Menurutnya, ketersediaan sparepart Chevrolet Captiva cukup sulit ditemukan di Bandar Lampung.
Harga suku cadangnya juga relatif mahal.
"Biar sedikit agak mahal, sparepart-nya cukup awet. Sementara buat ketersediaan di sini (Lampung) memang agak sulit. Biasanya kita pesan lewat kenalan atau online di Jakarta," paparnya.
Namun, ia tidak pernah mengkhawatirkan suku cadang.
Pasalnya, anggota KCI Lampung kerap bertukar informasi, mulai dari perawatan hingga pemeliharaan Chevrolet Captiva.
Komunitas yang didirikan pada 2017 itu menjadi wadah bagi sesama pengguna Chevrolet Captiva dalam bertukar informasi.
"Bisa kita katakan Chevrolet Captiva adalah mobil anti-mainstream di Lampung. Artinya, sangat jarang kita ditemui di jalan raya. Hingga tidak semua orang paham mobil ini," pungkas pria yang kini menjabat pembina KCI Lampung tersebut.
"Itu salah satu guna keberadaan KCI Lampung. Kita bisa saling sharing dan tukar informasi di sini. Tentunya, kita juga bisa bersilaturahmi," ucapnya.
Dengan begitu, Syamsul berharap calon pengguna Chevrolet Captiva tidak perlu khawatir dalam menanggapi kabar akan hengkangnya produsen otomotif asal Amerika Serikat itu dari Indonesia.
Seperti diketahui, Chevrolet resmi menyatakan akan undur diri dari Indonesia terhitung pada Maret 2020 ini.
"Soal itu tidak usah dipermasalahkan. Karena tidak adanya diler resmi pun di sini kita bisa tukar informasi tentang mekanik atau bengkel yang bisa diandalkan," kata Syamsul.
"Sementara kalau buat kebutuhan sparepart, sekarang ini banyak importir yang memasok sparepart original dalam jumlah banyak," tandasnya. (tribunlampung.co.id/tama yudha wiguna)