Badak Lampung FC

Dukung Penuh Badak Lampung FC, Anggota Blaster Saburai dari Berbagai Daerah di Indonesia

Penulis: Muhammad Hardiansyah Kusuma
Editor: Noval Andriansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Blaster Saburai. Dukung Penuh Badak Lampung FC, Anggota Blaster Saburai dari Berbagai Daerah di Indonesia.

TRIBUN LAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Blaster Saburai merupakan salah satu komunitas pendukung skuat Badak Lampung FC.

Akan tetapi anggota dari Blaster Saburai ini tak hanya masyarakat Lampung.

Ketua Blaster Saburai Restu Nanda (Jon) mengatakan, jika anggota dari Blaster Saburai ini tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

"Kalau untuk anggota tidak hanya di Lampung saja, yang terdata itu ada dari Samarinda, kemudian Jabodetabek yang perantauan-perantauan gitu, jadi mereka buat di sana," katanya kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (21/7/2020).

"Jadi mereka bikin (perwakilan) di tempat mereka tinggal, waktu itu lawan Borneo FC mereka buat baju dan buat banner langsung chating juga yang dari sana."

TONTON JUGA:

"Jadi ada korwilnya masing-masing tiap daerah kabupaten atau kota," sambungnya.

Diketahui, Blaster Saburai identik dengan warna merah menyala.

Kisah Unik Dibalik Pemberian Nama Blaster Saburai, Jon: Sempat Nyari Berminggu-minggu

Sejarah Blaster Saburai, Terbentuk 1 Juni 2019 untuk Mendukung Skuat Badak Lampung FC

Juru Gedor Badak Lampung Jaga Kondisi Tubuh dengan Latihan Rutin di Rumah

Cara Benteng Pertahanan Badak Lampung FC Wiganda Pradika Jaga Kondisi Tubuh saat Pandemi

Pada tiap-tiap pertandingan Badak Lampung FC, suporter ini kompak menggunakan baju merah menyala sebagai identitas pendukung Badak Lampung FC.

Sementara untuk jumlah anggota yang aktif saat ada pertandingan hingga saat ini Jon mengatakan sebanyak 500 orang.

"Iya 500 orang itu kalau ada pertandingan yang ada di tribun," jelasnya.

Selain itu, Jon tak menampik, jika Blaster Saburai pernah terlibat dalam keributan di sebuah pertandingan.

Hal tersebut terjadi karena kesalahpahaman anggotanya.

Akan tetapi, lanjut Jon, cara mereka untuk meminimalisir hal tersebut, adalah dengan cara memberikan ultimatum lebih dulu kepada para anggota sebelum pertandingan.

Pihaknya akan melakukan koordinasi agar tidak terpancing emosi, ketika ada nyanyian suporter yang bersifat rasis dan menyinggung.

"Kalau ada yang melanggar, yang bersangkutan sama korwilnya diberi sanksi, berupa tidak diperkenankan ikut serta di pertandingan berikutnya," pungkasnya.(Tribunlampung.co.id/M Hardiansyah Kusuma)

Berita Terkini