TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pada momen Idul Fitri 1441 H atau Lebaran 2020, sejumlah perawat yang bertugas di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, membagikan kisahnya.
Momen Lebaran 2020 memang terasa berbeda karena di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19, juga harus merelakan melewatkan momen Idul Fitri 2020 tidak bersama keluarga.
Pada Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah ini, Putra Pratama yang merupakan perawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, tengah menjalani fase karantina selama dua minggu di Tower 3, Minggu (24/5/2020).
Dia bukannya terjangkit virus corona atau Covid-19.
• Momen Lebaran 2020, Pasien Positif Corona di Lampung Tambah 4 Orang, Total 109 Kasus Positif
• Cara Silaturahmi Virtual Pakai Video Call WhatsApp dengan 8 Orang di Momen Lebaran 2020
• 30 Gambar Ucapan Selamat Idul Fitri 1441 H Unik dan Lucu untuk Dibagikan di Sosmed
• Pamerkan Keakraban dengan Anak Maia Estianty, Mulan Jameela Unggah Foto Lebaran 2020
Namun sesuai protap yang berlaku di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet para tenaga medis bekerja hanya selama sebulan lebih, yang dilanjutkan dengan dua minggu fase karantina atau masa libur.
Protap ini dilakukan agar tenaga medis tak kelelahan dan membuat risiko ketularan Covid-19 bertambah.
Apalagi mereka berada di garda terdepan.
"Saya sebagai perawat, bertugas sejak bulan April, sudah satu bulan lebih di Wisma Atlet Kemayoran," ujar Putra, ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (24/5/2020).
Meski tengah menjalani masa libur atau off duty, Putra tetap berada di Tower 3 di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, tempat tenaga medis tinggal.
Bisa saja dia memilih pulang, namun batinnya berkecamuk mengingat dia bisa membawa virus kepada keluarganya.
Oleh karena itu, perawat dari lembaga Ners Indonesia tersebut memilih untuk memendam rasa rindu kepada keluarganya.
"Kalau pulang sebenarnya bisa. Tapi ada protap, lebih baik tidak. Bahayanya ke keluarga kita, karena saya berhubungan langsung dengan pasien."
"Jangan sampai kita jadi carrier untuk pandemi ini. Jadi tidak menjadi pemutus mata rantai, malah jadi mata rantai baru kalau kita pulang," kata dia.
Putra menjelaskan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran sendiri menegaskan ada tiga waktu jaga atau shift bagi tenaga medis.
"Tapi di bulan Ramadhan ada perubahan sedikit. Yang biasa pukul 08.00 menjadi 03.00. Sehingga shift pagi sampai pukul 11.00. Sementara shift siang pukul 11.00 sampai 19.00, dan dilanjutkan pukul 19.00 sampai 03.00," jelas Putra.
Putra mengungkap para tenaga medis di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran tak bekerja dengan waktu yang sama dengan waktu di rumah sakit pada umumnya.
Di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, kata dia, dalam seminggu mereka hanya bekerja selama 36 jam.
"Ambang batasnya kita seminggu kerja 36 jam. Jadi 8 jam x 3, sudah termasuk aman. Kalau di rumah sakit biasa lebih panjang (shiftnya)," tandasnya.
Senada dengan Putra, perawat lainnya Annisa Walidatus Sholihah (26), mengaku, momen lebaran kali ini menjadi momen lebaran pertamanya tidak bersama keluarga.
Annisa itu telah bertugas di RSD Kemayoran sejak 7 April 2020 dan akan berakhir kontraknya pada 30 Juni 2020.
Annisa memilih untuk mengabdi di RSD Wisma Atlet di tengah masa pandemi ini.
Mudik tak menjadi pilihan karena ia kini berada di zona merah virus corona.
Annisa harus menjalani karantina atau isolasi mandiri selama 14 hari dan setelah itu jadi ODP.
