Nahas, Ibu Hamil Terserempet dan Terjepit Bus di Bandara Soetta, Begini Kronologi Lengkapnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nahas, Ibu Hamil Terserempet dan Terjepit Bus di Bandara Soetta, Begini Kronologi Lengkapnya.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Nasib nahas dialami seorang Ibu hamil bernama Nurlaela (37), warga Batuceper, Tangerang.

Nurlaela terserempet hingga terjatuh dan terjepit bus.

Kejadian tersebut menimpa Nurlaela ketika dia berada di area Transit Oriented Development (TOD) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Minggu (5/1/2020).

Diketahui ibu hamil tersebut bernama Nurlaela (37), warga Batuceper, Tangerang.

Saat itu sekira pukul 13.25 WIB, Nurlaela bergerak ke arah jalur shuttle bus.

Lagi Memanas dengan Indonesia, Intip Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh Milik China

Jenderal Top Hancur Kena Rudal AS, Bisa Dikenali dari Cincin di Jarinya

Geger Penemuan Mayat Wanita di Warung Remang-remang Jalinsum

Dari arah yang sama, bus juga baru bergerak ke arah jalur shuttle bus, menyerempet Nurlaela di bagian pinggir jalur.

Sang ibu hamil pun terjepit, hingga setelah beberapa saat banyak orang yang menolong.

Nurlaela akhirnya bisa diselamatkan.

Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soetta, Febri Toga Simatupang, mengatakan, pihaknya sudah memfasilitasi penanganan dan pemeriksaan secara medis untuk Nurlaela.

Febri menyebut, Nurlaela tidak menderita luka dalam setelah kejadian itu.

"Untuk hasil rontgen sudah keluar dan diagnosa dokter RSUD bahwa korban tidak ada luka dalam dan hanya luka luar," terang Febri saat dihubungi TribunJakarta.com.

Selanjutnya, pihak keluarga akan memulangkan Nurlaela untuk diobati secara tradisional.

"Keputusan keluarga akan dibawa pulang dan akan diobati secara alternatif, diurut," ujarnya.

Febri juga mengatakan, pihak keluarga Nurlaela enggan membawa kasus tersebut ke pihak kepolisian, melainkan menyelesaikannya secara kekeluargaan.

"Keputusan dari suami korban, Bapak Safrudin bahwa akan ditempuh dengan cara kekeluargaan dengan sopir shuttle bus," jelasnya.

Ibu hamil Melahirkan di Tepi Jalan

Yati (28) tak kuasa menahan lagi. Ia terpaksa melahirkan di tepi jalan desa, Jumat (4/10/2019) kemarin.

Momen itu berawal pada Jumat subuh saat Yati sudah merasa mulas.

Dukun beranak beserta sanak keluarganya berkumpul di rumahnya, Gunung Singkup, Dusun Desa, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

"(Keluarga) memutuskan bersama paraji (dukun beranak), (Yati) dibawa ke Poskesdes (pos kesehatan desa)," ujar Kepala Puskesmas Langkaplancar, Yana Taryana, Sabtu (5/10/2019).

Menggunakan sepeda motor sang suami, Yati pun diantar menuju Poskodes yang terletak di dusun tak jauh dari dusunnya.

Baru berjalan sekitar 1,5 kilometer, mulas yang dialami Yati semakin hebat.

Sampai-sampai suami tak tega melanjutkan perjalanan lantaran kondisi jalan rusak.

Sang suami kemudian menggendong Yati rebah di rerumputan tepi jalan.

Sang suami kebingungan.

Ia tidak paham apa yang mesti dilakukan terhadap sang istri yang sudah berteriak-teriak ingin melahirkan.

Dukun beranak dan keluarganya tak mengikuti Yati dan sang suami.

Sebab, mereka sedang menyiapkan tempat di rumah Yati untuk sang bayi ketika sudah lahir.

Tiba-tiba, ada seorang ibu yang melintas di jalan itu.

Ia kemudian turut membantu menenangkan Yati.

Rupanya, kelahiran sang buah hati sudah di depan mata.

Akhirnya, dengan bantuan ibu-ibu yang tak dikenalnya, Yati menjalani proses persalinan di tepi jalan rusak tersebut.

Usai melahirkan di pinggir jalan, Yati (28), warga Gunung Singkup, Dusun Desa, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, pulang ke rumahnya.

Hal ini diputuskan keluarga mengingat lokasi lahiran lebih dekat dengan rumah ketimbang harus ke poskesdes.

"Jarak rumah Bu Yati ke poskesdes 5 kilometer. Dia sudah menempuh perjalanan dari rumah ke lokasi lahiran 1,5 kilometer.

Dibawa ke poskesdes kasihan (lebih jauh)," kata Kepala Puskesmas Langkaplancar, Yana Taryana, saat dikonfirmasi, Sabtu (5/10/2019).

Yati dibawa ke rumah dengan cara ditandu.

Tandunya pun sederhana, terbuat dari sarung yang dipasangi bambu di atasnya untuk menopang tubuh Yati.

"Ambulans sebenarnya siap siaga. Hanya posisinya ada di puskesmas, di poskesdes tidak ada ambulans.

Jarak lokasi ke puskesmas sekitar 10 kilometer, cukup jauh," ujar Yana.

Bidan desa kemudian melakukan perawatan ke rumah Yati.

Yana mengaku, bersyukur pada proses persalinan tersebut, ibu dan anaknya selamat.

Sebelumnya, seorang Ibu hamil melahirkan di pinggir jalan desa yang kondisinya rusak.

Dia tidak keburu menuju poskesdes untuk melahirkan. Saat di perjalanan, dia mengalami mulas hebat dan melahirkan di pinggir jalan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Seorang Ibu hamil Terjepit di Bawah Bus Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Berita Terkini