Tewas dalam Baku Tembak, Jejak Kejahatan Pecatan Polisi Jadi Gembong Narkoba

Editor: wakos reza gautama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satriandi, gembong narkoba pecatan polisi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tewas dalam Baku Tembak, Jejak Kejahatan Pecatan Polisi Jadi Gembong Narkoba.

Berakhir sudah perjalanan kejahatan Satriandi, pecatan polisi yang menjadi gembong narkoba.

Satriandi tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian di Pekanbaru, Riau.

Satriandi bukan penjahat kelas receh. Dilihat dari rekam jejaknya di dunia kriminal, Satriandi adalah penjahat kakap. 

Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo menyampaikan, terkait penggerebekan di rumah Satriandi hingga berujung baku tembak, jajaran Ditreskrimum Polda Riau terlebih dahulu melakukan penyelidikan.

 "Sekitar 3 sampai 4 hari diintai secara intensif. Pada Selasa ini sekitar pukul 06.30, didapatkan ada tiga orang tersangka dalam rumah itu," sebutnya saat gelaran konferensi pers, Selasa siang.
 
Lanjut Kapolda, petugas pun kemudian melakukan penggerebekan. 
 
Namun ternyata para tersangka melakukan perlawanan dengan menembakkan senjata api ke arah petugas.
 
Tim pun terpaksa melakukan tindakan tegas. Dua tersangka, yakni Satriandi dan Ahmad Royand, tewas di tempat.
 
Sementara satu tersangka bernama Randi Novrianto, berhasil diamankan. Saat ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas.
 
Kapolda menyatakan, Satriandi merupakan gembong narkoba kelas kakap, dan sudah lama menjadi buronan polisi.
 
Satriandi sendiri merupakan oknum pecatan Polisi pada tahun 2015, dengan pangkat terakhir Brigadir dan berdinas di Polres Rohil.
 
"Dia tahun 2015 terlibat penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Loncat dari lantai 8 salah satu hotel saat hendak ditangkap. Lalu 2017 dia tersangka pembunuhan dengan senjata api, saat ditahan di Lapas kabur," beber Kapolda.
 
"Di rumahnya didapatkan sarana menggunakan narkoba, kemudian plastik pengemas. Dia ini memang terindikasi kuat sebagai bandar narkoba, selain penyalahguna," sambungnya lagi.
 
Selain itu ditemukan juga beberapa pucuk senjata api baik laras panjang maupun laras pendek organik revolver Polri kaliber 38 SPC, ratusan amunisi, hingga granat.
 
Bahkan ada juga 7 buah paspor, serta 31 buku tabungan beberapa bank.
 
Jendral bintang dua ini memaparkan, saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap beberapa orang lainnya.
 
Karena menurut Widodo, tidak mungkin Satriandi CS ini mengedarkan narkoba secara perorangan, melainkan ada jaringannya.
 
Untuk itu pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut terkait kasus ini.
 
"Ada dugaan juga dia ini pemain antar negara. Kita temukan juga transfer dana beberapa bank tertentu. Dia juga melakukan mobilisasi dengan identitas palsu, plat palsu. Tentunya sudah terorganisir dengan baik," ucap Kapolda.
 
Kapolda pun mengibaratkan sepak terjang Satriandi, bak sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga.
 
"Nah sekarang dia jatuhnya hari ini," tuturnya.
 
Kapolda menegaskan, pengungkapan ini menjadi bukti keseriusan Polda Riau dan jajaran dalam hal pemberantasan narkoba.
 
"Bahwa kita betul-betul serius perang melawan narkoba di Riau, kita tidak main-main. Lebih baik kita merusak yang bersangkutan (tersangka) dari pada mereka yang merusak generasi muda kita," tegasnya.(

Baku tembak terjadi antara aparat kepolisian dengan bandar narkoba di Pekanbaru, Riau, Selasa (23/7/2019). 

Satu orang tewas dari baku tembak tersebut yaitu Satriandi. 

Satriandi adalah bandar narkoba yang melakukan perlawanan saat digerebek polisi di Gang Sepakat, Jalan HR Soebrantas, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (23/7/2019).

Diketahui Satriandi adalah pecatan polisi yang beralih profesi menjadi bandar narkoba. 

Polisi lalu menggeledah rumah Satriandi. 

Hasilnya petugas menemukan senjata api hingga granat. Penggeledahan melibatkan Tim Gegana Polda Riau.

"Ada lima pucuk senpi, satu granat. Nanti kami musnahkan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditresktimum) Polda Riau Kombes Hadi Poerwant, Selasa.

Menurut Hadi, pelaku ditembak karena melakukan perlawanan menggunakan senjata api.

Selain Satriandi, ada satu orang rekannya yang juga ditembak petugas berinisial A.

Halaman
1234
Tags:

Berita Terkini