Lampung Selatan

Mbah Surip, Pegiat String Art Asal Lampung Ajari Penyandang Disabilitas hingga Anak Yatim

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbah Surip berbagi kisah terkait string art. Mbah Surip, Pegiat String Art Asal Lampung Ajari Penyandang Disabilitas hingga Anak Yatim

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Mbah Surip, pegiat string art asal Lampung Selatan ini telah menghasilkan beberapa karya menawan melalui teknik gambar menggunakan benang dan paku.

Diantaranya sketsa wajah Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim yang juga sudah diserahkan secara langsung dalam acara Seniman Lampung Peduli (Selpi) 24 September 2019 lalu di Elephant Park Bandar Lampung.

Hingga gambar 10 proses pengolahan biji kopi dalam satu frame berukuran 2x5 meter dan berukuran sekitar 1,2×2,2 meter yang dipajang di El's Coffee Rostery dan Els Coffee Teluk Betung, Bandar Lampung.

Selain membuat karya, Mbah Surip bahkan tak pelit ilmu mengajari siapapun yang ingin belajar spring art termasuk penyandang disabilitas dan juga anak yatim.

Menyusuri Jalan Padmosari 2, Desa Haduyang, Kecamatan Natar, Lampung Selatan saat matahari mulai meninggi, Rabu (3/3/2021), Tribunlampung.co.id harus beberapa kali bertanya kepada masyarakat setempat untuk mencari kediaman Mbah Surip.

Jalan yang cukup rusak harus dilalui sebelum akhirnya tiba di kediaman Mbah Surip, pegiat seni rupa yang memanfaatkan benang untuk membentuk gambar atau tulisannya itu atau disebut string art.

Begitu memasuki pintu ruang tamu yang sekaligus dijadikan galeri Mbah Surip, Tribunlampung.co.id disambut berbagai bentuk karya string art.

Dari yang sudah jadi dan masih bentuk setengah jadi.

Pria kelahiran Kedaton, Bandar Lampung, 7 Maret 1976 itu membeberkan bagaimana awal mula menekuni seni rupa satu ini.

Dirinya sempat melihat karya-karya Debby Smith asal Inggris di Youtube yang kemudian menjadi titik ketertarikannya untuk mengulik lebih jauh string art.

"Dari melihat karya Debby Smith saya ingin mendalami string art, saya chatt Debby melalui mesengger dan saya sangat senang sekali direspon waktu itu, sekitar 4 tahun lalu tepatnya Mei 2016," cerita suami dari Sumirah ini.

Setelahnya komunikasi terus berlanjut.

Keterbatasan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris tidak menjadi penghambat baginya.

"Saya gunakan google translete dan lainnya untuk bisa lancar berkomunikasi, lalu saya diajari tahap demi tahap pembuatan string art melalui gambar yang dikirimkan Debby Smith," paparnya.

Surip terus banyak belajar, bahkan juga dari banyak pegiat string art dunia lainnya salah satunya Nicoleta asal Brazil, hingga bergabung di tujuh komunitas string art dunia. 

Diantaranya String Art Fun yang memiliki 10.150 anggota dan String Art Patterns beranggotakan 17.028 orang.

Bentuk lukisan string art sendiri tergantung pesanan.

Bisa berbentuk sketsa wajah, latar belakang momen acara, mahar, dekorasi ruangan dan masih banyak lagi. 

Lama pengerjaan menurutnya bervariasi tergantung ukuran dan motifnya diperkirakan antara 4 hari hingga sampai berbulan-bulan.

Salah satu karyanya berukuran 2x5 meter diselesaikannya dalam waktu 4 bulan.

Bahan membuat karya string art yang diperlukan selain benang jahit (ragam warna) dan paku, juga triplek, lem, kain oscar, dan kain kamprat. 

Saat melukis, bisa dengan menggunakan paku yang mengikuti pembuatan pola atau menaruh rangkaian paku di sekelilingnya sehingga di dalam karya atau gambar yang dilukis tidak ada paku.

Pria yang sebelumnya malang melintang bekerja di bidang pertambangan di Kalimantan hingga Jambi dan Palembang ini, kini memilih fokus berkegiatan sebagai perupa termasuk memberikan terapi seni melalui string art kepada penyandang disabilitas.

"Basic-nya bekerja di pertambangan di Lampung hingga Kalimantan, bahkan Palembang dan Jambi dan pernah jadi instruktur alat berat hingga resign tahun 2015. Saya memang sudah lama suka menggambar, namun baru fokus khususnya string art sejak 2016," ungkap lulusan STM 2 Mei Bandar Lampung ini.

Belajar string art, diakuinya butuh ketekunan, keuletan, dan juga kesabaran sehingga bisa menjadi salah satu terapi bagi anak dengan cerebral palsy (kelainan saraf otak).

"Salah satu penyandang disabilitas yang masih terus belajar adalah Reyhan (16) asal Pesawaran. Sudah sejak 2 bulan terakhir Reyhan belajar string art," ceritanya.

"Perkembangan Reyhan cukup pesat. Bahkan dia bisa menyelesaikan gambar Pak Jokowi dalam 8 hari," bebernya.

Selain itu, Surip mengajari anak-anak yatim di sekitar rumahnya belajar string art termasuk membuat gantungan kunci dari tali kur dan kelereng.

Lalu mengedukasi 32 peserta dalam satu hari dari berbagai daerah di Lampung terkait string art di kediaman Mbak Nunik (Wagub Lampung) daerah Rawa Laut di November 2019 lalu.

Ke depan, Surip berencana untuk memberikan kontribusinya ke penyandang disabilitas secara lebih luas melalui Forum Komunitas Keluarga Disabilitas (Forkasi) Lampung.

Selain itu dia terbuka bagi siapapun yang ingin belajar dan menimba ilmu terkait string art.

Surip ingin terus mengepakkan sayapnya membuat puade pernikahan berkonsep string art hingga membuat ucapan string art.

Saat ditanya berapa harga tiap karya yang dihasilkan, mulanya ia enggan mengungkapkan.

"Bukan nilai uang yang diburu, tapi rasa puas yang tidak bisa dinilai dengan uang," ucapnya.

Namun akhirnya Surip membeberkan jika karya string art miliknya per sentimeter dihitung sekitar Rp 500,-.

Dewan kesenian Lampung (DKL) mengapresiasi karya langka yang dilakukan Mbah Surip ini.

Terlebih tidak banyak orang yang bisa berkarya string art.

Sekretaris Umum DKL Bagus S Pribadi berharap, keterampilan string art bisa terus dikembangkan dan ditularkan ke lebih banyak orang.

Terlebih string art termasuk salah satu seni rupa langka.

"Perlu keahlian khusus dan kebiasaan dalam membuat agar dimensinya muncul. Butuh kejelian dan ini juga baik untuk dikembangkan di Lampung, ilmu lama kerajinan tangan yang sudah lama ditinggalkan, sudah semestinya diangkat kembali," ujar Bagus.

Jika bisa dikemas dengan pengembangan yang lebih modern agar bisa terus dilestarikan secara luas.

( Tribunlampung.co.id / Sulis Setia Markhamah )

Berita Terkini