TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESAWARAN - Kepolisian Resor (Polres) Pesawaran mengungkap penyebab Pelajar SMP di Bumi Andan Jejama tewas tenggelam, pada Sabtu (8/2/2020).
Kapolres Pesawaran AKBP Popon Ardianto Sunggoro mengatakan, bila pelajar Rehan Ma'ruf (13) tenggelam karena tidak bisa berenang.
Akibatnya warga Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran tewas tenggelam di embung penampungan air Desa Purworejo, Kecamatan Negri Katon, Kabupaten Pesawaran.
"Bersama teman-temannya mandi di embung penampungan air tersebut. Namun, ternyata korban tidak bisa berenang dan tenggelam," ungkap Popon melalui Humas Polres Pesawaran, Minggu, 9 Februari 2020.
Peristiwa tersebut sempat membuat gempar warga sekitar TKP, yang berbondong-bondong menyaksikan pencarian korban di embung penampungan air tersebut.
• Bocah SMP di Pesawaran Tewas Tenggelam saat Mandi Bersama 3 Rekannya di Embung
• Suami Penghina Tri Rismaharini Tulis Surat Menyedihkan, Hati Risma Langsung Luluh
• Begal Sadis Bunuh Tukang Ojek, Lalu Buang Mayatnya di Perkebunan Sawit hingga Membusuk
• Kawanan Gajah Liar Gigit Saridi, Petugas Pukul Gajah untuk Lepaskan Gigitan
Tewas saat Mandi Sama Teman
Korban tewas tenggelam, Rehan Ma'ruf (13) warga Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran datang ke embung penampungan air bersama temannya.
Dia bersama tiga orang rekannya mendatangi embung yang ada di Desa Purworejo, Kecamatan Negri Katon, Kabupaten Pesawaran.
Kapolres Pesawaran AKBP Popon Ardianto Sunggoro mengungkapkan, dua dari tiga rekannya merupakan tetangga korban di Desa Kutoarjo,Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.
Yaitu Adly Saputra (11), dan Nanda Aditama (15).
Kemudian, Rofiq Nur Hidayat (13) warga Desa Bagelen, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.
"Sekira pukul 13.30 WIB, korban bersama teman-temannya mandi di embung penampungan air dimaksud," ungkap Popon melalui Humas Polres Pesawaran, Minggu, 9 Februari 2020.
Pelajar SMP Tenggelam
Nasib nahas dialami Rehan Ma'ruf (13), warga Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.
Pelajar SMP ini harus berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa pada usianya yang belia.
Rehan tewas setelah tenggelam di embung penampungan air Desa Purworejo, Kecamatan Negrikaton, Sabtu, 8 Februari 2020 sekira pukul 13.30 WIB.
Kapolres Pesawaran AKBP Popon Ardianto Sunggoro membenarkan terkait peristiwa tenggelamnya remaja 13 tahun tersebut.
"Korban tenggelam saat bersama teman-temannya mandi di embung penampungan air Desa Purworejo, Kecamatan Negri Katon," ujar Popon melalui Humas Polres Pesawaran, Minggu, 9 Februari 2020.
Atas kejadian tersebut petugas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Selain itu mengumpulkan bahan keterangan dari saksi-saksi.
Petugas juga mendatangi rumah korban di Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedongtataan.
Hasilnya, korban dipastikan tewas karena tenggelam di embung penampungan air Desa Purworejo, Kecamatan Negrikaton tersebut.
Diketahui peristiwa tersebut membuat gempar warga sekitar TKP, yang berbondong-bondong menyaksikan pencarian korban di embung penampungan air tersebut.
Siswa SD di Lampura Tewas Tenggelam di Kolam Renang
Seorang siswa SD, Muhammad Afda Unur tewas tenggelam di Kolam Renang Lembah Bambu Kuning di Desa Abung Jayo Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara (Lampura), Sabtu (18/1/2020) sekitar pukul 10.30 WIB.
Berdasarkan informasi yang didapat, Muhammad Afda merupakan pelajar SDN 1 Abung Jayo Kecamatan Abung Selatan yang baru duduk di kelas IV.
Putra dari pasangan Isbini dan Siti Fadilah warga Dusun Marga Mulyo Desa Abung Jayo Kabupaten setempat meninggal dunia dalam perjalanan dari kolam Lembah Bambu Kuning ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ryacudu Kotabumi.
Tukiyo (45) salah satu karyawan kolam renang Lembah Bambu Kuning saat dikonfirmasi awak media menjelaskan, bersama murid lainnya yakni kelas III, IV, V dan VI melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dari sekolahnya SDN I Abung Jayo berenang di kolam Renang Lembah Bambu Kuning.
