TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pringsewu merawat satu orang PDP (pasien dalam pengawasan) virus corona atau Covid-19.
Direktur RSUD Pringsewu, Teddy mengatakan, PDP tersebut mulai dirawat, Jumat, 20 Maret 2020.
"Benar, PDP merupakan anak perempuan umur 11 tahun," ujar Teddy, Jumat (20/3/2020).
Teddy mengatakan, si pasien tidak ada riwayat kontak dengan penderita virus corona.
• Malaysia Lockdown Akibat Virus Corona, Pemerintah Akan Turunkan Tentara Hadapi Masyarakat Tak Patuh
• Anggota DPRD Marah-marah Saat Dicek Kesehatan Antisipasi Virus Corona, Tanya Perintah dari Mana
• Istri-Anak Pasien 01 Lampung Isolasi Diri, Enam Kerabat Pasien Positif Corona Warga Balam Dipantau
• Pria Lajang Tewas di Rumah Mewah, ART Lihat Darah di Lantai dan Dinding Kamar Korban
Akan tetapi, lanjut Teddy, orangtua pasien berdomisili di wilayah pandemi virus corona, yakni Bogor.
"Pulang menjenguk anaknya yang tinggal bersama nenek," kata Teddy.
Ia pun enggan menyebutkan wilayah tempat tinggal PDP karena khawatir menimbulkan ketakutan masyarakat.
Sampai saat ini, tim RSUD Pringsewu terus memantau pasien.
Kondisi pasien stabil dengan keluhan pasien demam, batuk, dan nyeri tenggorokan.
Pemantauan selama 3x24 jam, sambil menunggu diagnosis lebih lanjut.
Menurut Teddy, akan dilaksanakan pemeriksaan rontgen dada pada si pasien.
RSUD Pringsewu menyiapkan ruangan isolasi dalam rangka siap siaga menghadapi virus corona atau Covid-19 di Bumi Jejama Secancanan.
Teddy mengungkapkan, ruangan isolasi tersebut berkapasitas tiga tempat tidur.
"Sudah dibentuk Satgas Kesiapsiagaan Corona RSUD Pringsewu," ungkap Teddy.
Ditambahkan Teddy, satgas tersebut melibatkan tiga dokter spesialis, yaitu dokter spesialis paru, dokter spesialis penyakit dalam, dan dokter spesialis anak.
Teddy mengatakan, RSUD Pringsewu telah meniadakan jam besuk mulai 16 Maret 2020.
Ada pemeriksaan suhu menggunakan termometer infrared sebelum pasien masuk rumah sakit.
Tujuannya, lanjut dia, untuk mendeteksi suhu badan setiap orang yang berkunjung ke rumah sakit.
"Apabila ditemukan pasien dengan suhu lebih dari 38 derajat celsius akan diskrining lebih lanjut apakah ada gejala penyerta yang mengarah kepada ODP (orang dalam pemantauan) atau PDP (pasien dalam pengawasan)," kata Teddy.
1 warga Bandar Lampung positif virus corona
Sebelumnya pada Rabu (18/3/2020), satu warga Bandar Lampung yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dinyatakan positif Covid-19.
Pasien pria berusia 62 tahun itu dipastikan terkena virus corona berdasarkan pengumuman pemerintah pusat.
Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Rabu (18/3/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana membenarkan pengumuman itu.
"Iya betul (pengumuman satu pasien warga Bandar Lampung positif corona)," kata Reihana melalui pesan WhatsApp, Rabu sore.
Menindaklanjuti pengumuman resmi pemerintah pusat, Diskes Lampung menggelar konferensi pers di aula kantor Badan Pelatihan Kesehatan Lampung, Rabu petang.
• Alasan Atta Halilintar Umumkan di IG Sumbang Penghasilan YouTube buat Penanggulangan Virus Corona
• Artis Raffi Ahmad Bilang Andre Taulany Keterlaluan di Hadapan Nagita Slavina
• Reaksi Atta Halilintar Saat Aurel Hermansyah Dihina di IG, Sampai Ucapkan Kata Tolong
Dalam konferensi pers, Reihana menjelaskan pasien RSUDAM tersebut diketahui positif corona dari hasil pemeriksaan laboratorium di Jakarta oleh Kementerian Kesehatan.
Hasil lab keluar lebih kurang empat hari setelah sampel air liur pasien dikirim pada Sabtu (14/3/2020) akhir pekan lalu.
"Pasien usia 62 tahun yang dirawat di RSUDAM itu positif (corona). Sudah dilaporkan kepada Bapak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi," ujarnya.
Dengan dipastikannya satu warga Bandar Lampung positif terkena corona, Reihana mengimbau masyarakat Lampung tidak panik.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung ini meminta masyarakat terus menjaga pola hidup sehat.
