanganan satwa liar tersebut.

"Untuk satwa liar, kan ranahnya BKSDA. Kalau ada gigitan rabies, itu kewenangan kami," ujar Agustini.

Sementara warga dan pihak RT memastikan telah melaporkan kondisi tersebut ke kelurahan setempat.

"Tanggapannya, ya karena monyet-monyet itu kelaparan. Memang belum ada kejadian apa-apa. Mereka cuma ambil makanan," kata Tamino, ketua RT 16.

Berita Terkini