Longsor di Lampung Barat

4 Mobil Terjebak Longsor di TNBBS, Begini Kondisi Penumpang Saat Ini

Penulis: Ade Irawan
Editor: Noval Andriansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

4 Mobil Terjebak Longsor di TNBBS, Begini Konidisi Penumpang Saat Ini.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Saat terjadi Longsor, 4 unit mobil terjebak di tengah-tengah Longsor.

Kasat Lantas Polres Lampung Barat Iptu Raphiq Hendrawan membenarkan kejadian tersebut.

Raphiq Hendrawan memastikan para sopir dan penumpang dari 4 unit mobil yang terjebak, berhasil keluar dari kendaraan.

“Benar ada 4 mobil yang terjebak di dua lokasi berbeda dengan jarak antara Longsor satu dengan lainnya sekitar 100 meter,” terang Raphiq, Sabtu (25/1/2020).

Raphiq Hendrawan memastikan, para penumpang dari 4 mobil tersebut sudah diamankan di tempat yang aman.

BREAKING NEWS Jalan Liwa-Krui Lumpuh Total Akibat Longsor

• Satu-Satunya Akses Jalan 69 KK di Pardasuka Longsor

• PNS Ditemukan Tewas di Kebun Sawit Lampung Tengah, Anak Ungkap Pertemuan Terakhir

• Tukang Sunat di Lampung Barat Ditangkap Gara-gara Pangkas Kemaluan Anak SD, Begini Kondisinya

Namun, Raphiq Hendrawan belum mengetahui identitas para penumpang tersebut.

“Mereka semua selamat dan sudah di evakuasi ke tempat yang aman, namun untuk keempat mobil masih berada di lokasi,” imbuh Raphiq Hendrawan.

Longsor di TNBBS

Intensitas hujan yang tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Jumat (24/01/2020) sore.

Akibatnya terjadi bencana Longsor di dua titik ruas jalan Liwa-Krui tepatnya di Pal 21 dan Pal 22 Kawasan Taman NasionaL Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, sekira pukul 17:30 WIB.

Volume material Longsor yang cukup besar di dua titik tersebut mengakibatkan ruas jalan lintas nasional itu lumpuh total.

Kasat Lantas Iptu Raphiq Hendrawan, mendampingi Kapolres Lambar AKBP Rachmat Tri Haryadi mengatakan, bencana Longsor tersebut terjadi di tengah guyuran hujan.

Saat ini pihaknya telah menerjunkan personel untuk mengatur arus lalu lintas.

“Kondisi arus lalu lintas lumpuh total, dan para pengendara sudah kita arahkan untuk mengisi tempat parkir yang ada di sejumlah rumah makan di daerah tersebut," ungkap Raphiq, Sabtu (25/1/2020).

Saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) agar segera menurunkan alat berat ke lokasi untuk proses evakuasi.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak OPD terkait, mereka akan segera menurunkan alat berat untuk proses evakuasi,” ujarnya.

Sementara itu, Staf BPBD setempat, Hidayatullah mengatakan, pihaknya telah menerjunkan anggota untuk evakuasi Longsor.

"Kita kerjakan evakuasi malam ini, mudah-mudahan segera mungkin jalan dapat digunakan kembali," ungkapnya.

Satu-Satunya Akses Jalan 69 KK di Pardasuka Longsor

Curah hujan tinggi di wilayah Kabupaten Pringsewu juga menimbulkan dampak di wilayah pinggiran selatan Bumi Jejama Secancanan.

Yakni di wilayah Kecamatan Pardasuka.

Tepatnya di Pekon Rantau Tijang.

Yakni berupa jalan penghubung antar dusun, antara Dusun 6 dan Dusun 7 Pekon Rantau Tijang.

Camat Pardasuka Titik Puji Lestari mengatakan, ruas jalan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju Dusun 7 yang ditinggali oleh 69 KK.

"Longsor sepanjang kurang lebih 15 meter dengan kedalaman 12 meter, badan jalannya masih ada, tapi sudah sampai batas bahu jalan, " kata Titik, Kamis, 16 Januari 2020.

Peristiwa Longsor itu terjadi sekitar seminggu lalu.

Oleh karena khawatir menggerus badan jalan, sehingga dilakukanlah penanganan darurat.

Yakni dengan masyarakat gotong royong menimbun ruas jalan yang Longsor itu.

Menurut Titik, kini penanganan Longsor tersebut telah selesai.

Ruas Jalur Alternatif Penghubung 2 Kabupaten Jebol Akibat Luapan Air Sungai

Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Pringsewu beberapa hari terakhir menyisakan kerusakan pada sejumlah infrastruktur di Bumi Jejama Secancanan.

Kerusakan infrastruktur terutama jalan yang akibatkan genangan.

