Menurut Benzar, setelah melihat wajah Hasan untuk kali terakhir, kedua orangtua almarhum, yakni Gunawan Syukur dan Karni, bisa melepasnya dengan tenang.
Pasalnya, Hasan adalah anak sulung dari lima bersaudara.
Terlebih lagi, jenazah dimakamkan di tanah kelahirannya.
"Sudah lega. Artinya, makamnya jelas, dan memang jasad Hasan. Kalau dimakamkan di tempat yang lain, kita ada kecurigaan. Sekarang kan jelas dimakamkan di depan keluarga, terlihat," tuturnya.
Namun begitu, terus Benzar, jenazah tidak dibuka secara utuh setiba dari RS Bhayangkara Kepulauan Riau (Kepri).
Jenazah juga tidak dimandikan ulang ataupun disalatkan kembali karena sudah dilakukan saat berada di Kepri.
"Tidak dibuka secara utuh karena sudah disempurnakan di Kepri. Karena kita tahu sudah 27 hari (usia jenazahnya) jadi langsung kita makamkan," terangnya.
Jenazah Hasan dimakamkan tak lama setelah tiba di kampung halamannya di Sukamaju, Rawas, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat.
Haru Campur Bahagia
Jenazah Hasan Apriadi (20) telah dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Sukamaju, Desa Rawas, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, Jumat (17/7/2020) malam.
Hasan adalah anak buah kapal (ABK) yang meregang nyawa di kapal ikan berbendera China.
Peratin Pekon Rawas Benzar Bunyamin mengatakan, jenazah Hasan tiba di rumah orangtuanya pukul 19.00 WIB semalam dan dimakamkan satu jam kemudian.
"Sampai di kediaman jam tujuh (malam) dan langsung kita makamkan di pemakaman keluarga," beber Benzar kepada Tribunlampung.co.id melalui sambungan telepon, Sabtu (18/7/2020).
Lokasi pemakaman berjarak sekitar 100 meter dari kediaman Hasan.
Benzar mengatakan, suasana haru terlihat jelas saat jenazah Hasan tiba di kediamannya.