Percakapan Ratna Sarumpaet dan Fadli Zon yang Dikirim via WhatsApp Dibongkar, Ternyata Begini Isinya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Twitter.com/@LawanPolitikJKW - Ratna Sarumpaet dan Fadli Zon. Kondisi terkini Ratna Sarumpaet seusai dipukuli orang tak dikenal. (Twitter.com/@LawanPolitikJKW)

Percakapan Ratna Sarumpaet dan Fadli Zon yang Dikirim via WhatsApp Dibongkar, Ternyata Begini Isinya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ratna Sarumpaet kembali menjalani sidang kasus penyebaran hoaks di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).

Dikutip dari Kompas, dalam sidang kali ini, ahli forensik digital, Saji Purwanto menunjukan percakapan WhatsApps antara Ratna Sarumpaet dengan politikus Partai Gerindra, Fadli Zon.

Isi percakapan WhatsApps antara Ranta Sarumpaet dan Fadli Zon pun di tampilkan pada layar proyektor di persidangan.

Saji Purwanto menjelaskan bahwa dalam percakapan WhatsApps tersebut, Ratna mengirimkan foto wajah lebam kepada Fadli Zon.

"Ada kirim gambar (wajah lebam Ratna) dan dikasih keterangan 'off the record 21 September malam bandara Bandung. 08 harus tahu siapa yang mengancam saya itu'," ujar Saji membacakan WhatsApp Ratna Sarumpaet kepada Fadli Zon.Isi percakapan WhatsApps tersebut menjadi bukti skenario hoaks penganiayaan yang dibuat Ratna Sarumpaet.

Pasalnya pada tanggal 21 September itu lah Ratna Sarumpaet mengaku menjadi korban penganiayaan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Dalam percakapan tersebut, Fadli Zon datang ke rumah Ratna Sarumpaet setelah mendapat kabar soal dugaan penganiayaan.

Diketahui ketika kabar dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet mencuat, Fadli Zon tampak menemui dan bahkan berfoto bersama dengan Ratna Sarumpaet.

Setelah itu, beberapa hari kemudian capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menggelar jumpa pers bersama sejumlah tokoh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Prabowo menyatakan dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet adalah tindakan represif.

Hal tersebut dilakukan Prabowo karena Ratna Sarumpaet saat itu merupakan salah satu juru kampanye nasional untuk pasangan Prabowo-Sandi.

Namun sehari setelah Prabowo melakukan konferensi pers, Ratna Sarumpaet mengklarifikasi bahwa isu tentang penganiayaan yang disebut menimpanya adalah hoaks, Rabu (3/10/2018).

Ratna juga meminta maaf kepada banyak pihak, termasuk Prabowo Subianto.

Cerita fiksi itu hanyalah alasan yang dibuat Ratna untuk menjelaskan luka lebam pada wajah kepada anaknya.

Setelah pengakuan Ratna, sejumlah tokoh pendukung Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, termasuk Fadli Zon meminta maaf terkait penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet.

Ratna Sarumpaet pun kemudian ditangkap polisi pada Kamis (4/10/2018).

Kini kasus hoaks yang dibuat Ratna Sarumpaet masih dalam proses persidangan.

Dalam kasus ini, Ratna didakwa Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana.

Jaksa juga mendakwa Ratna dengan Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). 

Rocky Gerung jengkel

Jaksa menghadirkan dosen filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung, dalam persidangan kasus penyebaran berita hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet, Selasa (23/4/2019).

Berikut rangkuman kesaksian Rocky dalam sidang Ratna di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Rocky di Gunung Elbrus saat Ratna beri tahu soal penganiayaan Rocky mengaku dikabari Ratna yang mengaku jadi korban pemukulan pada 25 September 2018.

Ratna memberi tahu Rocky melalui pesan singkat. Namun, Rocky belum sempat melihat pesan di ponselnya lantaran masih berada di Gunung Elbrus, Rusia.

“Pada saat itu, saya masih ada di Gunung Elbrus ketinggian 5.200 kaki. Saya belum sempat membuka handphone,” katanya dalam perisdangan.

Dirinya baru membuka pesan di ponsel pada 2 Oktober 2018. Dia pun mendapat pesan dari Ratna beserta foto wajah dalam keadaan lebam.

Setelah mengetahui kabar Ratna dianiaya, keesokan harinya, tepatnya 3 Oktober 2018, Ratna mengaku kepada publik jika dirinya telah berbohong menjadi korban penganiayaan.

Dia mengakui wajah lebamnya bukan karena dipukuli, melainkan operasi sedot lemak wajah.

"Saya jengkel aktivis demokrasi bisa berbohong, jadi saya tagih integritasnya. Saya tekankan, apalagi terhadap pejuang demokrasi, integritas itu harga mati, tetapi dia sudah mengaku ya sudah," ucap Rocky.

Namun, dirinya tidak mau ambil pusing terkait bohongnya Ratna.

"Ya, tapi kan dia sudah minta maaf, sudah minta maaf ke publik, ya sudahlah kalau sudah minta maaf," katanya. “Tetapi saya tetap jengkel bahwa saat itu saya dibohongi,” lanjutnya.

Fahri Hamzah tawarkan jadi saksi

Terdakwa kasus penyebaran berita hoaks Ratna Sarumpaet membenarkan bahwa Fahri Hamzah akan menjadi saksi dalam persidangan kasus penyebaran berita hoaks.

"Insya Allah (Fahri) kalau di atas tanggal 6 (Mei) bisa. (Tokoh politiknya) itu saja, sama satu lagi (saksi) staf saya," ujar Ratna dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).

Ratna mengatakan, Fahri yang mengajukan diri sebagai saksi.

"Atas permintaan dia. Dia (Fahri Hamzah) menawarkan diri," katanya.

Ketika ditanya soal dua saksi ahli dari jaksa yang telah bersaksi, Ratna memilih diam dan lanjut berjalan ke ruang tunggu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Percakapan Ratna dengan Fadli Zon dan Nanik S Deyang Dibeberkan dalam Sidang, Ini Isinya...

Berita Terkini