Darah Marlin Mendidih Baca Chat Istrinya dengan Pria Lain, Bersama 5 Rekannya Lakukan Tindakan Keji
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Marlin Sinambela alias Mabeos tak bisa menyembunyikan rasa marahnya.
Ia mengaku darahnya mendidih begitu membaca chat istrinya di Facebook ada sebutan Mama dan Papa dengan lelaki lain.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Mabeos kalap dan melakukan tindakan keji terhadap pria yang telah menggoda istrinya.
Polresta Barelang menggelar ekspose kasus pembunuhan Roni Friska Hasibuan, mayat yang ditemukan membusuk dengan tangan terikat di kawasan Tiban Permai, Sekupang Batam, belum lama ini.
Dalam ekspose yang digelar Jumat (22/3/2019) siang tersebut, polisi menghadirkan 6 pelaku pembunuhan.
Satu diantaranya diduga menjadi otak pembunuhan yakni Marlin Sinambela alias Mabeos.
Saat dibawa ke tempat ekspose, Marlin Sinambela alias Mabeos terlihat tertatih-tatih akibat luka tembak di kakinya.
Marlin Sinambela merupakan otak pelaku pembunuhan Roni Friska Hasibuan.
Mabeos di buru petugas kepolisian setelah diketahui membunuh Roni pada tanggal 19 Februari 2019 lalu.
Usai membunuh korbannya, pelaku melarikan diri ke kampung halamamnya di Medan, Sumatera Utara.
Sementara mayat Roni ditemukan oleh orang sekitar tanggal 26 Februari.
Kapolresta Barelang Kombes Pol Hengki dalam ekspose perkara mengatakan, sebelum dibunuh pelaku disiksa terlebih dahulu oleh Mabeos dan lima orang temannya.
Ia marah karena istrinya berselingkuh dengan korban. Maka dari itu, Mabeos mengajak korban untuk bertemu.
"Ada empat TKP pemukulan yang dilakukan oleh Mebeos dan lima temannya. Pertama di Halte, Kemudian di Baloi Kolam, di Simpang Rujak dekat rumah makan alam mande dan terakhir di Sekupang di mana akhirnya ia membuang mayat tersebut," sebut Hengki menerangkan.
Lebih lanjut dikatakan Hengki, kisah perselingkuhan ini terungkap ketika Mabeos mengecek chat Facebook milik istrinya.
Di sana ada percakapan yang memanggil Mama dan Papa.
Melihat hal itu, darah Mabeos mendidih, ia mendesak Istrinya untuk mempertemukannya dengan Roni.
Karena didesak dan ditelpon Mabeos, akhirnya Roni datang ke Baloi Kolam bertemu dengan Mabeos.
Di sana terjadi percakapan dan akhirnya Mabeos marah dan memukul Roni.
Selain itu, teman-teman Mabeos yang berada disana ikut membantu Mabeos memukul korban hingga korban sekarat.
"Nah di beberapa tempat itu mereka pukul. kejadiannya tanggal 18 malam, dia dipukul habis-habisan oleh para pelaku ini," tegas Hengki lagi.
Roni disiksa habis-habisan oleh enam pelaku.
Bahkan kemaluan Roni dipijak oleh Mabeos yang sangat kesal melihat perselingkuhan Roni dan istrinya.
"Saya yang mijak kemaluannya. Saya kesal karena dia sudah selingkuh dengan istri saya," sebut Mabeos menceritakan.
Dalam keadaan babak belur dan sekarat, kemudian Mabeos membawa korban ke arah Sekupang.
Rencananya, Mabeos akan membawanya ke Batu Aji.
Kedua tangan korban diikat. Celana korban sudah setengah melorot dan kondisinya sudah babak belur.
Saat dibawa ke Sekupang dengan menggunakan becak, kondisi Roni sudah sangat kritis namun menurut Mabeos dia masih bernafas saat itu.
"Saya antar ke Sekupang masih bernapas sampai saya turunkan dia di sana," tegas Mabeos.
Saat sampai di Sekupang sudah sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Korban dibuang di semak-semak. Memang kawasan tempat dimana Korban dibuang sangat sepi pada tengah malam itu.
Menurut Kapolresta Barelanng, Kombes Pol Hengki, saat dibuang korban sempat meminta pelaku melepaskan ikatan tanganya.
Namun hal itu tidak ditanggapi oleh pelaku. Ia malah mengambil sebuah besi dan memukul kepala korban hingga korban terdiam.
Akibat pukulan itu, korban akhirnya meninggal dunia dan Mabeos kembali ke Baloi Kolam Seolah tidak terjadi apa-apa.
Lima Pelaku Ditangkap Duluan
Setelah Polisi menemukan mayat Roni, Polisi kemudian melakukan penyelidikan.
Bahkan Polisi melakukan olah TKP Ulang di tempat penemuan mayat Roni.
Awalnya Polisi tidak bisa memastikan siapa identitas korban sehingga polisi membuat pengumuman dengan ciri-ciri korban dari hasil olah TKP.
Pengumuman tersebut disebar kemasyarakat dan akhirnya ada pihak keluarga yang mengatakan kalau dia kehilangan keluarganya.
Setelah dimintai keterangan, polisi akhirnya mengetahui Identitas korban.
Polisi mulai bekerja, dan mendapatkan informasi kalau korban tewas di keroyok sejumlah orang dengan alasan perselingkuhan.
Dari sana polisi mulai menciduk satu persatu pelaku.
Ada yang ditangkap saat bekerja sebagai tukang parkir di Tanjung Uncang dan ada juga yang di cokok dirumahnya di baloi kolam.
Selain para pelaku ini, Polisi juga mengamankan Istri Mabeos.
Mabeos Lari ke Medan dan ditangkap di Bogor.
Dari hasil pemeriksaan ternyata istri Mabeos ini sempat pergi ke Medan bertemu Mabeos usai ia membunuh Roni.
Mabeos diketahui bersembunyi di Medan, polisi mengejar pelaku sampai ke beberapa wilayah kecil di Kabupaten Tobasa.
Selama satu minggu pelarian, tidak juga ditemukan dan akhirnnya polisi berniat untuk balik ke Batam karena semua petunjuk sudah buntu.
Namun perjuangan mereka belum berakhir, sesampai di Bandara Kualanamu hendak berangkat kembali ke Batam, Mabeos malah diketahui berada di Jakarta.
Tanpa pikir panjang, keberangkatan ke Batam langsung di batalkan, polisi hari itu juga langsung berubah haluan dan berangkat ke Jakarta.
Ia ditangkap oleh tim buser dipinggir jalan saat hendak membeli celana. Buser yang ketika itu tengah makan siang di warung sekitar tempat persembunyian Mabeos.
Untuk memastikan dan supaya tidak salah tangkap, seorang buser mendekati Mabeos dan memanggil namanya.
Di sanalah Mabeos dibekuk ketika ia menoleh kearah panggilan polisi.
Saat diamankan, ia pun sempat melarikan diri dan akhirnya dilumpuhkan polisi dengan timah panas. (*
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul TERUNGKAP! Dibuang ke Hutan Batam dengan Tangan Terikat, Roni Ternyata Dihajar di 4 Tempat Berbeda