Siswi SMP di Pontianak Kalbar Dianiaya 12 Siswi SMA Gara-gara Cinta dan Perang Kata-kata di Facebook

Editor: Andi Asmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswi SMP yang baru berusia 14 tahun yang dianiaya oleh 12 siswi SMA yang rata-rata berusia 16 tahun. Adalah siswi berinisial AU yang jadi korban pengeroyokan, yang tak biasa dilakukan oleh siswi SMA. Kepalanya dibenturkan ke aspal dan bagian dada terkena pukulan.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PONTIANAK - Siswi SMP yang baru berusia 14 tahun malah dikeroyok dan dianiaya oleh 12 siswi SMA yang rata-rata berusia 16 tahun.

Adalah siswi berinisial AU yang jadi korban pengeroyokan yang tak biasa dilakukan oleh sisw SMA. Kepalanya dibenturkan ke aspal dan bagian dada terkena pukulan.

Berikut ini fakta yang terkuak setelah kasus ini ditangani aparat kepolisian dan didampingi KPPAD.

1. Saling Komentar di Medsos

Penganiayaan terhadap AU terjadi pada Jumat 29 Maret 2019 di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya.

Dari informasi yang dihimpun Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kalbar, kejadian ini bermula dari saling komentar di media sosial.

Korban AU sejatinya bukanlah target utama dari 12 pelaku, tapi kakak sepupu korban.

"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.

Namun antara pelaku dan korban saling berbalas komentar di media sosial.

Hingga akhirnya pelaku merencanakan penjemputan di rumah AU dan melakukan penganiayaan.

Pernah Digilai & Dipuja, Nasib 5 Artis Ini Berubah Total. Ada yang Dicampakkan Istri lalu Meninggal

5 Artis Cantik Menikahi Pria Lebih Muda, Ada yang Baru Akan Menikah dengan Selisih Usia 17 Tahun!

Percintaan Artis Cuma Settingan, Andika Eks Kangen Band Buka-bukaan Dapat Bayaran Fantastis

2. Dianiaya di Dua Tempat

Ada tiga aktor utama terkait penganiayaan terhadap korban AU.
Sementara sembilan orang lainnya, membantu pelaku dalam melancarkan aksinya.

Korban dijemput di rumahnya dengan alasan ada yang ingin disampaikan.

Alasan itu membuat korban menuruti ajakan pelaku lalu ikut ke Jalan Sulawesi.

Pada saat penjemputan korban tidak menyadari dirinya akan dianiaya.

Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kalimantan Barat, Eka Nurhayati Ishak (tengah) memberikan keterangan kepada awak media dalam konferensi pers di kantor KPPAD Kalbar, Jalan Da Hadi, Pontianak, Senin (8/4/2019). Seorang siswi SMP menjadi korban pengeroyokan diduga 12 siswi SMA beberapa hari lalu di Pontianak. (TRIBUN PONTIANAK)

"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.

Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.

Saat di lokasi inilah korban dianiaya. Bahkan menurut informasi yang didapat, kepala korban dibenturkan ke aspal.

3. Korban Takut Melapor

Setelah mengalami penganiayaan, korban takut melaporkan ke orangtuanya.

Bahkan masalah ini baru disampaikan ke orangtuanya dan dilaporkan Jumat (5/4/2019) ke Polsek Pontianak Selatan.

Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, langsung dilakukan proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan.

Sementara proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan.

Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan, pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Selatan.

"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).

Lanjut disampaikannya dalam proses pengembangan kasus ini akan memanggil pihak orangtua korban.

"Kita akan panggil orangtua korban," pungkas Inayatun.

Reaksi Tetangga Rachmy di Bandar Lampung yang Ditangkap Atas Dugaan Penyeberan Hoaks Server KPU

Cantiknya Annissa Soebandono Adik Alyssa Soebandono, Tak Jadi Artis tapi Punya Banyak Penggemar

Pengguna  Tol Trans Sumatera Berharap Tol Gratis Sampai Lebaran, Saat Ini Masih Gratis

4. Wali Kota Turun Tangan

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turun tangan atas pengeroyokan yang terjadi terhadap AU.

Edi bahkan sudah mendatangi langsung korban di rumah sakit.
Menurutnya, aksi penganiyaan yang dilakukan oknum pelajar SMA terhadap AU sangat brutal.

"Gejala-gejala yang dilakukan pelajar ini dapat memberikan dampak negatif, terutama korban," katanya.

"Kita harapkan tidak terulang lagi kasus ini, mereka juga merupakan anak dibawah umur, maka perlu investigasi secepatnya agar dapat diambil langkah dalam memberikan pembinaan," lanjutnya.

Edi menegaskan pelaku harus diberikan efek jera dan edukasi, agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini di Pontianak.

Unit Radiology, Rumah Sakit Mitra Medika, Pontianak, Senin (8/4/2019). Seorang siswi SMP disalah satu sekolah di Pontianak sempat diperiksa di Unit Radiology,RS Mitra Medika,karena menjadi korban pengeroyokan diduga 12 siswi SMA di Pontianak beberapa hari lalu. (TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA) (TRIBUN PONTIANAK)

5. Keluarga Korban Bungkam

Keluarga korban penganiayaan yang dilakukan 12 siswa SMA, memilih bungkam ketika akan dikonfirmasi Tribun.

Korban AU menjalani perawatan intensif disebuah rumah sakit swasta di Kota Pontianak, ia mengalami trauma naik fisik maupum pisikologis.

Ia juga dirujuk pada Rumah Sakit Mitra Medika untuk menjalani rontgen untuk memeriksa tengkoran kepala karena dibenturkan pada aspal dan trauma bagian dada akibat mengalami aniaya.

Namun pihak keluarga memilih bungkam terhadap kasus yang dialami UA.

Setelah melakukan pemeriksaan tengkorak kepala dan dada, ia dibawa kembali ke RS tepat ia dirawat secara intensif.(*)

Berita Terkini