Teror Bom di Sri Lanka

BERITA TERBARU Ledakan Bom Gereja dan hotel di Sri Lanka - Polisi Beri Peringatan 10 Hari Sebelumnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ledakan bom gereja dan hotel terjadi di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019).

Enam ledakan beruntun mengguncang Sri Lanka pada Minggu pagi.

Ledakan itu menghantam tiga gereja dan tiga hotel mewah di Kolombo dan bagian lain negara itu, menewaskan 185 orang.

BERITA TERBARU Ledakan Bom di Gereja dan Hotel Sri Lanka Capai 8 Ledakan Sehari, Jam Malam Berlaku

Menurut polisi, yang tewas termasuk 35 orang asing.

Belum diketahui apakah ada orang India yang terluka atau terbunuh dalam serangan itu.

Meskipun tidak ada kelompok atau individu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan sejauh ini, laporan media lokal menunjukkan pelaku bom bunuh diri di Kolombo berada di balik serangan mengerikan di Sri Lanka.

Laporan menunjukkan, polisi Sri Lanka telah bersiaga nasional 10 hari sebelum ledakan pada hari Minggu tentang bom bunuh diri yang merencanakan serangan terhadap gereja.

Di Gereja St. Sebastian di Katuwapitiya, utara Kolombo, lebih dari 50 orang telah tewas, kata seorang pejabat kepolisian.

Media melaporkan 25 orang juga tewas dalam serangan terhadap sebuah gereja di Batticaloa di Provinsi Timur.

Tanggapan pemerintah Sri Lanka

"Pertemuan darurat dipanggil dalam beberapa menit. Operasi penyelamatan sedang berlangsung," kata Menteri Reformasi Ekonomi dan Distribusi Publik Sri Lanka, Harsha de Silva melalui Twitter-nya.

Dia mengatakan dirinya sudah mengunjungi dua hotel yang diserang dan berada di tempat kejadian di Gereja St. Anthony's Shrine dan menggambarkan kejadian sebuah tragedi yang mengerikan.

"Saya melihat banyak bagian tubuh berserakan," kicaunya.

BERITA TERBARU Teror Bom di 3 Gereja dan 3 Hotel Mewah di Sri Lanka Saat Paskah, 137 Orang Tewas

"Banyak korban termasuk orang asing. Harap tenang dan tetap berada di dalam ruangan," tambahnya.

Hanya sekitar enam persen dari mayoritas penduduk Sri Lanka yang beragama Budha adalah Katolik, tetapi agama dipandang sebagai kekuatan pemersatu karena mencakup orang-orang dari kelompok etnis Tamil dan mayoritas Sinhala.

Minelle Fernandez dari Al Jazeera, melaporkan dari Kolombo, mengatakan krisis masih berlangsung.

Halaman
1234

Berita Terkini