Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat, perekonomian Bumi Ruwai Jurai masih didominasi sektor pertanian.
Bahkan di tengah pandemi Covid, sektor ini tetap tumbuh positif.
Terbukti, neraca perdagangan Lampung sejak Januari-Agustus surplus cukup besar, 975,7 juta dolar AS atau setara Rp 14,1 triliun.
Komoditas pertanian merupakan pendorong utama kinerja perdagangan luar negeri Lampung tersebut.
Meski begitu, BPS juga mencatat terdapat dampak cukup besar terhadap perdagangan dalam negeri akibat pandemi Covid.
Seperti apa BPS memotret kondisi ekonomi Lampung dan seperti apa dampak Covid bagi perekonomian Lampung?
Berikut petikan wawancara ekskusif Tribun dengan Kepala BPS Lampung Faizal Anwar, Selasa (27/10/2020).
Belum lama ini Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menargetkan Lampung masuk 5 besar nasional sebagai provinsi penghasil padi. Mengacu data BPS Lampung mencatatkan kenaikan produksi padi dan luas panen tertinggi. Bagaimana tanggapannya?
Dalam hal ini BPS hanya bisa memotret dan mengukur hasil yang telah dicapai.
Namun yang pasti, kami menilai Provinsi Lampung memiliki potensi untuk mencapainya.
Saat ini, Lampung masih di urutan 6 sebagai provinsi penghasil padi. Bagaimana menurut Anda potensi untuk masuk ke 5 besar nasional?
Bukan hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan itu, terlebih Lampung punya potensi. Lahan pertanian di Lampung sendiri tidak kurang.
Provinsi Lampung bahkan menjadi nomor 1 dalam hal produksi ubi kayu atau singkong dan nomor 3 produksi jagung secara nasional.
Pemprov Lampung mesti menggenjot dari sisi apa untuk masuk ke 5 besar itu?