TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Karir bisa dirintis jika memiliki niat untuk mencoba merintis karir tersebut.
Hal itu dibuktikan oleh Dewi Lutfianawati, S.Psi, M.Psi Psikolog.
Setelah lulus S2 Psikologi Pendidikan Universitas Indonesia tahun 2013, Dewi diminta Dosennya di Universitas Islam Indonesia untuk jadi Dosen Luar Biasa, dan Dewi menerimanya.
Dewi berpikir tidak ada salahnya mencoba jadi dosen.
Ternyata menjadi dosen mengasyikan karena Dewi bisa berbagi ilmu yang dimiliki dengan mahasiswanya.
Selain itu dengan menjadi dosen, Dewi bisa berinteraksi serta menjalin pertemanan dengan semua mahasiswa, dosen lain, dan staf yang ada di kampus.
• Cerita Shinta Sukses Bangun CV Sai Corporation, Sediakan Karyawan Outsourcing OB hingga Security
• Ramalan Zodiak atau Horoskop Besok Kamis, 2 Juli 2020, Virgo Komitmen, Capricorn Efektif dan Cepat
• Tips Makeup untuk Tutupi Flek Hitam di Wajah ala MUA Lampung Soraya Rika Sari
Keasyikan itu membuat Dewi memilih untuk menjadi dosen juga di
Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta.
Sebab di Universitas Indonesia Dewi tidak setiap hari mengajar karena statusnya sebagai dosen luar biasa.
Tahun 2017, Dewi memutuskan pulang ke Lampung karena permintaan orangtuanya yang ingin Dewi tinggal dekat dengan mereka, dan Dewi tidak mau menolak permintaan itu.
Setelah pulang, Dewi mengikuti tes menjadi dosen di Universitas Malahayati atas saran temannya, dan Dewi diterima.
Selama menjadi dosen di Universitas Malahayati, Dewi merasakan keasyikan yang sama.
Selain asyik, bagi Dewi menjadi dosen memiliki tantangan, yakni selain mengajar, Dewi juga harus bisa melakukan pengabdian masyarakat, mencipatakan tempat belajar layak, dan sebagainya.
Tantangan lain adalah harus bisa menjadikan mahasiswanya menjadi berprestasi dan disiplin.
Caranya mengajarkan disiplin dengan tidak membolehkan mahasiswa masuk jika telat lebih dari 15 menit.
Dewi juga meminta mahasiswanya untuk disiplin mengerjakan tugas.