Terakhir Mandi Setahun Lalu, Derita Sukiyah Hidup dalam Gelap dan Rambut Jadi Sarang Tikus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sukiyah, 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya menjadi sarang tikus. Terakhir Mandi Setahun Lalu, Derita Sukiyah Hidup dalam Gelap dan Rambut Jadi Sarang Tikus.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Derita seorang wanita yang hidup sebatang kara, dari tak bisa melihat alias buta hingga rambut panjang jadi sarang tikus.

Wanita tersebut bernama Sukiyah.

Di dalam rumah beralas tanah dan berdinding papan, perempuan yang diperkirakan berumur 50 tahun ini berteman gelap.

Ibunya meninggal sekitar tiga tahun lalu.

Sementara adiknya semenjak menikah sebelum pindah ke Banjarnegara tak pernah pulang dan berkirim kabar.

6 ABG Jual Diri karena Habis Uang Seusai Liburan, Tarifnya Rp 600 Ribu Sekali Main

Kecewa karena Masalah Ini, Roy Suryo Laporkan Petinggi Sunda Empire ke Polda Metro Jaya

Rocky Gerung Ungkap Motif Jokowi Puji-puji Sandiaga, Gagalkan Anies Baswedan Presiden

PNS Ditemukan Tewas di Kebun Sawit Lampung Tengah, Anak Ungkap Pertemuan Terakhir

Sukiyah mengalami kebutaan sejak berumur lima tahun. Kala itu, dia sakit panas hingga kejang-kejang dan tidak bisa melihat lagi.

Namun, kala itu dia masih bisa beraktivitas normal hingga membantu orangtuanya berkebun.

"Sukiyah mulai bertingkah aneh dan jadi pendiam sejak umur 10 tahun," kata Suramto, paman Sukiyah, seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (25/12020).

Dia mulai mengurung diri dan enggan bersosialisasi.

Selama bertahun-tahun hanya berada di dalam rumah.

Setelah ibunya meninggal, Sukiyah sempat tidur di teras.

Oleh warga, dia dimasukkan ke dalam rumah dan setiap malam selalu dikunci dari luar.

"Itu agar dia tidak keluar rumah karena tidak ada yang mengawasi," terang Suramto.  

Sukiyah tinggal di Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Warga sempat mengaliri rumah Sukiyah dengan listrik dari masjid.

Namun, lampu yang menyala dirusak Sukiyah hingga selalu dalam keadaan gelap.

Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Salatiga, Ardian, menemukan Sukiyah berdasarkan cerita sesama relawan pada Rabu (22/1/2020).

Saat kali pertama ditemui, kondisinya sangat mengenaskan.

"Dia hampir tidak pernah bicara dengan orang lain, tapi saya lakukan pendekatan dan ngomong pengin susu," jelasnya.

Dia memperkirakan Sukiyah berdiam di rumah sekitar 27 tahun.

Saat itu, yang terlintas dalam benak Ardian adalah memotong rambut Sukiyah.

Selain rambutnya sudah mencapai dua meter, di rambut tersebut ada kotoran manusia dan anakan tikus.

"Dia mengajukan permintaan, nanti setelah dipotong, minta dikeramas dengan sampo warna hitam, dan diobatin," ungkapnya.

Ardian mengatakan, kaki Sukiyah sudah lemah sehingga tak bisa digunakan untuk berjalan.

"Dia cuma duduk selonjor dan kalau berpindah tempat ndlosor karena tangannya juga lemah," terangnya.

Sukiyah memang melakukan semua aktivitasnya di dalam rumah.

Bahkan, dia buang air besar dan kecil di dalam rumah sehingga mengeluarkan bau menyengat.

Meski selalu berada di rumah, lanjutnya, Sukiyah mengetahui perkembangan di luar dusunnya.

Dari hasil komunikasi dengan Ardian, dia bercerita tentang berbagai daerah yang ada di Kota Salatiga.

Sementara Darkumi, tetangga Sukiyah, mengatakan, setiap hari tetangga mengantarkan makanan untuk Sukiyah.

"Sudah ada yang ngirim makan. Kalau pagi, siang, sore ada. Tapi ya cuma dikasih depan pintu, nanti dimakan langsung," jelasnya.

Dia mengingat, Sukiyah terakhir mandi sekitar setahun lalu.

Saat itu ada enam orang dewasa yang memegangi karena dia terus berontak.

"Bahkan tangan saya sempat digigit. Setelah kejadian itu, tidak ada yang mau memandikan lagi," kata Darkumi.

Sudah Dipotong

Rambut gembel Sukiyah, warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, sepanjang dua meter dan menjadi sarang tikus telah dipotong.

Relawan Aksi Cepat Tanggap ( ACT) Salatiga, Ardian mengatakan, saat kali pertama melihat Sukiyah, yang terlintas dalam benaknya adalah memotong rambutnya. 

Selain rambutnya sudah mencapai dua meter, kata Ardian, di rambut tersebut ada kotoran manusia dan anakan tikus.

"Dia (Sukiyah) mengajukan permintaan, nanti setelah dipotong, minta dikeramas dengan sampo warna hitam, dan diobatin," ungkapnya.

Ardian mengatakan, kondisi Sukiyah sangat menperhatinkan, kakinya sudah lemah sehingga tak bisa digunakan untuk berjalan.

"Dia cuma duduk selonjor dan kalau berpindah tempat ndlosor karena tangannya juga lemah," jelasnya.

Sukiyah memang melakukan semua aktivitasnya di dalam rumah.

Bahkan, dia buang air besar dan kecil di dalam rumah sehingga mengeluarkan bau menyengat.

Meski selalu berada di rumah, lanjutnya, Sukiyah mengetahui perkembangan di luar dusunnya.

Setelah rambutnya dipotong, kata Ardian, Sukiyah sudah mulai berkomunikasi dengan dunia luar.

"Sukiyah sudah mulai berkomunikasi. Dia juga semalam sudah tidur di kasur, sudah mau mandi," ujarnya.

Ardian mengatakan, dirinya mencoba meyakinkan Sukiyah bahwa orang-orang yang berada di sekeliling Sukiyah adalah orang baik.

"Dia sekarang sudah berada di tempat yang lebih baik dan layak. Saya bilang, ini semua teman-teman saya. Jangan khawatir semua menjaga jenengan (anda)," ungkapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkini