"Profitnya turun selama ada pandemi Covid-19 ini kurang lebih turun sampai 80 persen, tadinya sempat kepikiran mau ditutup tapi sayang juga, yang penting walaupun sedikit ada hasilnya," ungkap anak pertama dari delapan bersaudara ini.
Dikri mengaku pandemi Covid-19 ini terdapat baik dan buruk bagi dirinya pribadi.
Buruknya semenjak adanya pandemi Covid-19 ini mengenai penghasilan yang turun drastis, dan aktivitas berkurang.
Sedangkan yang paling sedih menurutnya adalah terhentinya liga 2 akibat pandemi Covid-19 ini.
"Kalo positifnya ya kita bisa deket sama keluarga di rumah," imbuhnya.
Dikri pun tak menampik bahwa ia sudah sangat merindukan kompetisi dan bermain bola kembali.
"Kalo main bola pasti kangen banget, biasanya kita setiap hari sama tim latihan bareng dan bertanding. Itu momen yang sangat dirindukan, semoga aja pandemi ini segera berlalu dan aktivitas kembali seperti semula," tukasnya.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Hardiansyah Kusuma)