Tanya Bansos Corona, Warga Kepalanya Dibenturkan Ketua RW hingga Berujung di Kantor Polisi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanya Bansos Corona, Warga Kepalanya Dibenturkan Ketua RW hingga Berujung di Kantor Polisi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gara-gara sembako bantuan dampak corona, ketua RW bertengkar dengan warganya hingga berujung penganiayaan.

Korban yang kepalanya dibenturkan hingga 7 kali kemudian melaporkan Ketua RW ke polisi.

CH, warga Jalan Kompas, Kampung Utan, RT 05 RW 08, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (3/5/2020) kemarin, terlibat cekcok dengan ketua RW setempat, yatu HS.

Keributan itu terkait dengan bantuan sosial ( bansos) bagi warga terdampak wabah covid-19.

Percekcokan itu berujung dengan CH luka di kening setelah kepalanya dibenturkan HS.

CH lalu melaporkan kejadian itu ke Polsek Ciputat.

Kanit Polsek Ciputat, AKP Erwin Subekti menjelaskan, peristiwa itu bermula saat CH memerintahkan anaknya mengambil bansos Covid-19 di rumah HS. 

Namun, proses pengambilan ditolak HS dengan alasan pemberian bansos tidak dapat diwakilkan.

YouTuber Ferdian Paleka Bikin Video Prank Sembako Isi Sampah, Kini Dilaporkan Polisi

Bansos dan BLT Bermasalah, RT hingga Kepala Desa Jadi Korban Amuk Warga

Anggota DPRD dan Anggota TNI Terima Bansos, Anies Baswedan Akui Belum Sempurna

Viral RT Disebut Pukul Warga Gegara Bansos, Camat Buka Suara

"Iya, awalnya itu anaknya yang ambil tapi tidak dikasih. Akhirnya pulang memberitahu bapaknya," kata Erwin, Senin.

CH yang mendengar penolakan itu langsung mendatangi rumah HS untuk meminta bansos itu karena dia terdaftar sebagai penerima.

"Saat bapaknya (CH) datang ke sana juga mungkin tidak langsung dilayani. Jadi dia merasa kok diwakilkan anak (bansos) tidak dikasih, datang sendiri juga tidak dikasih. Akhirnya cekcoklah," ucapnya.

Saat itulah keributan terjadi. CH mengalami luka di bagian kening akibat dibenturkan sebanyak tujuh kali oleh si ketua RW.

Istri RT Hajar Warga yang Tanya Bantuan Sembako

Sebelumnya, pertengkaran juga terjadi gara-gara sembako yang hendak dibagikan pemerintah kepada warga di Jalan Rawabinangun III, RT 006 RW 008 Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Seorang warga mengalami pemukulan dan pengeroyokan dari pihak kerabat RT terhadap warga. Pemukulan itu terjadi saat saudarinya bertanya kepada RT terkait bantuan sosial.

"Ditanya baik-baik soal sembako kok jadi RT-nya ngotot dan bicara kasar kepada warganya, dan ngusir warganya juga," tulis akun tersebut.

Dalam unggahan itu juga dilampirkan foto-foto saudarinya yang mengalami luka-luka seperti bekas cakaran.

Terkait informasi tersebut, saksi mata di lokasi kejadian menceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Seorang warga, Rusli (65), mengatakan, insiden itu terjadi pada Kamis (23/4/2020) sore.

Kala itu, dua orang yang masih memiliki hubungan saudara dengan Rusli, yaitu Nurhayati dan Nur Ayni, menanyakan bantuan sosial dari pemerintah kepada ketua RT setempat, Imas.

Namun, jawaban dari pengurus RT dinilai tidak membuatnya puas. Nur Ayni lantas mengucapkan kata-kata kasar yang membuat anak perempuan Imas, Prita, geram.

"Rupayanya Nung (Nur Ayni) ini ngomongnya agak kasar ke anak ibu RT, si Prita. Tapi saya bilang ke dia (Prita) supaya pulang, pulang dia," kata Rusli saat ditemui di kediamannya, Jumat (24/4/2020), seperti dikutip Tribun Jakarta.

Perkelahian pun tidak dapat terelakkan antara Nur Ayni dan Prita.

Rusli mengatakan, Nur Ayni yang tengah berada di motornya sampai turun dan menghampiri Prita hingga terjadi jambak-jambakan antara keduanya.

Rusli menganggap tak terjadi pengeroyokan dalam insiden kemarin sore. "Kalau pengeroyokan enggak ada, hanya misahinnya waktu itu manusianya banyak," kata dia.

Rusli menambahkan, Nur Ayni sendiri bukan merupakan warga setempat, melainkan warga Lagoa, Koja, Jakarta Utara.

Sementara Nurhayati sudah sejak lama tinggal di Bekasi, Jawa Barat, meski masih terdaftar di Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Camat Koja Ade Himawan sebelumnya juga menceritakan hal senada berdasarkan keterangan yang dihimpun.

Ade mengatakan, nama Nurhayati memang terdaftar sebagai penerima bantuan.

Namun, yang bersangkutan sudah bertahun-tahun pindah ke Bekasi, sehingga pengurus RT memutuskan untuk mengembalikan bansos tersebut ke Dinas Sosial.

