Penganiayaan di Lampung Tengah

Pengakuan Kakek di Trimurjo Lampung Tengah Bacok Kakak-Adik: Saya Gak Suka Aja Liat Anak Itu

Penulis: syamsiralam
Editor: Daniel Tri Hardanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Salim, warga Kelurahan Simbar Waringin, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, mengaku memukul adik korban tanpa alasan jelas.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH - Salim, warga Kelurahan Simbar Waringin, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, mengaku memukul adik korban tanpa alasan jelas.

Kakek 62 tahun itu juga membacok kakak dan adik hanya karena emosi.

Salim tak menyukai tingkah laku adik korban sehingga memukul kepalanya.

"Saya gak suka aja lihat anak itu (adik korban). Tiba-tiba saya emosi saja lihatnya," terang Salim, Sabtu (19/6/2021).

Baca juga: Kronologi Kakak-Adik di Trimurjo Lampung Tengah Dibacok

Salim mengaku menantang kedua kakak korban untuk menemuinya.

"Iya, saya bilang sama anak itu, pulang sana ke rumah, bilang ke orangtua kamu kalau gak suka. Suruh temuin saya," tandasnya.

Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, Salim dijerat dengan pasal 351 KUHPidana dengan ancam hukuman 5 tahun penjara.

Pembacokan di Simbar Waringin, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah dipicu dugaan penganiayaan yang dilakukan Salim.

Kapolsek Trimurjo AKP A Pancarudin menyebutkan, adik korban saat kejadian baru pulang dari BRI Link di kawasan Simbar Waringin.

Baca juga: Kapolsek Trimurjo Beberkan Pemicu Kakak-Adik Jadi Korban Pembacokan

"Tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, pelaku mendatangi adik kedua pelapor (korban) dan memukul kepalanya dengan tangan," kata Pancarudin, Sabtu (19/6/2021).

Adik korban menanyakan alasan Salim memukulnya.

"Tapi dijawab oleh pelaku supaya adik korban memanggil kakaknya kalau dia tak menyukai perbuatannya itu," terangnya.

Adik korban lalu melaporkan peristiwa itu kepada kakaknya.

Dari situlah kedua kakak korban mendatangi Salim untuk menanyakan alasannya.

Korban Agus menceritakan kronologi pembacokan yang dilakukan Salim kepada kakaknya.

Halaman
12

Berita Terkini