Cerita Siswa Belajar di Rumah, Mulai Tak Ada Gadget Tak Kumpul Tugas, Orangtua Repot Kirim Video 

Editor: Romi Rinando
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Ilustrasi Cerita Siswa Belajar di Rumah, Mulai Tak Ada Gadget Tak Kumpul Tugas, Orangtua Repot Kirim Video 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sejak 17 Maret hingga 28 Maret 2020 anak-anak sekolah mulai TK, SD hingga SMP hampir di seluruh Indonesia diliburkan.

Meski diliburkan bukan berarti para siswa tidak  belaja. Karena para tetap belajar di rumah dengan cara online.

Menarikanya proses belajar online ini ternyata tidak mudah, banyak cerita unik dan cerita sedih para orangtua.     

Sepeti melansir dari Sripoku.com, Jumat (20/3/2020), secara langsung memantau dua guru yang mengajar di SD yang ada di Palembang yaitu Guru SD Negeri 23 Muslim dan Guru SD Negeri 42 Siti Olisa.

"Sejak 17 Maret 2020 kita berlakukan belajar di rumah dengan cara online melalui media WhatsApp," kata Muslim saat diwawancarai di rumahnya yang ada di Jalan Muhajirin, Jumat (20/3/2020).

Karena Wabah Corona Pasangan Pengantin Asal Malaysia Gelar Resepsi Pernikahaan dengan Cara Unik

Antisipsi Penyebaran Corona, Nanang Larang ASN Lakukan Perjalanan Dinas ke Luar Daerah

Makan Malam Berakhir Petaka, Satu Keluarga Terinfeksi Corona hingga Korban Meninggal

 

Ia pun menjelaskan, sistem belajar online melalui WhatsApp ini dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa.

Jadi tugas yang akan diberikan di foto dan dikirimkan ke grup WhatsApp khusus untuk siswa.

"Setelah difoto dan dikirim ke grup saya pun memberikan batas waktu pengumpulannya. Misal ditugaskan hari ini dikumpul besok pagi. Pengumpulan tugasnya juga dengan cara difoto dan di japri secara langsung ke saya," ungkapnya.

Muslim pun mengatakan, bahwa dalam sehari paling hanya dua mata pelajaran yang diberikan tugas.

Namun dari total 33 siswanya hanya beberapa saja yang mengumpulkan tugas.

"Misal dari 33 siswa ada paling 14 sampai 17 orang yang kumpul tugasnya. Sisanya saya kurang tahu kemana, bisa jadi mereka sibuk bantu orangtuanya atau kuota nya habis," katanya.

Menurutnya, sebenarnya untuk anak SD ini tidak ditekankan belajar online, tapi apa salahnya jika belajar artinya meskipun libur tetap belajar.

Untuk itu diharapkan dengan sistem seperti ini tidak ada kecemburuan antara yang mengerjakan tugas dan yang tidak mengerjakan.

"Nah bagi yang buat tugas tentu akan ada nilai plusnya dan yang tidak buat tugas pada saat masuk akan diberikan tugas secara langsung. Kalau saya selaku guru memberikan arahan kepada siswa, selebihnya kembali kepada siswa masing-masing," ucapannya.

Ia pun berharap ada sumbangsih dari orang tua murid.

Halaman
12

Berita Terkini