TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - TNI dituding terlibat dalam kasus penembakan yang menewaskan 6 pengawal Rizieq Shihab di Tol Jakarta-Cikampek.
Sebelumnya PP Muhammadiyah menuding TNI diduga terlibat dalam kasus penembakan yang menewaskan pengikut Rizieq Shihab yang ditangani polisi.
Menjawab tudingan keterlibatan TNI dalam kasus penembakan yang menewaskan 6 anggota FPI tersebut, Pangdam Jaya memberi penjelasan.
Kapendam Jaya Letnan Kolonel Arh Herwin BS menjawab pernyataan pers yang disampaikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM dan Kebijakan Publik Busyro Muqoddas, Selasa (8/12/2020).
Herwin mengatakan pernyataan pers dalam poin 8 yang disampaikan Busyro tentang dugaan TNI turut diperankan dalam penanganan penyidikan tindak kejahatan tidak benar.
Herwin mengatakan TNI dalam hal ini Kodam Jaya memang tidak penah turut serta atau dilibatkan dalam proses penyidikan tindak kejahatan sipil yang terjadi di masyarakat.
Sesuai Pasal 1 angka 1 KUHAP, kata Herwin, Penyidik adalah Pejabat Polisi RI dan Pejabat PNS tertentu sesuai Undang-Undang.
Baca juga: Ada Kode Paus dan Monyet Sebelum 6 Pengikut Rizieq Shihab Tewas Ditembak Polisi
Baca juga: Polisi Kantongi Barang Bukti Rekaman CCTV dari 3 Server di Lokasi Penembakan Simpatisan Rizieq
"Kehadiran Pangdam Jaya di Polda Metro Jaya, adalah sesuai dengan Tupok TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan memiliki tugas yang harus diemban," kata Herwin ketika dikonfirmasi, Selasa (8/12/2020).
Hal tersebut, kata Herwin sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat (1) yakni tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Selain itu kehadiran Pangdam Jaya, kata Herwin, sesuai dengan Pasal 7 ayat (2) huruf "b" angka "10" yakni tugas pokok TNI adalah Operasi Militer Selain Perang, yakni membantu Kepolisian Negara RI dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam Undang-Undang.
Jadi, lanjut Herwin, kapasitas Pangdam Jaya saat hadir dalam konferensi pers tersebut adalah untuk melihat dan memberikan dukungan penuh kepada Polda Metro Jaya dalam penegakan hukum terhadap adanya aksi melawan hukum yang dilakukan oleh oknum FPI yang mana dalam aksinya membawa senjata tajam dan senjata api ilegal saat melakukan pengawalan dan pengamanan MRS.
"Dalam hal ini kehadiran Pangdam Jaya untuk tetap membantu Polda Metro Jaya, guna mengantisipasi terjadinya eskalasi gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya," kata Herwin.
Respons Muhammadyah
PP Muhammadiyah menyayangkan kehadiran Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam konferensi pers tertembaknya enam pengikut pimpinan FPI Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya pada Senin (7/12/2020) kemarin.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Trisno Raharjo saat membacakan pernyataan pers PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM dan Kebijakan Publik.
"Menyayangkan keterlibatan Pangdam Jaya dalam proses penjelasan peristiwa kematian 6 anggota FPI oleh pihak Kepolisian," ujar Trisno yang disiarkan channel Youtube Muhammadiyah, Selasa (8/12/2020).
Menurut Trisno, kehadiran Dudung menguatkan dugaan keterlibatan TNI dalam penyidikan kasus.
Jika hal ini terjadi, Trisno menilai TNI telah keluar dari tugas dan fungsinya.
"Hal ini menguatkan dugaan TNI turut diperankan dalam penanganan penyidikan tindak kejahatan yang berarti TNI telah keluar dari fungsi dan tugas utama TNI," ucap Trisno.
Selain itu, Trisno mengatakan Muhammadiyah juga meminta agar masyarakat mendapatkan informasi yang utuh mengenai insiden ini.
Dirinya meminta keterbukaan dari pihak kepolisian dalam penanganan kasus ini.
"Kami berharap masyarakat mendapatkan seluruh informasi sebagai perwujudan hak keterbukaan informasi terhadap segala proses yang dilakukan pihak kepolisian dalam menangani perkara ini dan tim yang telah bekerja dari Komnas HAM," kata Trisno.
Seperti diketahui, insiden tersebut terjadi pada di Jalan Tol Jakarta - Cikampek KM 50 pada Senin (7/12/2020) dini hari.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Penjelasan Kodam Jaya Terkait Kehadiran Pangdam Jaya dalam Rilis Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI