Jalur Kereta Longcut Telan Rp 3 Triliun, Menhub Pastikan 2022 Bandar Lampung Bebas Macet
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kementerian Perhubungan akan membangun jalur longcut kereta api dari Tarahan menuju Tegineneng.
Jalur longcut ini dibangun untuk memecahkan masalah kemacetan di Kota Bandar Lampung akibat kereta api babaranjang.
Dengan menggandeng perusahaan swasta dan BUMN untuk pendanaan, Kementerian Perhubungan menargetkan jalur ini rampung pada tahun 2022 mendatang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, banyak angkutan kereta api, baik pertanian maupun batu bara, ditumpukan ke Lampung.
Akibatnya, terjadi kemacetan saat kereta babaranjang melintas lantaran gerbongnya yang sangat banyak.
"Kami ingin membuat satu peta. Jadi kami tadi naik helikopter bukan untuk gaya-gayaan. Tapi, kami mantau jalur (longcut) dari Tegineneng sampai Tarahan, menyusuri dari Bakauheni," ungkap Budi, Minggu, 30 Juni 2019.
Menurut Budi, nantinya jalur angkutan kereta api yang memuat batu bara, karet, dan produk pertanian lainnya akan dipindahkan ke jalur longcut ini.
"Bahkan kereta (komersial) jangka panjang (akan) lewat (sini), sehingga Bandar Lampung tidak dibebani angkutan ini. Kemacetan terhindar dan nantinya (kereta) langsung ke Panjang," katanya.
Budi mengatakan, pembangunan jalur kereta ini akan menelan dana Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun.
"Jadi saya minta membuat konsep bagus ke Dirut PT PII (Penjamin Infrastruktur Indonesia) sehingga bisa (dibangun) jalan (kereta api) 40 kilometer," tambahnya.
• Kereta Bandara di Lampung Selesai Tahun 2020, Kementerian Perhubungan Siapkan Rp 100 Miliar
• Tahun 2022, Kereta Babaranjang Tak Lewati Bandar Lampung untuk Atasi Kemacetan Dalam Kota
Soal sumber anggaran jalur kereta Tegineneng-Tarahan ini, Budi mengaku tidak ambil pusing.
Menurutnya, pendanaan akan bersumber dari perusahaan swasta dan BUMN.
"Kita selama ini pusing APBN gak ada dana. Ternyata Pak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Kementerian Keuangan melakukan pembebasan lahan untuk mengundang swasta. Swasta ini akan kombinasi BUMN-BUMD (dalam proyek ini)," bebernya.
Budi menyadari, proyek longcut ini akan memakan waktu lama.
"Ini memang butuh waktu lama. Karena butuh studi kelayakan selama enam bulan dan tender enam bulan. Jadi (satu tahun). Jadi (target) 2022 akhir sudah gak ada kemacetan (di Bandar Lampung)," tandasnya.
Jalur Kereta hingga Martapura
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi membenarkan pada Selasa lalu menghadap Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan ide ini.
"Dan Minggu sudah hadir dengan para Dirjen terbaik. Untuk itu, ada hal yang kami dapati dan kami konsultasi terhadap peluang yang diberi, seperti terminal, Tarahan, dan bandara," ungkap Arinal.
Selain itu, kata Arinal, pemerintah berencana membangun jalur kereta api lebih panjang lagi menuju Martapura, Sumatera Selatan.
• Kereta Babaranjang Bakal Tak Lagi Lewati Bandar Lampung, Menhub Akan Bangun Jaringan Kereta Komuter
"Masyarakat di perbatasan Sumatera Selatan, insya Allah kereta tidak akan berhenti di Kotabumi saja, tapi sampai Martapura," tandasnya.
Sementara itu, Dirut PT PPI Armand Hermawan menuturkan, dengan suksesnya pembangunan jalur kereta api di Sulawesi yang menggandeng swasta, Kementerian Perhubungan juga ingin menerapkan hal ini di Lampung.
"Membangun kereta api prasarana dengan dana swatsa baik BUMN diharapkan amanat Pak Menteri dan aspirasi Pak Gubernur Lampung hari ini dapat dilakukan yakni membangunan jalan kerta api di Tegineneg sampai Tarahan," tegasnya.
Menurut Armand, rencana pembangunan jalur ini sudah siap.
"Kajian sudah kami siapkan dan akan diskusi dengan Pak Dirjen sampai final case agar harapan Pak Menteri sampai 2020 kereta itu bisa dilakukan pembangunan dan dimulai," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)