Kemudian, RS pertama yang mereka kunjungi adalah RS di daerah Karang Tengah.
Di tempat itu, Ribut sempat menerima pemeriksaan awal.
Namun, perawat yang menangani korban itu berdalih, pihaknya tidak dapat memberikan perawatan ke korban.
"Susternya bilang tidak bisa menangani karena korban memiliki luka benturan, dan pihak mereka enggak bisa menangani luka rujukan," ujar Bayu.
"Padahal saya sudah minta ke susternya agar suster itu memberikan penanganan pertama.
Tapi tetap engga bisa," imbuh dia.
Lantas, perawat dan satpam RS tersebut memberi saran agar Bayu membawa kedua korban itu ke salah satu rumah sakit di Ciledug.
Bayu yang pasrah dengan segera mengangkut kedua pria tersebut ke RS itu.
"Pas sampai di depan RS itu, satpamnya langsung bilang kalau kamarnya penuh.
Padahal mereka udah kritis," papar Bayu.
Tanpa membuang waktu lama, Bayu kembali mengangkut kedua korban ke RS lain di wilayah Karang Tengah.
Hal serupa, kata Bayu, terjadi kembali di RS itu.
"Di sana, petugasnya tanya ke saya, 'siapa keluarga korban yang akan menanggung biayanya'," ujar pria 27 tahun itu.
Mendengar pertanyaan itu, Bayu langsung meminta kepada perawat yang ada untuk memeriksa kedua korban terlebih dahulu.
Bayu mengatakan kepada petugas bahwa dirinyalah yang menjamin kehadiran keluarga korban.