"Jadi aku memilih enggak mudik, daripada nanti membahayakan orangtuaku," kata dia kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Ketika hendak berangkat ke Jakarta, dia memberi pengertian kepada keluarganya bahwa ia akan berada di Jakarta sampai selesai kontrak, dan kemungkinan untuk pulang tak akan mudah.
"Tanggapan dari orangtua atau keluarga Alhamdulillah sih ngerti ya, karena Covid-19 ini kan beda dari penyakit lain. Pasti kangen, itu enggak bisa dibohongi. Tapi kan itu demi kebaikan bersama," kata dia.
Saat Idul Fitri, rencananya dia dan teman-temannya akan shalat Idul Fitri dengan memperhatikan physical distancing.
Merawat pasien rawat inap dan ICU
Di RSD Atlet Kemayoran, Annisa bertugas di ruang rawat inap pada 3 minggu pertama.
Setelah itu, dia bertugas di ruang HCU atau High Care Unit.
HCU adalah ruang perawatan pasien ICU yang dinilai sudah menunjukkan perbaikan, tetapi masih dalam pengawasan ketat.
Setiap harinya, dia bertugas selama 8 jam dan memakai Alat Pelindung Diri (APD).
Tugas perawat dan dokter berbeda.
Perawat memiliki waktu lebih lama bersama pasien dibandingkan dokter.
Secara umum, perawat bisa melakukan tindakan secara menyeluruh, sedangkan dokter khusus menangani penyakit dan fisiologi.
Annisa menjelaskan, tugas yang dilakukannya seputar memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Jadi, dia harus siap menyuapi pasien, menjadi perantara pasien dengan dokter, mencatat keluhan pasien, mengambil paket dari keluarga, dan menyiapkan kebutuhan lainnya.
Dia menjelaskan, ada 2 macam pasien, yaitu pasien mandiri dan pasien yang harus dibantu melakukan kegiatan sehari-hari.
Pasien yang ada di RSD Wisma Atlet adalah pasien dengan penyakit-penyakit ringan.
Di sana, pernah ada pasien hamil, tetapi kemudian dirujuk ke RS Fatmawati karena alat berat dan dokter kandungan tidak tersedia di RSD Wisma Atlet.
Ada juga pasien Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Tetapi, karena tidak ada dokter spesialis kejiwaan di sana, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit lain.
Menjelang Lebaran, banyak pasien yang menanyakan kapan mereka bisa diizinkan pulang karena ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Perawat membantu menjelaskan kondisi yang mereka hadapi saat ini, serta sebisa mungkin memberikan semangat kepada pasien.
"Ketika ngasih semangat ke pasien secara enggak langsung nyemangatin diri aku juga," kata lulusan D4 Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Malang itu.
Tak bisa dipungkiri, kekhawatiran akan tertular Covid-19 dirasakan Annisa.
Dia mengatakan, untuk menghapus rasa khawatir itu, dia terus berdoa, berpikir positif, makan-makanan bergizi, menjaga imunitas tubuh, dan mengurangi stres.
"Kita selalu sharing dengan teman-teman satu angkatan di situ. Kita saling menguatkan, baik lewat chat group maupun ketemu langsung," kata Annisa.
Jika ada masalah, Annisa dan teman-temannya juga bisa berkonsultasi kepada psikolog klinis yang ada di RSD.
Para perawat di RSD mendapatkan penginapan, makanan, APD, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Beberapa waktu lalu, Annisa dan teman-temannya menjalani rapid test. Ia bersyukur, hasilnya non-reaktif.
Artikel ini kompilasi dari Kompas.com dan Tribunnews.com dengan judul Tak Pulang Saat Lebaran, Ini Kisah Perawat Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran dan Duka Perawat RS Wisma Atlet Kemayoran, Sedang Off Duty di Idul Fitri Tetap Tak Bisa Ketemu Keluarga
Pada momen Idul Fitri 1441 H atau Lebaran 2020, sejumlah perawat yang bertugas di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, membagikan kisahnya. Momen Lebaran 2020 memang terasa berbeda karena di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.