Paling parah pada ruas jalur alternatif yang menghubungkan dua kecamatan di dua kabupaten.

Yakni Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu dan Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Tepatnya ruas jalur alternatif yang mempersingkat jarak tempuh antara Pekon Sri Rahayu Kecamatan Banyuma ke Desa Sri Way Langsep Kecamatan Kalirejo.

Jalan yang berada di ruas wilayah Pekon Sri Rahayu tersebut jebol akibat tergerus air luapan Sungai Way Waya.

Camat Banyuma Hartoyo mengatakan, jalan ini jebol sepanjang 10 meter sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan.

Camat Banyumas Kabupaten Pringsewu Hartoyo meninjau langsung jalan jebol akibat luapan air sungai Way Waya (Dokumen Camat Banyumas)

"Jalan tersebut merupakan jalan tanah tanggul yang hanya biasa dilalui kendaraan roda dua," kata Hartoyo, Kamis, 16 Januari 2020.

Kalau yang di lokasi jebol, ungkap dia, badan jalan selebar empat meter.

Kemudian yang arah Sri Way Langsep hanya selebar 1,5 meter.

Jadi hanya sepeda dan sepeda motor saja yang dapat melewatinya.

Dia menambahkan, bahwa jalan tersebut mempersingkat jarak tempuh hanya sekitar 0,5 KM sudah sampai.

Bila menempuh jalan memutar, jarak yang ditempuh bisa berkisar 2,5 KM sampai dengan 3 KM.

Atas kerusakan jalan tersebut, Hartoyo mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pringsewu.

Dia mengatakan, hasil koordinasi tersebut akan melakukan penanganan secara bersama-sama. Yakni dengan bergotong royong bersama masyarakat.

Diguyur Hujan 1 Jam, Luapan Kali Pasir Gintung Rendam 20 Rumah Warga

Hujan lebat durasi kurang lebih satu jam, Selasa (14/1) malam menjadi penyebab meluapnya air kali pasir gintung.

Akibatnya ada sekitar 20 rumah warga di Kelurahan Pasir Gintung Kecamatan Tanjungkarang Pusat terendam banjir dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

Ketinggian air berangsur surut setengah jam setelah hujan reda.

"Disini emang udah langganan, hujan bentar air kali langsung naik," ujar Yusuf Ketua RT 05 LK 1, Rabu (15/1).

Yusuf memaparkan, hujan diperkirakan sekitar pukul 19.30 - 20.30 WIB memicu air kali meluber ke pemukiman.

Hingga pagi ini, masih tampak sejumlah warga membersihkan lumpur dan kotoran bekas banjir.

"Dari tadi malam sudah surut, ya ini beres beres sisah nya aja," ujar Yusuf.

Salah satu warga terdampak banjir, Purwanti mengatakan ketinggian banjir bervariasi.

Posisi rumahnya lebih tinggi dari tetangga hanya memasuki rumah sebatas mata kaki.

Kendati demikian, kata Purwanti, hujan yang tidak begitu lama pada malam itu cukup membuatnya cemas.

"Cuma saya sama ibu saya dirumah, suami lagi kerja belum pulang," kata Purwanti.

Untungnya hujan cepat redah, sehingga air berangsur surut.

"Ga ada kerusakan, paling hanya perabot kaya kursi sama lemari basah karena terendam," katanya.

Ketua RT 05 Lk 2 Otong menambahkan, kali pasir gintung meluap karena terjadinya pendangkalan.

Menurutnya, kedalaman air kali pada saat normal hanya sebatas lutut orang dewasa.

"Dulu sekitar tahun 73 air kali ini masih dalam bisa sampe setinggi dada. Sekarang lihat sendiri seperti apa," beber Otong.

Otong menyebut salah satu solusi untuk mengatasi banjir dengan cara mengeruk dasar kali.

Selama ini, kata Otong, sudah diajukan kepada pemerintah setempat namun belum ada tanggapan.

Sementara itu, Lurah Pasir Gintung Mashuri menyatakan pengerukan aliran sungai atau kali pasir gintung terkendala akses jalan.

Seperti diketahui, areal tersebut merupakan padat penduduk.

Sementara jalan penghubung warga hanya gang kecil yang dapat dilalui kendaraan roda dua.

"Rasanya kalau mau masuk alat berat kan sulit," kata Mashuri.

Kendati demikian pihak kelurahan masih menghimbau warga untuk waspada, mengingat musim hujan masih akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan.

Mashuri menambahkan, kalau memang banjirnya parah dan membahayakan warga kemungkinan akan dibentuk posko darurat bencana.

"Untuk saat ini belum, tapi sudah koordinasi dengan puskesling dan puskesmas rawat inap Simpur," tandasnya.(Tribunlampung.co.id/Ade Irawan/Robertus Didik Budiawan Cahyono)

Berita Terkini