"Nurhayati tidak tinggal di situ lagi, jadi dia tidak berhak menerima bantuan, dikembalikan ke Dinas Sosial," ucap Ade.

Ade mengatakan, ia tak membenarkan keributan yang terjadi.

Namun, menurut Ade, apa yang dilakukan oleh Ibu Imas dengan mengembalikan bantuan sosial tersebut ke Dinsos sudah tepat karena sesuai dengan SOP yang berlaku.

Viral di Medsos

Baru-baru ini sebuah cerita mengenai penganiayaan di sosial media Facebook menjadi viral.

Cerita tersebut bermula dari seorang wanita yang diketahui bernama Nur, meminta jatah bantuan sembako dari pemerintah di tengah wabah corona.

Nur merasa dirinya tercatat sebagai penerima bantuan sembako, namun sembako yang diharapkan tak urung juga diterima.

Nur pun mendatangi kediaman Ketua RT untuk meminta hak nya. Namun, Ibu RT merasa Nur tidak layak mendapat bantuan karena tidak berdomisili di daerah itu.

Karena alasan itu, Nur pun pergi menemui Ketua RW untuk mendapatkan kejelasan. Rupanya, Ibu RT merasa geram karena Nur melaporkannya kepada Ketua RW setempat.

"Ngapain nanya Pak RW? Pak RW tidak berhak, yang berhak di wilayah ini saya.

Bertahun-tahun nggak berdomisili di sini, giliran dengar dapat sembako datang kesini, kamu pernah bayar iuran nggak ke saya?" ujar Ibu RT dalam video yang tersebar di jagat maya.

Bahkan keluarga RT pun sampai mengusir Nur dengan mengancam membuatkannya surat pindah. Setelah itu, keributan masih terjadi sampai-sampai keluarga RT tersebut menganiaya Nur.

Akibat penganiayaan tersebut, Nur mendapatkan beberapa luka lebam di wajahnya.

Nur, seorang warga di Jakarta Utara menderita luka lebam di wajah akibat penganiayaan yang dilakukan keluarga ketua RT di tempat ia tinggal hanya gara-gara meminta sembako.

Cerita viral tersebut diposting oleh akun bernama Rafael Rafa pada Kamis (23/4/2020) lalu. Dalam keterangannya, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (22/4/2020) lalu, pukul 15.00 WIB.

Lokasinya tepat di Jalan Rawabinangun II RT 006 RW 008 Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Hingga Jumat (24/4/2020), postingan tersebut telah dibagikan sebanyak 9.4 ribu kali. Postingan tersebut pun dikomentari sebanyak 15 ribu kali oleh warganet di Facebook.

Berikut Postingan Lengkapnya di Facebook

"Siapa yg terima klo saudaranya di hakimi sm keluarga RT yg main hakim sendiri dan main pukul keroyokan. Di tanya baik-baik soal sembako ko jd RT nya ngotot dan Bicara kasar kpd warganya,Dan ngusir warganya juga.

Bukan manusia tuh melainkan binatang yg gk punya etika tata krama sm warganya.. RT harus nya mengayomi.ini malah ngusir warganya dan mukulin warganya..

Merasa keluarganya nya jagoan atau preman. Ingat bung ini dunia hukum.

Sy gk bakal balas keluarga lu yg hakimi keluarga sy.. Pasti sy bakal tuntut ke polres dan sampai pengadilan. Viral kan video ini pantas kaga RT begini.

Baru jd RT ajah udah balaga kaya orang walikota

Kejadian pukul 15:00 Rabu 22-04-2020 di jln rawabinangun II RT 006 RW 008 rawabadak Utara".

Konfirmasi Tribunnews

Rafa, saudara sepupu korban yang menuliskan cerita tersebut, membenarkan kejadian yang dialami oleh Nur.

Rafa mengatakan, setelah dianiaya, sepupunya itu langsung melapor kepada kepolisian setempat. Hingga Jumat (24/4/2020) siang tadi,

"Benar itu (kejadian penganiayaan, red), setelah kejadian dipukul itu dia langsung melapor polisi," tutur Rafa saat dihubungi Tribunnews, Jumat (24/4/2020).

Nur, seorang warga di Jakarta Utara menderita luka lebam di wajah akibat penganiayaan yang dilakukan keluarga ketua RT di tempat ia tinggal hanya gara-gara meminta sembako.

Rafa juga menuturkan, sepupunya masih mengurus perkara tersebut di Polres Metro Jakarta Utara. "Dari pihak korban sedang melaporkannya ke polisi."

"Dia sekarang lagi mengurus ke Polres," kata Rafa.

Rafa pun mengaku tak terima bila keluarganya sampai dianiaya hanya gara-gara sembako. Lebih lanjut, Rafa menuturkan bila keluarga Ketua RT tersebut belum meminta maaf.

Malahan, keluarga Ketua RT itu ingin melaporkan balik tindakan Nur. "Saya dari pihak keluarga merasa tidak terima, korban masih di Polres."

"Sampai saat ini tidak ada permintaan maaf dari pihak RT-nya."

"Malah dia mau bikin laporan, mau balikin lapor memutar balikan fakta, tapi belum ditanggapin sama polisi," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua RW di Ciputat Benturkan Kepala Warga karena Tanya Soal Bansos"

 

Berita Terkini