E-Talkshow TV One Malam Ini, Cerita Seru Jenderal Gatot Nurmantyo Saat Jabat Panglima TNI

Penulis: taryono
Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

E-Talkshow TV One Malam Ini, Cerita Seru Jenderal Gatot Nurmantyo Saat Jabat Panglima TNI

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Live Streaming E-Talkshow TV One Menghadirkan Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Jumat 3 Mei 2019, mulai Jam 20.00 WIB. Klik di sini untuk nonton live streaming

E-Talkshow TV One yang dipandu jurnalis senior Wahyu Muryadi akan mengulik seputar kesibukan Gatot Nurmantyo saat ini.

Selain itu juga akan mengangkat cerita seru yang dialami Gatot Nurmantyo selama dirinya menjabat sebagai Panglima TNI.

Diketahui Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjabat Panglima TNI Periode 2015-2017.

Selama periode menjabat, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat beberapa pernyataan dan sikap Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dinilai kontroversial dan sarat politik meski dibantah sebagai pernyataan yang politis oleh Gatot.

Pernyataan dan sikap Panglima tersebut tidak sesuai dengan Buku Putih Pertahanan.

"TNI harus kembali ke Buku Putih Pertahanan. Pertahanan teritoral harus dijalankan. Seharusnya sikap militer berbasis pengelolaan keamanan tradisional dan non tradisional. Pernyataan Panglima Gatot beberapa kali bertentangan dengan Buku Putih," ujar Puri Kencana Putri, Wakil Koordinator Kontras saat memberikan keterangan di kantor Kontras, Jakarta Pusat, Rabu (4/10/2017).

Pada Mei 2016, Gatot mengeluarkan analisis bahwa Indonesia akan masuk pada zona proxy war, dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

Kemudian, menjelang HUT ke-71 TNI, Gatot mengusulkan untuk dipulihkannya kembali hak berpolitik aparat TNI. Gatot juga pernah hadir bersama dengan ribuan pendemo 212 di akhir tahun 2016. Saat itu, Panglima menggunakan peci putih.

"Pembelaannya adalah ia hadir di tengah kerumunan massa untuk menjaga kesatuan NKRI dan kepresidenen Joko Widodo," ucap Puri.

Pada Februari 2017, Gatot sempat bersitegang dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Gatot mengeluh bahwa dirinya tidak mampu mengelola anggaran matra laut, darat dan udara karena adanya Peraturan Menteri Nomor 28/2015.

Dengan adanya peraturan tersebut, kewenangan anggaran pertahanan berada di bawah Menhan.

Mei 2017, Gatot sempat berbeda pendapat dengan Polri soal adanya tuduhan makar di berbagai gelombang demonstrasi kelompok agama yang menguat di akhir tahun 2016.

Penolakan makar disampaikan Gatot sebagai upaya untuk mengajak warga tidak takut dengan situasi politik terkini.

Halaman
12

Berita Terkini