"Kami berharap pasien positif Covid-19 ini sembuh. Masyarakat jangan panik. Jika sesak napas, silakan hubungi pihak kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, hindari keramaian, tutup mulut jika batuk dan bersin. Jaga pola hidup bersih dan sehat," pesannya.
Riwayat pasien positif
Pasien warga Bandar Lampung positif corona ini pertama kali dilaporkan oleh anaknya yang berusia 32 tahun ke puskesmas, Sabtu (14/3/2020) lalu.
Sang anak khawatir karena mengetahui ayahnya terlibat dalam pertemuan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), 25-28 Februari 2020.
Pertemuan itu berlangsung di hotel di Bogor, Jawa Barat.
Dari pertemuan tersebut, diketahui ada satu peserta dari Jawa Tengah meninggal dunia dan dipastikan positif corona.
Kemudian ada satu peserta lainnya yang dirawat di rumah sakit di Jakarta.
"Mereka ini bersamaan pada saat itu, di Bogor, pertemuan jemaat," kata Reihana dalam konferensi pers, Rabu petang.
Peserta pertemuan jemaat GPIB asal Bandar Lampung itu pulang ke kediamannya pada 29 Februari.
Reihana mengungkapkan, kondisi badan pria berusia 62 tahun itu mulai panas pada 3 Maret.
"Suhu badannya 37 derajat celsius. Lalu batuk, makan dan minum susah menelan. Pasien ini kemudian periksa ke dokter swasta. Periksa ke laboratorium juga, di RS Advent. Tes widal untuk tifoid (tifus)," beber Reihana.
Selanjutnya, Jumat (13/3/2020) pekan lalu, yang bersangkutan menjalani pemeriksaan di puskesmas.
Sehari berselang, anaknya datang lagi dan melapor ke puskesmas.
"Oleh petugas diberi masker, lalu pulang. Istri (pria tersebut) panik, meminta pergi ke RSUDAM menggunakan layanan BPJS," ujar Reihana.
Pria tersebut akhirnya masuk dan mulai dirawat di RSUDAM pada Sabtu siang.
Ia lalu dinyatakan kategori pasien dalam pengawasan (PDP).
Sampel swab tenggorokannya dikirim ke Kemenkes, diteliti, hingga dinyatakan positif corona, Rabu (18/3/2020).
Hingga diumumkan positif corona, kondisi pasien di RSUDAM ini membaik.
Ia tetap dalam pemantauan pihak RSUDAM.
Warga Lamtim negatif
Sementara satu pasien kategori PDP lainnya, warga Lampung Timur, dinyatakan negatif corona.
"Satu lagi pasien PDP, yang dirawat di RSUD Ahmad Yani, Metro, hasilnya negatif (corona). Namun, belum boleh pulang dari RS," kata Reihana.
Juru Bicara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Metro Nasir AT mengungkapkan, kondisi pasien membaik dengan tekanan darah normal.
"Selang infus sudah dicabut. Sudah bisa duduk-duduk," ujar Nasir, Rabu.
Sementara dua pasien anak-anak sejauh ini masih dirawat di RS Belleza, Bandar Lampung.
Masing-masing berumur 1 tahun dan 2 tahun 6 bulan.
Untuk pasien balita 2 tahun 6 bulan, Reihana menyebut pihak keluarga khawatir lantaran nenek dari balita tersebut baru saja datang dari Jakarta.
Adapun pasien balita 1 tahun juga dilakukan pemeriksaan oleh keluarganya karena khawatir.
"Kami sudah mengambil sampel swab tenggorokannya," kata Reihana.
Lacak interaksi pasien
Diskes Lampung menyatakan melacak interaksi dan hubungan pasien positif corona sebelum dinyatakan positif.
Diskes akan mendata setiap orang yang sempat berhubungan dengan si pasien.
"Akan kami tracing (lacak), bertemu dengan siapa saja," ujar Reihana.
Pihaknya mengimbau warga melakukan self isolation (isolasi diri di rumah selama 14 hari) untuk memutus mata rantai virus corona.
"Semua dari kita bisa jadi ODP (orang dalam pemantauan). Maka, harus kita putus mata rantai virus ini dengan self isolation," katanya.
Terkait pencegahan, menurut Reihana, tak hanya dengan menggunakan masker.
Warga juga harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Reihana menambahkan Lampung sampai saat ini tidak melakukan lockdown.
"Penekanannya, harus menjaga stamina tubuh. Masyarakat diharapkan melapor kepada tempat pelayanan kesehatan setempat kalau tidak enak badan," ujarnya. (tribunlampung.co.id/robertus didik)
• Ustaz Adi Hidayat Singgung Orang Tak Punya Ilmu Jangan Berfatwa tentang Corona
• Mobil Honda Brio Terbang Tewaskan Pemotor
• Menhan Prabowo Bergerak Cepat Tangani Virus Corona