TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNGTENGAH - Mengenal acara adat Lampung Angken Muwakhei (angkat saudara) sebagai salah satu tradisi leluhur yang dipertahankan oleh pemuda di Kabupaten Lampung Tengah.
Tradisi Angken Muwaghei/Angkon Muwakhi, merupakan salah satu dari adat Lampung yang merupakan tradisi pengangkatan saudara di Lampung, menunjukkan sebuah komitmen persaudaraan bagi yang melaksakannya.
Komitmen persaudaraan tersebut setelah dilaksanakan, dipupuk dengan mengedepankan beberapa nilai kebaikan di dalamnya, yakni seandanan (saling merawat), sebalakkan (saling membesarkan), setinukan (saling memperhatikan) dan lain sebagainya.
Rosim Nyerupa sebagai salah satu tokoh pemuda dari Buay Nyerupa yang merupakan salah satu kebudayaan yang ada di dalam Konfederasi Adat Pepadun Abung Siwo Migo, mencakup Kampung Komering Putih, Kampung Komering Agung dan Kampung Fajar Bulan di Kecamatan Gunungsugih.
Menurutnya, kegiatan Angken Muwakhei yang ia gelar bersama Briptu Muchlisi yang merupakan ajudan Kapolresta Bandar Lampung, beberapa waktu lalu, sebagai bentuk tanggungjawab pemuda dalam menjaga adat istiadat mereka.
Berdasarkan hasil musyawarah keluarga besar dan penyimbang adat setempat, Rosim Nyerupa dianugerahi gelar Rajo Pengiran sedangkan Briptu Muchlisi merupakan putera kandung dari Suttan Buay Nyerupa, penyimbang adat Marga Buay Nyerupa.
Baca juga: Lokasi Kedatun Keagungan, Rumah Adat Lampung di Bandar Lampung
Di dalam adat setempat, Rosim Nyerupa berasal dari Bilik Bujung sedangkan Bripda Muchlisi dari berasal dari Bilik Ghabow.
Bilik Ghabow dan Bilik Bujung merupakan dua dari kelima bilik yang terdapat dikesatuan adat Buay Nyerupa Abung Siwo Migo.
"Prosesi adat Angken Muwakhei disaksikan oleh penyimbang adat setempat. Muwakhi ini menyerahkan daw (uang adat) sebesar Rp 240 ribu sebagai salah satu aturan adat yang berlaku. Angken Muwakhei ini berlaku untuk satu generasi atau satu keturunan diantara kami," terang Rosim Nyerupa, Rabu (23/6/2021).
Dijelaskan Rosim, adat Muwakhi dilangsungkan disebabkan oleh hubungan baik dalam pertemanan antara dirinya dan Briptu Muchlisi yang sudah terjalin sejak zaman kanak-kanak.
"Sebagai salah contoh, saat menginjak bangku SMA, setelah saya menjabat sebagai Ketua OSIS, posisi saya kemudian digantikan oleh Muchlisi sebagai Ketua OSIS hasil pemilihan umum siswa SMAN 1 Gunungsugih," bebernya.
Selain itu lanjutnya, perekatan persaudaraan yang dibangun terlebih dalam berbagai kegiatan kepemudaan baik aktif diberbagai organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam, KNPI dan berbagai organisasi kepemudaan lainnya oleh keduanya.
Angken Muwakhi yang dibangun oleh keduanya, Menjadi salah satu contoh pemuda dan millenial di Lampung bahwa dengan bersatunya pemuda akan menjadi kekuatan baik bagi keluarga dan masyarakat.
"Dalam Islam menjadi anjuran kita untuk menjalin dan memperkuat Ukhuwah Islamiah, dan didalam tradisi adat budaya Lampung mengenal sebuah tradisi Akken Muwaghei/Angkon Muwakhi yang sejak lama telah dilakukan nenek moyang kita secara turun temurun," jelas Rosim Nyerupa.
Setelah upacara adat pengangkatan saudara terselenggara, tentunya antara kedua pemuda punya tanggung jawab moral dalam menata hubungan persaudaraan, baik saling mengisi, ada di saat suka maupun duka, merawat dan mempertahankan hubungan tersebut hingga anak keturunan nanti.(sam)