Tribun Bandar Lampung

Kisah Warga Bandar Lampung Seberangi Sungai Akibat Jembatan Putus, Jika Arus Deras Anak Tak Sekolah

Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga terpaksa mendorong motor menyeberangi kali akar lantaran mesin kemasukan air. Kisah Warga Bandar Lampung Seberangi Sungai Akibat Jembatan Putus, Jika Arus Deras Anak Tak Sekolah

Ia mengaku, pernah memaksakan diri menyeberang saat kedalaman air melebihi lutut.

Hasilnya, motor jadi rusak.

Ia mengatakan, tidak memilih jalan aspal, karena jalannya menanjak dan saat hujan licin.

Suciwati, warga lainnya bercerita, anak-anak warga Kampung Sinar Banten bersekolah di SDN 3 Sumur Putri di Kampung Sukarame.

Para siswa biasanya menyeberangi kali itu juga menuju ke sekolah.

Saat musim hujan, praktis debit air bertambah.

Untuk orangtua siswa yang tidak mempunyai kendaraan bermotor terpaksa libur sementara.

"Kalau ada motor bisa lewat jalan lain. Sementara saya gak punya, jadi kalau kali gede anak-anak gak sekolah dulu," ujar Suciwati.

Ia bercerita, ketiga anaknya sudah biasa berangkat ke sekolah menyeberangi Kali Akar.

Sepatu dimasukkan dalam tas.

Setelah sampai seberang, baru dipakai kembali.

"Dari dulu ya begini keadaannya, sempat bikin jembatan, belum satu tahun rusak lagi," katanya.

Gunawan, warga lain menceritakan, pernah ada warga mau melahirkan karena tidak ada petugas medis dan waktu tidak keburu untuk memutar, maka warga itu melahirkan dibantu ibu-ibu sekitar.

Diketahui jumlah warga di Kampung Sukarame II ada sekitar 80 kepala keluarga, sedangkan di Sinar Banten hanya dihuni oleh 7 kepala keluarga.

Namun, jika sudah dibangun jembatan maka jumlah KK di Kampung Sinar Banten bakal bertambah. Pasalnya, tanah di areal tersebut sudah dimiliki oleh 250 KK.

Halaman
123

Berita Terkini