Kedua korban mendatangi rumah Mulyadi di Bumiratu Nuban.
Korban dan pelaku menyepakati harga sapi yang akan dijual.
Namun, Mulyadi menetapkan harga sapi setelah memotong utang korban.
"Dia nggak mau (pembayaran dipotong utang)."
"Dia maunya supaya sapi dibayarkan penuh," ujar Mulyadi.
Sosok Mulyadi di mata tetangga
Di mata para tetangga, Mulyadi merupakan sosok pendiam.
Seorang warga yang enggan disebut namanya mengatakan, Mulyadi dikenal sebagai belantik alias Makelar Sapi.
"Memang dia (Mulyadi) pekerjaannya sebagai belantik sapi. Orangnya biasa saja. Bergaul dengan warga lainnya juga biasa saja," katanya, Jumat (31/1/2020).
Warga tak pernah menyangka bahwa dua pria yang ditemukan di sungai dibunuh oleh Mulyadi.
"Gak nyangka kalau dia pelakunya. Karena selama ini memang dia seperti biasa saja, tak ada masalah. Memang setelah ditemukan mayat di sungai, dia katanya sudah keluar kampung," kata wanita setengah baya itu.
Kedua korban meninggal setelah diracun dan dianiaya Mulyani di Lampung Tengah dengan motif pembunuhan sadis berupa utang yang tak dibayar. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)