Pengelola akun Twitter @hansssolo menulis kicauan, "Putusin saja kerjasamanya...!
Bereskan....
Kasih tahu nama restonya kita boycott rame"..
Duitnya mau tapi kelakuannya t**k..."
Pengelola akun Twitter @Maya_Arifin menulis kicauan, "sombong amat, viralkan!"
Pengelola akun Twitter @RicoJakers1928 menulis kicauan, "Kita buat tandingan buat tulisan di papan ojol di larang ambil order di resto ini pasang d depan restonya.."
Pengelola akun Twitter @kangsemproel menulis kicauan, "Kaya jaman belanda aja ada diskriminasi."
Pengelola akun Twitter @bangDauz1 menulis kicauan, "kalau ada resto diskriminatif kaya gini mending di tutup aja kerja samanya..kan masih banyak resto yang memanusiakan manusia."
Pengelola akun Twitter @Ririnatrala menulis kicauan, "Mungkin resto itu harus menyiapkan tempat khusus untuk para Ojol, seperti di Mc D, ada tempat khusus yang membuat ojek Go-Food lebih nyaman dan praktis ketika memesan makanan. Bukan dengan semena-mena menempel larangan di kaca semacam itu."
Manajemen Minta Maaf
Menanggapi hal tersebut, Supervisor Kalture Progressive Cafe & Resto, Aang, mengatakan, hal tersebut merupakan sebuah kesalahpahaman.
Kertas peringatan tersebut bukan bertujuan melarang masuk para ojek online, melainkan menghimbau agar tidak masuk ke area tengah tempat pengunjung makan.
Para ojol yang mau mengambil pesanan dipersilakan duduk di ruang tunggu samping tempat pemesanan.
"Jadi sebetulnya dari dulu pun kita sudah dua tahun di sini mereka (ojol) dipersilakan masuk, ada tempatnya di sini di area host. Ada beberapa bangku dan kursi untuk area mereka," kata Aang saat ditemui di rumah makan tersebut, Jumat (10/1/2020).
Dari pantauan Kompas.com, ruang tunggu untuk ojol tersebut berada di dalam bangunan restoran.
Ruangan berukuran sekitar 2x3 meter itu dilengkapi dengan bangku kayu.
Bukan hanya itu, pemberitahuan yang melarang ojol masuk ke dalam pun terlihat sudah tidak ada.
"Andaikata mereka (ojol) mau merokok pun mereka masih bisa memakai kursi yang di teras luar. Seperti itu," kata dia.