Tribun Bandar Lampung

Harga Bawang Putih Meroket, Emak-emak Menjerit Minta Pemerintah Stabilkan Harga

Penulis: ahmad robi ulzikri
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu pedagang bawang putih di pasar tradisional Bandar Lampung. Harga Bawang Putih Meroket, Emak-emak Menjerit Minta Pemerintah Stabilkan Harga

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kenaikan harga bawang putih ternyata juga dirasakan oleh pedagang dan pembeli di sejumlah pasar di Bandar Lampung.

Pasalnya jika harga normal yang semula Rp 30 ribuan kini meningkat hampir dua kali lipat seharga Rp 60 ribu rupiah per kilogram.

Menurut May (43) salah seorang pedagang di Pasar Tempel Rajabasa mengaku kenaikan harga bawang putih dikarenakan komoditas yang diimpor dari China  tersebut sedang langka.

“Sekarang harganya Rp 60 ribu barangnya langka, katanya si karena kondisi China itu (Virus Corona) tadinya normalnya sekilo Rp 30 ribu,” terangnya kepada Tribunlampung.co.id pada Sabtu (8/2/2020).

May juga mengeluh dengan kenaikan harga tersebut berdampak pada tingkat pembelian masyarakat yang menurun.

Ditemukan Ratusan Karung Bawang Putih Impor China di Gudang Distribusi Blora

Lebih Cepat dan Mudah, Begini Trik Mengupas Bawang Putih Tanpa Menyentuh Kulitnya

BREAKING NEWS Gajah Liar Serang Satgas di Register 31 Tanggamus, Betis Saridi Robek Digigit Gajah

Beraksi Tak Sampai 2 Menit, 4 Pelaku Gasak Motor di Indekos Rajabasa, Aksi Terekam CCTV

“Respon pembeli jadi  galau, sedikit tadinya beli seperempat sekarang cuma beli sebonggol saja,” katanya.

Tidak hanya May, Sinaga (56) salah seorang pedagang di Pasar Untung Surapati juga mengatakan hal yang sama tentang kenaikan harga bawang putih.

“Harga bawang putih Rp 60 ribu. Tadinya bertahap  dari Rp 30 ribu, 40 ribu, 55 ribu sampe sekarang Rp 60 ribu. Kata orang lagi musim virus itu (Corona) tapi saya kurang tau sebabnya kenapa.” jelas  pedagang yang sudah berjualan 25 tahun dipasar tersebut.

Menurut Sinaga kenaikan harga tersebut  berdamapk pada menurunnya daya beli masyarakat.

“Pembeli hanya mondar-mondir tidak yakin ini 60 ribu keliling muter-muter sama saja harganya. Pembelian mereka berkurang separuh harga juga tidak bisa sekarang,” katanya.

Dirinya juga berharap agar harga bisa kembali normal seperti biasa.

“Harapannya normalah kasian yang beli kita juga modalnya harus gede,” jelasnya.

Tidak hanya pedagang kenaikan harga bawang putih juga dikeluhkan oleh para pembeli.

Cici misalnya, yang merupakan salah seorang penjual nasi uduk mengaku harus mengurangi pembelian bawang putih.

“Soalnya harganya mahal banget melambung tinggi kaya gitu apalagi saya penjual nasi uduk bawang putih itukan penting buat masak. Jadi belinya berkurang bisanya beli sekilo sekarang cuma beli seperempat kilo,” keluhnya.

 Sama seperti Cici, Rohmah warga Untung Surapati juga mengaku menjerit dengan kenaikan harga bawang putih tersebut dan berharap pemerintah segera mengambil tindakan.

“Lumayan mahal lumayan menjerit terasa banget. Tadinya beli sekilo sekarang cuma beli sepeempat, nyukupin uang belanja. Harapannya pemerintah mohon diperhatiin harganya biar layak lagi seperti biasa,” ungkapnya.

Harga Bawang Putih di Lampung Utara Meroket Rp 60 Ribu Per Kg

Komoditas bawang putih di pasar bumi ragem Lampung meroket drastis.

Jika sebelumnya harga bawang putih di beberapa pasar di Lampung Utara sebesar Rp 32 ribu per kilo gram akan tetapi sejak empat hari ini meroket Rp 60 ribu per kilo gram.

Harga tersebut menurut Anto Pani (40) pedagang bawang di Pasar Dekon, Jumat (7/2/2020) sangat tinggi.

Hampir dua kali lipat kenaikannya dan pedagang menjerit pasalnya dengan harga semahal itu dikhawatirkan akan membuat sepi pembeli.

"Harganya tinggi sekali, kalau biasanya saya itu bisa menjual 10 kg tetapi hari ini hanya dijatah 5 kg saja untuk menjualnya," kata warga Kemang Tanjung Abung Selatan ini.

Daya pembeli sangatlah lemas dan turun drastis, kalau sekarang ini membelinya hanya seperempat.

Fenomena penyebaran virus corona yang ada di China memang berdampak kepada sektor ekonomi.

Apalagi bawang putih ini diimpor dari dari negeri Tiongkok oleh pemerintah.

Diharapkan agar pemerintah bisa mencarikan solusi bagi permasalahan dari komoditas bawang putih ini.

"Kami memohon untuk pemkab setempat bisa mencarikan solusi dari komoditas bawang putih ini yang langka dan mahal ini," katanya.

Selain bawang putih yang melonjak naik harganya dan rampai juga demikian.

Jika sebelumnya harga Rp 12 ribu per kg tetapi sekarang ini mencapai Rp 20 ribu per kg.

Kemudian tomat jika sebelumnya Rp 6 Ribu saat tembus Rp 15 Ribu per Kg.

"Kalau bawang merah masih Rp 30 Ribu per Kg dan cabai merah Rp 50 Ribu per Kg," katanya

Tekad (60) pedagang lainnya menjelaskan kalau dirinya saat ini menjual bawang tidak selaris sebelumnya.

Makanya dengan barang tidak ada, dirinya pun menaikan dua kali lipat harga jual dari bawang tersebut dari harga semula.

Kalau sebelum mahal, dirinya dapat menjual bawang putih ini berkilo-kilogram.

"Sekarang ini bisa menjual 5 kg perhari itu saja sudah hebat. Saya minta kepada pemkab harus merespon komoditas yang bergejolak di pasar ini," kata wanita paruh baya yang sudah bertahun-tahun berjualan bawang putih.

Maryamah (35) warga Propau mengatakan jika bisa harga bawang putih diturunkan.

Apalagi komoditas ini sangat diperlukan agar masakan lebih terasa nikmatnya.

"Bawang putih itu memang diperlukan dan sangatlah keberatan dengan naiknya harga bawang putih itu," katanya

Makanya selama naiknya harga bawang putih tersebut dirinya membatasi dalam penggunaannya.

Lalu setiap kali belanja biasanya beli setengah kilogram dan sekarang ini hanya seperempat saja.

Sementara itu, sekretaris daerah (Sekda) Pemkab Lampung Utara Sofyan mengatakan akan menginstruksikan kepada Kadis Perdagangan untuk mengecek komoditas bawang putih di pasaran.

Pemkab juga akan berkoordinasi dengan Bulog berupaya untuk menstabilkan harga.

"Saya minta kepada pemerintah pusat agar bisa menstabilkan harga bawang putih ini," katanya

Kalau operasi pasar itu Bulog yang mempunyai pekerjaan yang secara vertikal.

"Tetapi Pemkab Lampung Utara hanya bersaran saja yang artinya bagi masyarakat harus mengurangi penggunaan bawang putih tersebut," tukas dia. (Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi/Bayu Saputra)

Berita Terkini