TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - “Dok, anak saya sudah 2 tahun kok bicaranya Cuma penggalan kata “ma”, ‘pa”,
“num” ya dok sedangkan anak-anak lain seusianya sepertinya sudah banyak bicaranya, apakah ini normal dok?” Pertanyaan-
pertanyaan di atas tidak jarang muncul di ruang praktik dokter anak.
Lambat bicara pada anak memang dapat menimbulkan kecemasan orangtua.
Di lain sisi, terkadang anak dengan gangguan bicara dan bahasa terlambat mendapat perhatian karena orangtua dan keluarga
seperti kakek dan nenek berpikir “Ah, tidak apa-apa, nanti juga bisa bicara.” atau “Dia hanya terlambat mulai saja, nanti dia pasti
akan mengejar, ah..orang tuanya juga dulu seperti itu kok” Bicara merupakan bentuk verbal dari bahasa, dimana bahasa
merupakan produksi konseptual dari komunikasi.
Kemampuan bahasa mengandung unsur reseptif (memahami) dan ekspresif atau kemampuan untuk menyampaikan informasi
perasaan, pikiran dan ide.
Speech delay atau keterlambatan bicara merupakan salah satu penyebab keterlambatan yang sering dijumpai.
Keterlambatan bicara dan bahasa dialami oleh 5-8% anak usia prasekolah.
Penyebabnya sangat luas dan kompleks, sehingga perlu diketahui tanda-tandanya agar mudah mendeteksi terjadinya
keterlambatan bicara pada si Kecil.
Usia balita merupakan usia emas pertumbuhan dan perkembangan si kecil.
Orangtua dalam hal ini, terutama Ibu perlu membekali diri dengan pengetahuan seputar tumbuh kembang anaknya. Agar dapat
mengetahui kapan seorang anak terlambat bicara, terlebih dahulu kita perlu mengenal tahapan perkembangan bicara normal.
Selain itu orang tua juga perlu mengetahui mengenai tanda bahaya (red flag) keterlambatan bicara atau speech delay.
Kenali sejak dini tanda-tanda keterlambatan bicara pada balita.
Klasifikasi penyebab masalah perkembangan bicara & bahasa (Pusponegoro, 2014):
Gangguan bicara dan bahasa dapat disebabkan oleh :
1. Gangguan pendengaran
2. Retardasi mental
3. Autisme
4. Sebagai bagiand dari gangguan perkembangan menyeluruh (Global Developmental Delay), gangguan neurologis misalnya
palsi serebral, atau deprivasi psikososial.
5. Developmental language disorder atau gangguan bahasa dalam masa perkembangan.
a. Reseptif
b. Ekspresif
c. Campuran
d. Gangguan bicara Reseptif-Ekspresif
e. Gangguan fonologik-sintaktik
f. Gangguan semantic-pragmatik
6. Gangguan bicara
a. Gangguan Artikulasi
b. Gangguan suara
c. Gangguan kelancaran bicara
Cara tata laksana gangguan bahasa pada anak bergantung pada diagnosis dan penyebabnya:
Konsultasi dengan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik untuk speech therapy (terapi wicara)
Pada Autism / ADHD perlu penanganan secara multidisiplin dengan Psikolog anak dan Psikiater anak serta Rehabilitasi Medik,
serta peningkatan interaksi anak dengan orang tuanya.
Konseling dokter Sp.THT apabila diperlukan Alat Bantu Dengar.
Pemakaian bahasa di rumah sebaiknya diseragamkan sehingga dapat membantu anak menguasai satu bahasa terlebih dahulu.
Hasil terapi biasanya baru terlihat setelah beberapa bulan. Perlu dilakukan evaluasi setiap 3-6 bulan untuk melihat hasil terapi
yang telah diberikan.
Keterlambatan atau gangguan bicara dan bahasa, dapat berdampak jangka panjang:
1. Gangguan bahasa berpengaruh pada akademik, kesulitan belajar dan pekerjaan.
2. Gangguan bahasa berhubungan dengan peningkatan risiko ansietas sosial.
3. Gangguan bahasa berdampak pada partisipasi sosial
Bagaimana pencegahan terlambat bicara? Dalam banyak kasus, kuncinya ada pada stimulasi perkembangan yang baik dan
ketepatan waktu dalam menemukan tanda awal penyimpangan perkembangan anak. Lalu, apa yang perlu dilakukan orang tua di
rumah? Hal-hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mengoptimalkan perkembangan bicara dan bahasa anak antara lain :
• Selalu mengajak anak bicara. Berikan dorongan pada anak untuk bertanya, memilih, dan menjawab pertanyaan dengan
kemampuan bahasanya.
• Dengarkan anak bicara, dan mencoba untuk mengerti
• Berikan dorongan untuk bermain. Diharapkan anak dapat bermain cukup lama dengan orang tua
• Ajarkan anak lagu yang dia sukai dan bacakan anak cerita dan ajarkan mengucapkan kata atau ide. Sembari membaca, anak
dapat diajak menunjuk gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk.
• Gunakan satu bahasa atau bahasa yang seragam selama berbicara dengan anak didalam rumah.
Daftar Pustaka :
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2010.
Soebadi, Amanda. IDAI. Keterlambatan Bicara. Jakarta. 2013.
Pusponegoro HD. What to do when you find a child with speech and language delay. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cab DKI
Jakarta. 2014.
Sambo, Catherine A. IDAI. Mencegah Terlambat Bicara Pada Anak. Jakarta. 2017.
Dahlia, Jenni K. IDAI. Dampak Jangka Panjang Keterlambatan Atau Gangguan Bicara-Bahasa, Hal Yang Perlu Diketahui Orangtua.
Jakarta. 2017.(*)