Diserang Virus Corona Kota Wuhan Bak Kota Mati, di Kereta Api Tak Ada Penumpang yang Bicara

Editor: Romi Rinando
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang perempuan melintas di depan pasar ikan di Kota Wuhan, China, yang ditutup terkait dugaan sebagai lokasi awal merebaknya virus misterius di negara itu, Minggu (12/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-  Kota Wuhan di China menjadi asal mula virus Corona ditemukan.

Wabah virus corona menyebabkan kota Wuhan bak kota mati.

Tepatnya di pasar tradisional Huanan. Dilansir BBC (24/01/2020), penduduk setempat tidak dapat pergi setelah pemerintah memberlakukan pembatasan pergerakan mereka.

Warga asli Wuhan, Feng (25), pulang kampung dari Beijing ke Wuhan pada hari Rabu (22/01/2020).

Dia pulang sehari sebelum pemerintah menutup kota tersebut.

VIDEO Mengerikan Mayat-mayat Tergeletak di RS Wuhan karena Virus Corona

Virus Corona Serang China, Sambil Berteriak Warga Berebut Minta Tes Virus, Bali Siagakan 5 Ribu Obat

Antisipasi Virus Corona, Bandara Radin Inten Pasang Pendeteksi Suhu Tubuh

 

Dia pulang untuk bertemu keluarganya dan berniat merayakan tahun baru Imlek. Feng menaiki kereta berkecepatan tinggi.

Saat itu suasana terasa sangat menyeramkan. Biasanya Festival Musim Semi adalah migrasi manusia tahunan terbesar di dunia. Akan tetapi saat itu stasiun kosong.

"Ketika kami tiba di Wuhan, 90 persen penumpang mengenakan masker. Tidak ada yang berbicara dan itu cukup mengerikan," katanya pada BBC. Seorang pengacara, Weijiang, pergi ke Wuhan untuk mengunjungi anggota keluarganya di rumah sakit.

Kota terbatas

Dia mengatakan kehidupan di kota itu terbatas. Setelah transportasi dihentikan, jalanan terasa kosong. Tetapi sebagian besar toko masih buka untuk bisnis. Lebih banyak orang menggunakan masker operasi daripada masker biasa.

Ada juga seorang pelajar Tionghoa dari Wuhan, yang enggan disebutkan namanya.

"Semua keluargaku tinggal di dalam rumah. Ibuku pergi ke supermarket kemarin dan rak-raknya kosong," ujar dia.

Kendati demikian, dia hanya punya cukup makanan dan air untuk bertahan selama 10 hari.

Dia telah mengetahui virus itu sebulan sebelum adanya pengumuman resmi. Lalu dia meminta keluarganya untuk membeli makanan dan masker.

Dia menceritakan jalanan diblokir saat ini sehingga menyulitkan untuk mencari masker. Seminggu yang lalu (17/01/2020), dia pergi ke rumah sakit dan masih banyak orang tidak memakai masker. Dia bersama keluarganya baik-baik saja dan setiap hari rutin memeriksakan suhu badan.

Diketahui hingga Minggu (26/1/2020) sore, virus corona diketahui telah menyebar ke 13 negara dan telah menewaskan 56 orang. (Artikel ini telah tayang di Kompas.com)

Berita Terkini