TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, GARUT - Seorang pria mengaku Jenderal TNI acungkan golok ke warga di Garut hingga memicu 150 orang mendatangi rumahnya.
Adapun kronologi pria yang mengaku sebagai Jenderal TNI bintang 2 itu hingga dianiaya warga berawal dari masalah patok pembatas jalan.
Diketahui, seorang pria mengaku sebagai Jenderal TNI bintang 2 mengaku dianiaya warga di Garut, Jawa Barat, hingga akhirnya melaporkan kejadian tersebut di polisi.
Perseteruan Jenderal TNI dengan warga itu terjadi tepatnya di Desa Sukalaksana, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Kamis (19/8/2021).
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah juga mengonfirmasi, jika pria tersebut merupakan Perwira TNI AU aktif.
"Benar, bahwa yang berselisih paham dengan sejumlah warga tersebut adalah Perwira TNI AU aktif," kata Indan ketika dihubungi Tribunnews.com pada Senin (23/8/2021).
Meski demikian, Indan tidak menyebut pangkat Perwira TNI AU tersebut apakah Jenderal bintang 2 atau bukan.
Untuk saat ini, lanjut dia, permasalahannya sedang didalami oleh aparat penegak hukum.
Baca juga: Kronologi Jenderal TNI Bintang 2 Dianiaya Warga di Garut, Gara-gara Patok Jalan
Baca juga: Jenderal TNI Mengaku Dianiaya Warga, Kadispen TNI AU: Dia Perwira TNI Aktif
Indan juga menegaskan, TNI AU tetap berpedoman kepada hukum dan peraturan yang berlaku serta Sumpah Prajurit maupun 8 Wajib TNI.
Termasuk atas kejadian yang menimpa seorang Perwira TNI AU di Desa Sukalaksana tersebut.
“Apabila permasalahan ini tidak menemui jalan damai, tentunya kita menghormati hak kedua belah pihak, baik hak warga, maupun hak Perwira TNI AU tersebut yang akan menempuh jalur hukum,” kata Indan.
Diberitakan sebelumnya Polda Jabar membenarkan ada pengaduan dan pelaporan pria mengaku jenderal bintang 2 yang diduga dianiaya oleh warga Garut.
Penganiayaan tersebut terjadi di Desa Sukalaksana Kecamatan Samarang Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Awal Mula Kejadian
Awal mula kejadian tersebut, diduga gara-gara patok pembatas jalan, YIS, pria yang mengaku anggota TNI berpangkat jenderal bintang dua dipukul warga di Desa Sukalaksana, Samarang, Kabupaten Garut.
Tak terima dengan perlakuan itu YIS melaporkannya ke polisi.
Kasusnya kini dalam penanganan Polda Jabar.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago mengatakan laporan dugaan penganiayaan ini mereka terima dari YIS, Sabtu (21/8) sore.
"Sejauh ini masih didalami di Ditreskrimum, laporannya soal penganiayaan," ujar Erdi kepada Tribun saat dihubungi melalui telepon, Minggu (22/8/2021).
Erdi mengatakan karena laporannya sudah diterima, laporan ini tentu mereka tindaklanjuti. "Akan diproses. Nanti akan klarifikasi dulu pada beberapa saksi yang ada saat kejadian," ujarnya.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribun, kemarin, Kepala Desa Sukalaksana, Oban Sobana, mengatakan peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan warganya ini berawal dari keributan yang terjadi di pertigaan Jalan Waluran Lebak, Kamis (19/8/2021).
Saat itu, seorang pengendara berinisial YIS, yang mengaku seorang jenderal memaksa warga yang ada di lokasi untuk membongkar patok besi pinggir jalan yang berfungsi membatasi masuknya truk ke jalan utama desa.
Baca juga: Warga Buleleng yang Dipukuli Anggota TNI Tolak Mediasi, Ingin Selesaikan secara Hukum
Namun portal sebenarnya masih bisa dilewati oleh berbagai jenis kendaraan, bahkan truk engkel pengangkut sayuran.
Ketika warga menolak untuk membongkar dan mempertanyakan apakah sudah ada izin dari pemerintahan desa untuk membongkar patok tersebut, kata Oban, pria yang mengaku jenderal itu marah.
Tak hanya itu, pria tersebut juga mengancam warga sambil mengacungkan golok dan meminta warga menghadirkan kepala desa.
"Karena katanya, 'jangankan kepala desa, bupati, atau gubernur sekalipun bisa ia berhentikan dari jabatannya saat itu juga'," kata Oban menirukan perkataan YIS saat itu.
Karena merasa takut akhirnya warga yang ada di sana pun menuruti perintah YIS.
YIS, kata Oban, kemudian membawa patok besi itu menggunakan mobilnya menuju Kampung Sangiang Lawang, Desa Parakan.
Oban mengatakan, kejadian tersebut rupanya menyulut emosi warga.
Akhirnya sekitar 150 orang warga berangkat menyusul YIS untuk mempertanyakan sikap dan tindakannya mengancam warga dan membongkar patok.
"Namun, kedatangan warga tersebut disambut dengan kata-kata mencemooh, dengan mempertanyakan mau apa pada datang, 'apakah untuk melakukan tindakan kriminal', sambil mengacungkan kembali golok yang dipegangnya," kata Oban.
Inilah, kata Oban, yang kemudian semakin memicu kemarahan warga sehingga terpancing emosinya dan melakukan tindakan pemukulan.
YIS kemudian diselamatkan dua aparatur Desa Sukalaksana yang datang bersama petugas dari Polsek Samarang.
Setelah dimediasi oleh perangkat desa dan Polsek Samarang, kata Oban, YIS dan warga akhirnya bisa saling memaafkan.
Namun, pada malam harinya, YIS ternyata pulang ke Bandung dan membuat pengaduan penganiayaan ke Polda Jabar.
"Untuk itu, saya sebagai kepala desa dan mewakili seluruh warga, sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak terkait, yang mampu melihat situasi serta kondisi yang dihadapi dengan lebih jernih, adil, serta bijaksana," ujarnya.
Ia juga berharap persoalan ini dapat selesai dengan baik.
"Kami mengharapkan keadilan dapat ditegakkan dengan seadil-adilnya, sehingga masyarakat akan mendapatkan rasa aman dan terlindungi dalam segala kondisi yang dihadapi," ujarnya.
Baca juga: Tak Terima Komandan Kodim Dipukul dari Belakang, Anggota TNI Hajar Pelaku
Hingga semalam, belum ada komentar dari YIS terkait dugaan penganiayaan yang ia laporkan ke Polda Jabar ini.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos, juga belum dapat memberikan pernyataan terkait peristia ini.
"Mohon waktu, saya cek ke jajaran terkait," ujarnya kepada Tribun.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id