JAD Jaringan Bandung Disergap, Terduga Teroris Melawan hingga Lukai 4 Polisi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi penangkapan Salim Hadi Suci terduga teroris di Kampung Cibungur, RT 02 RW 11, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (4/4/2019) pagi.

Namun, Mulyadi Wijaya, petugas keamanan RS Kasih Bunda, membenarkan sempat ada anggota kepolisian yang terluka dibawa ke sana untuk mendapat perawatan.

"Tapi tidak jadi dirawat. Kabarnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Dustira," katanya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, membenarkan ada anggota Polri terluka karena serangan pisau saat hendak melakukan penangkapan terduga teroris JAD jaringan Bandung di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, pada Kamis pagi.

"Ya, jadi ada anggota Polri yang terluka pada saat melakukan tindakan upaya paksa melakukan penangkapan terhadap beberapa tersangka terduga pelaku terorisme di Jabar," ujar Dedi.

Menurut laporan yang diterimanya, empat petugas mengalami luka sabetan pisau pelaku. Mereka dirawat di RS Dustira dan RS Kasih Bunda Bandung.

"Jumlah anggota 4 yang terluka pada saat penangkapan. Terluka akibat senjata tajam yang sengaja sudah dipersiapkan pelaku terorisme pada saat dilakukan upaya paksa penangkapan," ujarnya.

Densus 88 mengintensifkan penangkapan terhadap sejumlah terduga anggota kelompok JAD jaringan Bandung, menyusul penangkapan WP alias Sahid di rumah kontrakannya di Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jabar, pada 28 Maret lalu.

Dedi mengatakan, WP alias Sahid adalah anggota JAD jaringan Bandung. WP berkoordinasi dengan jaringan Lampung dan Sibolga untuk menyerang aparat di Jawa Barat dan Jawa Timur lewat media sosial atau WhatsApp.

"Kelompok mereka kurang-lebih ada 6-8 orang. Ini masih dilakukan pengejaran oleh Densus 88. Kemudian rencana serangan juga adalah di beberapa wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Khususnya di Jawa Timur mereka sudah mempersiapkan rencana-rencana tersebut," ujarnya.

Namun, sebelum melakukan penyerangan, kelompok ini tengah mengumpulkan dana.

Dedi mengatakan, kelompok ini mengincar mobil pengisian ATM untuk diambil uangnya hingga kemudian dibelanjakan peralatan dan bahan peledak untuk menyerang aparat.

Dedi mengatakan, Densus 88 Antiteror bersama Satgas Antiterorisme dan Radikalisme terus berupaya mengungkap tuntas jaringan ini karena ada upaya menyerang aparat.

(m nandri prilatama/mega nugraha/hilman kamaludin/tribunnetwork)

Berita Terkini