“Di lokasi para murid hanya diperbolehkan oleh guru berenang di tempat yang tidak dalam, akan tetapi karena terlalu banyak murid yang ikut pada kegiatan berenang sehingga tidak semua terkontrol. Kami diminta oleh gurunya untuk membatu mengawasi anak muridnya,” Jelas Tukiyo.
Lebih lanjut Tukiyo menjelaskan, salah satu murid yaitu korban berenang di kolam yang dalamnya sekitar 160 cm.
Saat itu diketahui oleh penjaga kolam bahwa murid tersebut tenggelam dan dilakukan pertolongan oleh salah satu guru dan diangkat ke tepian kolam.
Setelah di tepian kolam kemudian dilakukan pertolongan pertama lalu dibawa ke ke Rumah Sakit Umum Ryacudu Kotabumi namun korban meninggal dunia saat perjalanan ke Rumah Sakit.
“Pada saat dipinggir kolam, korban masih bernafas. Kami langsung dibawa ke rumah sakit,“ terangnya.
Sementara Kaur Forensik Polres Lampung Utara, Bripka Untung saat dikonfirmasi usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), membenarkan bahwa telah terjadi tenggelamnya salah satu pelajar Sekolah Dasar di LBK.
Pada saat dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban, Untung mengatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
“Pada saat dilakukan visum tidak ada tanda-tanda kekerasan, yang saya temukan pada telinga sebelah kanan korban mengeluarkan air. Untuk sementara penyebab kematian korban disebabkan karena tenggelam,” tukasnya.
Ayah-Anak Tewas Tenggelam di Pantai Cukuh Balak Saat Liburan Tahun Baru
Perayaan tahun baru berujung tragedi terjadi di Pantai Karang Bebai, Pekon Tengor, Kecamatan Cukuh Balak, Tanggamus.
Seorang ayah dan anaknya tewas tenggelam saat berlibur bersama, Rabu (1/1/2020).
Mereka adalah Syarifudin (50) dan anaknya, M Syaifullah (17), warga Dusun Nabang Sari, Pekon Kerta Sana, Kecamatan Kedondong, Pesawaran.
Kabid Kedaruratan BPBD Tanggamus Adi Nugroho mengatakan, keduanya tenggelam saat mandi di pantai.
Sempat hilang, namun mereka ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Adi menuturkan, saat keduanya tenggelam langsung diketahui warga sekitar.
Selanjutnya langsung dilakukan upaya pertolongan dan pencarian oleh warga dan aparat gabungan.
"Bersyukur karena kedua korban langsung ditemukan tidak lama setelah meninggal, maka upaya pencarian tidak terlalu lama," terang Nugroho.
Musibah di hari tahun baru ini bermula saat keluarga korban datang ke rumah saudaranya di Pekon Tengor.
Saat itu mereka tiba sekitar pukul 11.00 WIB lalu istirahat sejenak di rumah saudaranya tersebut.
Kemudian keluarga ini ke pantai berniat mandi laut. Saat itu yang mandi M Syaifullah dan M Rizki adiknya.
Baru saja mandi keduanya langsung tenggelam.
Hal itu diketahui Syarifudin yang langsung coba menolong anak-anaknya.
Rizki bisa tertolong dan selamat dari kecelakaan wisata ini, sedangkan Syarifudin dan Syaifullah hilang.
Selanjutnya langsung dilakukan pencarian terhadap keduanya.
Selang 30 menit kemudian kedua korban ditemukan dan langsung dibawa ke Puskesmas Cukuh Balak.
Hasil pengecekan tim medis, keduanya meninggal dunia.
"Kedua korban dibawa dengan ambulans Puskesmas Cukuh Balak ke Pesawaran untuk diantarkan ke rumah duka," terang Nugroho.
Menurut Kapolsek Cukuh Balak Polres Tanggamus Inspektur Dua Eko Nugroho, hasil visum kedua korban meninggal murni karena tenggelam.
Ia mengatakan, di lokasi kejadian memang tidak ada penjaganya karena memang tidak dikelola.
"Pantai tersebut biasa disebut Pantai Karang Bebai. Namun tidak dikelola oleh masyarakat. Jadi warga biasanya datang dan pergi untuk mandi di sana," ujar Eko.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mengevakuasi korban.
"Kami ucapkan terima kasih atas seluruh bantuan tim gabungan yang telah membantu evakuasi dan penyelamatan Rizki," ucapnya.
Saat libur kemarin, beberapa tempat wisata dikunjungi ribuan orang.
Seperti tempat wisata Bukit Idaman, Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting. Lalu tempat wisata air terjun Way Lalaan.(Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C/Anung Bayuardi)