Selain Mufti, perwakilan massa diterima juga anggota DPRD Lampung Lesti Puteri Utami, Ely, Rahmt Mirzani Djausal, Suprapto, Iswan A. Caya, Wahrul Fauzi Silalahi, Noverisman Subing, Ade Ibnu Utami, Nurul Ikhwan, Budhi Condrowati, dan lainnya.
Tunda
Sementara di Jakarta, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dalam jumpa persnya didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Indra Iskandar mengatakan, DPR memutuskan untuk menunda pengesahan revisi Undang-Undang KUHP dan RUU Pemasyarakatan.
"RKUP dan RUU Pemasyarakatan sudah kami tunda sesuai usulan pemerintah karena kami menyadari tidak mungkin satu pihak bisa melaksanakan penuntasan UU, harus bersama-sama," kata Bamsoet.
Bamsoet mengatakan penundaan tersebut dilakukan setelah DPR mendengar aspirasi dari mahasiswa. "Penundaan itu harus sejalan dengan tata cara dan prosedur di parlemen. Alhamdulillah seluruh fraksi dalam forum lobi memahami tuntutan mahasiswa dan keinginan presiden, maka kami teruskan," katanya.
Bamsoet meminta para mahasiswa untuk tidak bertindak anarkis dalam berunjuk rasa. Menurutnya, dua RUU telah dibatalkan pengesahannya oleh DPR.
"Saya imbau kepada adek-adek mahasiswa, agar menurunkan tensi karena semua tuntutannya sudah kita penuhi untuk ditunda. Apakah itu KUHP, ataupun pemasyarakatan," katanya.
Wakil Presiden terpilih KHMaruf Amin mengatakan, demo yang dilakukan tersebut harus tetap menaati aturan, sehingga tidak menimbulkan kericuhan.
"Iya, yang penting itu supaya tertib. Jangan anarkis, begitu saja," ujarnya.
Sempat Rusuh
Aksi unjuk rasa di Jakarta sempat rusuh. Massa sempat melempari gedung DPR dengan batu.
Pos sekuriti dan gerbang belakang DPR hancur karena terkena lemparan batu bertubi-tubi oleh massa.
Terjadi pula aksi pembakaran di sekitar kawasan gedung DPR.
Polisi terpaksa menembakkan gas air mata serta air dari mobil water cannon ke arah massa yang melakukan aksi di depan gedung DPR.
Ribuan mahasiswa pun mundur ke arah Semanggi hingga melewati jembatan layang yang menghubungkan arah TVRI ke Jalan Semanggi.