Video Berita

Nikita Mirzani Heran dengan Puan Maharani yang Diduga Matikan Mikrofon, Singgung Pancasila

Penulis: Bambang Irawan
Editor: Ridwan Hardiansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Nikita Mirzani. Nikita Mirzani Heran dengan Puan Maharani yang Diduga Matikan Mikrofon, Singgung Pancasila.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis Nikita Mirzani turut mengomentari aksi Ketua DPR Puan Maharani yang diduga mematikan mikrofon.

Video detik-detik Puan Maharani diduga mematikan mik tersebar di media sosial.

Memperhatikan momen saat Ketua DPR mematikan mikrofon, Nikita Mirzani menyebut putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu jail.

"Ibu Puan ini loh suka jail aja jarinya," tulis Nikita Mirzani.

Tak cuma itu, Nikita Mirzani juga mengurai keheranannya atas aksi Puan mematikan mikrofon.

Anggota TNI Bunuh Anak Tentara yang Pernah Dicintainya, Korban Diseret dan Dipukuli

Raffi Ahmad dan Nagita Kaget saat Tepergok Rafathar Hendak Berhubungan Suami Istri

Saksikan video berita selengkapnya di sini.

Nikita Mirzani gusar saat Puan Maharani seolah menghalangi hak orang untuk berbicara.

Nikita Mirzani juga memberikan nasihat kepada Puan perihal Pancasila.

"Kenapa Ibu Puan Maharani matiin mikrofonnya?"

"Kurang fair ketika orang sedang menyuarakan suaranya tapi tidak bisa didengar."

"Negara ini dibangun atas dasar Pancasila."

"Masih ingat gak pancasila dari 1 sampai ke-5."

"Jangan sampai Aku datangkan Tante Lala ni ke DPR RI," tulis Nikita Mirzani lagi.

Klarifikasi hingga Tanggapan Tokoh soal Insiden Puan Maharani Matikan Mik

Azis Syamsuddin membantah ia telah memberi interuksi agar Puan Maharani matikan mik Benny K Harman.

"Kalau miknya mati itu di dalam tatib setiap lima menit mik otomatis mati. Diatur di dalam tata tertib disahkan dalam rapat paripurna tanggal 2 April 2020," kata Azis di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2020) dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribunews.com.

Dihujat Gara-gara Buah, Artis Nia Ramadhani Naik Gunung untuk Tenangkan Diri

Ikan Cupang Rp 12 Juta Digoreng Anaknya, Uya Kuya Naik Pitam

Azis membantah dirinya meminta Ketua DPR RI Puan Maharani mematikan mik saat interupsi dari Fraksi Partai Demokrat.

"Saya berbisik kepada Bu Ketua (Puan Maharani) supaya tidak dobel suaranya karena kalau kita ibarat main zoom metting antara laptop satu laptop yang lain sama-sama suaranya dibuka kan ‎voicenya gangu. Jadi saya enggak bisa dengar pembicaraan orang," ujarnya.

"Setiap menit miknya mati. Kan tadi saya bilang supaya tidak doubling. Saya tidak tahu mikrofonnya bagaimana, saya minta supaya mikrofonnya tidak doubling," pungkasnya.

Soal Puan Maharani matikan mik anggota DPR fraksi Partai Demokrat Benny K Harman, Politisi Andi Arief turut menanggapinya.

Andi Arief menulis di akun Twitternya soal sikap Demokrat pada Puan Maharani.

"Anggota Fraksi Demokrat sedang bicara, tiba-tiba mic dimatikan.

Dulu kau menangis saja kami berikan tampungannya dalam wajan-wajan penghormatan.

Puan Marahani." tulis Andi Arief.

Sementara itu Rachland Nashidik menulis Puan Maharani telah melakukan contempt of parliament.

"Puan Maharani telah melakukan "contempt of parliament" karena mematikan mic saat @irwan_fecho
tengah menyampaikan pendapat.

Tindakan Puan itu menghalangi anggota DPR terpilih dari Fraksi Partai Demokrat dalam menjalankan tugasnya.

Sila periksa definisi contempt of parliament." tulis Rachland Nashidik di Twitter.

TribunnewsBogor.com melansir Tribunnews.com, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyayangkan aksi Puan tersebut.

Seolah-olah, kejadian itu mencoreng karier politiknya.

"Itu sebetulnya disayangkan. Sebetulnya kan jabatan sebagai anggota DPR ini bisa jadi pelatihan buat Puan, kawah candradimuka lah sebelum menuju ke capres," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020).

Apalagi Hendri melihat putri Megawati Soekarnoputri itu sosok perempuan potensial, memiliki dukungan partai dan juga memiliki pengalaman politik yang bagus.

Sayangnya, kata dia, aksi Puan itu bisa dikatakan yang bersangkutan kurang bijaksana dan kurang bisa mendengarkan.

Menurutnya sebagai wakil rakyat, Puan harus belajar lebih banyak mendengarkan.

Terutama, keluhan rakyat itu sendiri.

Selain itu, keluhan kolega sesama wakil rakyat juga tetap perlu direspon dengan bijak.

"Mbak Puan ini kan pemimpin potensial, perempuan yang sudah punya jabatan tinggi sekali."

"Kemudian, ada sokongan partai politik, jadi ketua DPR. Dia itu pengalaman politiknya itu bagus banget," kata dia.

"Nah kalau sudah bagus banget karir politiknya itu seharusnya bisa lebih bijaksana dan lebih banyak mendengarkan. Mendengarkan keluhan rakyat atau yang paling dekat kan bisa jadi mendengarkan keluhan koleganya. Jadi semoga saja hal ini tidak terjadi lagi dan mbak Puan bisa lebih bijaksana," imbuh Hendri.

Sebelumnya diberitakan, Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Irwan mengaku kecewa kepada pimpinan DPR yang mematikan mikrofon, saat dirinya menyampaikan pendapat terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.

Hal tersebut terjadi saat DPR menggelar rapar paripurna untuk pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang di gedung Nusantara DPR, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (5/10/2020).

"Entah apa alasan pimpinan sidang, tetapi saya merasa ini upaya menghalangi tugas saya dalam menjalankan fungsi legislatif," kata Irwan kepada wartawan, Jakarta, Selasa (6/10/2020).

"Tentu ini ancaman buruk bagi demokrasi ke depan, apalagi hak berpendapat di parlement dijamin oleh undang-undang. Saya tidak tahu apakah ini masuk dalam kategori contempt of parliament," sambung Irwan.

Menurutnya, sebagai anggota DPR yang konstitusinya dijamin oleh undang-undang, sebagaimana hak pimpinan dalam menyampaikan pendapat di sidang paripurna, tentu mematikan mikrofon sangat mengecewakan.

"Saya sangat kecewa dan sedih karena apa aspirasi rakyat di luar yang saya ingin sampaikan secara jernih dan tuntas, tidak bisa tersampaikan jelas dan tegas karena disamping sering dipotong oleh pimpinan sidang, juga mikrofon saya dimatikan," ujar Anggota Komisi V DPR itu.

Irwan berharap ke depan kualitas demokrasi di Indonesia terus membaik dan tidak ada lagi insiden seperti sidang paripurna kemarin, saat pembahasan pengambilan keputusan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang.

Anang Hermansyah Murka Akibat Ulah Ashanty pada Arsya

Respons Bintang Emon Saat Tahu Najwa Shihab Dipolisikan

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com

Videografer Tribunlampung.co.id/Bambang Irawan

Berita Terkini