Kemudian, lanjut Maya Metissa, wilayah yang ditemukan kasus DBD tersebut, langsung dilakukan fogging.
"Karena dengan cara fogging fokus, memang anggaran tersebut yang dimiliki Diskes," kata Maya Metissa.
Pemberantasan DBD itu, tegas Maya Metissa, dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni menerapkan 3 M plus.
Di antaranya, lanjut Maya Metissa, menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas berpotensi menampung air hujan.
"Kalau hujan rintik pasti ada sarang jentik nyamuk, dan kami juga sudah menyosialisasikan bahaya DBD ini kepada 27 puskemas," jelas Maya Metissa.
Adapun kegiatan sosialisasi DBD itu, kata Maya Metissa, termasuk dengan pembangian bubuk abate untuk ditaburkan ke dalam bak mandi.
Anak 12 Tahun Dirawat karena DBD
Lukmansyah warga LK01/RT01 Kelurahan Rejosari mengatakan, anaknya Luchi Amanda Putri (12) dinyatakan positif terkena DBD.
Saat ini, pelajar kelas VII MTs Negeri 2 Kotabumi ini telah mendapatkan perawatan medis di RS Ryacudu selama 4 hari.
“Ada siswa yang lainnya yang terkena DBD di antaranya anak saya. Saya berharap ini menjadi perhatian khusus untuk sekolah maupun dari Diskes," harap Lukmansyah.
Lukmansyah khawatir, penyebaran DBD ini akan semakin meluas ke warga dan murid-murid yang lainnya.(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)