Ia juga mengucapkan terima kasih atas keterlibatan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, dan juga relawan yang membersihkan material longsor.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tanggamus Taufik Hidayat menjelaskan untuk tujuh pos kesehatan telah dibentuk didukung tenaga medis dari Puskesmas Siring Betik, Puskesmas Wonosobo, Puskesmas Sanggi di Kecamatan Bandar Negeri Semong, Puskesmas Way Nipah, Sukaraja serta Sudimoro di Kecamatan Semaka.
"Karena sudah diantisipasi daerah rawan banjir, jadi tim kami sudah dibentuk. Tim akan terus bertugas sampai dinyatakan selesai, dan mudah-mudahan tidak ada hujan susulan yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor lagi," kata Taufik.
Lalu terkait dengan sumur warga yang kemasukan air banjir mulai diberikan kaporit.
Tujuannya untuk membunuh kuman dan bakteri serta menjernihkan air.
Harapannya masyarakat tidak terserang gatal-gatal, diare atau penyakit lainnya karena air sumur.
Bupati Dewi didampingi Wakapolres Tanggamus Kompol Heti Patmawati juga sempat melayat ke rumah salah satu warga Pekon Way Kerap yakni almarhum Nurdin yang ditemukan meninggal saat banjir.
Samiah, saudara almarhum, yang kali pertama menemukan Nurdin meninggal di dalam rumahnya.
"Tadi pagi saya panggil-panggil, Mak, mak... (paman). Keliling rumah tapi tidak ada jawaban. Akhirnya saya paksa buka pintu, masuk rumah. Terus cari dia, dan ketemunya sudah terkelungkup di dapur," kata Samiah.
Ia menambahkan, saat banjir pada malam hari, korban memang tidak keluar rumah.
Dia memindahkan barang agar tidak terendam air.
Hal itulah yang dicek oleh Samiah agar tahu barang mana saja yang terendam.
"Kalau meninggal karena air (tenggelam) tidak. Mungkin dia kecapekan karena beres-beres barang sendiri. Sebab dia sendiri di rumah karena anaknya masih tempat merua," terang Samiah.
Ia mengaku, banjir kali ini termasuk parah, karena pada Januari lalu tidak terkena dan sekarang terkena. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)