Kebakaran di Bandar Lampung

Kebakaran Rumah di Perum BKP Bandar Lampung, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp 150 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kebakaran Rumah di Perum BKP Bandar Lampung, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp 150 Juta.

"Rezeki bisa dicari lagi. Alhamdulillah, semua anak saya selamat," kata Sofiah.

Seluruh Bangunan Hangus

Sebuah rumah di Jalan Badak, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, ludes terbakar, Selasa (7/1/2020) sore.

Diperkirakan, api mulai menjilat dinding rumah yang terbuat dari papan itu sekitar pukul 17.00 WIB.

Meski diguyur hujan, api cepat menyambar karena material rumah terbuat dari kayu.

Saat kejadian, sang pemilik rumah sedang berdagang.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Api yang berkobar hampir satu jam ini menghanguskan seluruh bangunan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandar Lampung mengerahkan empat unit unit damkar untuk memadamkan api.

Pemilik rumah, Sofiah (33), mengetahui rumahnya terbakar saat hendak pulang dari berjualan.

Dari kejauhan ia sudah melihat ada kepulan asap.

"Saya liat asap seperti ada rumah terbakar. Setelah saya dekati, ternyata itu rumah saya," ujar Sofiah.

Ia pun langsung teringat tiga anaknya yang berada di dalam rumah.

Terlebih lagi anaknya yang paling kecil sedang sakit.

Beruntung, tetangga yang lebih dulu mengetahui peristiwa ini langsung menyelamatkan anak Sofiah.

"Semua selamat, tadi ada tetangga sini yang dobrak pintu jadi anak anak saya bisa keluar," terangnya.

Sofiah menakir kerugian mencapai Rp 50 juta.

"TV, kulkas, semua terbakar gak sempat diselamatkan," katanya.

Wadanton B BPBD Bandar Lampung Dedi Irawan mengaku belum mengetahui penyebab kebakaran.

Namun api cepat menyambar dikarenakan rumah dari papan.

Di dalam rumah terdapat mesin jahit serta kain dan kasur.

"Banyak bahan pakaian sehingga mudah terbakar. Sementara untuk korban sudah dievakuasi ke rumah tetangga," tandasnya.

Masih kata Dedi, saat kejadian di rumah tersebut hanya ada tiga bocah.

Meski tak ada korban jiwa, kerugian materil diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

"Api cepat merambat karena rumah ini berbahan dasar papan," katanya.

Sofiah menyebut tak ada tabung gas di dalam rumahnya.

"Rumah saya gak ada gas. Gak tahu kalau sebelah, kemungkinan ada,"  kata Sofiah.

Saat kejadian Sofiah sedang membantu suaminya Edi (37) berjualan.

Sementara di rumah hanya ada ketiga anaknya.

"Yang paling tua anak saya umur 10 tahun. Waktu saya tinggal mereka ini lagi nonton TV sekalian jaga adiknya yang kecil lagi sakit," terangnya.(Tribunlampung.co.id /V Soma Ferrer/Sulis Setia M)

Berita Terkini