TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Satu dusun lakukan local lockdown guna mencegah penyebaran virus corona di Purbalingga, Jawa Tengah. Guna menjamin kehidupan warga, pemerintah desa setempat menanggung biaya hidup warga Rp 50 ribu per keluarga.
Penerapan local lockdown tersebut diterapkan Pemerintah Desa (Pemdes) Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah.
Langkah local lockdown bertujuan untuk memutus akses masuk dan keluar satu dusun di wilayahnya.
Dilansir Kompas.com, satu-satunya jalan masuk ke dusun dipasang portal.
Hal tersebut untuk menghalau semua kendaraan yang lalu lalang.
• Malaysia Lockdown, TKI Terancam Kelaparan: Kami Cuma Makan Nasi dan Mi Instan
• Tegal Local Lockdown Bikin Penumpang Bus Turun di Pinggir Tol, Akses Perbatasan Ditutup Beton MBC
• Penularan Virus Corona Covid-19 Paling Banyak Lewat Tangan
• Tangkal Corona, Bupati Sumenep Cegat Perantau di Perbatasan
Agar warganya tetap fokus dan taat dengan program social distancing, pemdes juga mengalokasikan sejumlah pos di Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes).
Hal tersebut untuk menanggung biaya hidup seluruh warga dusun.
"Betul, kami local lockdown satu dusun, Dusun Bawahan," kata Kepala Desa Gunungwuled, Nashirudin Latif, ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
Latif menuturkan, langkah local lockdown diambil menyusul keluarnya hasil swab satu warga dusun yang dinyatakan positif virus corona (Covid-19) pada Rabu (25/3/2020).
"Ada satu warga yang baru pulang dari Jakarta dalam kondisi sakit, sempat dirawat di RSUD Goeteng dan dipulangkan karena kondisinya membaik, tapi beberapa hari setelahnya baru keluar hasil swab dan positif corona," ujarnya.
Latif mengungkapkan, setelah dipulangkan dari rumah sakit, pasien itu diminta untuk karantina mandiri selama tiga hari di rumah.
Namun karena budaya solidaritas warga desa yang masih kental, tetangga, sanak saudara, dan teman sejawat korban datang menjenguk ke rumah.
Kegegeran pun terjadi setelah warga mengetahui bahwa pasien tersebut divonis positif Covid-19.
Para pembesuk yang merasa berinteraksi langsung dengan dia khawatir tertular virus corona.
"Kami secara mandiri melakukan tracking dengan siapa saja korban ini berinteraksi langsung dan menemukan sedikitnya 90 orang dari 30 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun," ungkapnya.