"Mulai dari pembongkaran (dari Tanki ke tangker SPBU) semuanya sudah sesuai SOP. Mulai mobil masuk ke SPBU setelah itu ditunggu 10-15 menit. Sounding susuai tera dan tangki, dicek mulai dari sopir, mobil tangki pengirimnya, sampai cek densitas baru distribusikan," terang Aldi Sandika.
Menurutnya, kalau pun ada pengoplosan, justru hal itu merugikan pihaknya karena lebih mahal harga pertalite dibanding harga premium.
Ia menduga terjadi human eror saat pembongkaran di Pertamina.
"Sudah kami laporkan juga kok ke Pertamina. Katanya tidak ada masalah. Minyak (premium) sesuai densitas kerena dari depot ke SPBU sudah pakai prosedur," ungkapnya.
(Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)