TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tiga pekan pasca dinyatakan hilang kontak, hingga saat ini Kapal Motor EMJ Tujuh belum juga ditemukan.
Namun upaya pencarian yang dilakukan pihak keluarga bersama pemilik kapal tetap berlanjut.
Salah satunya melakukan doa bersama di dermaga Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing, Jalan RE Martadinata, Telukbetung Barat, Bandar Lampung, Senin (6/9/2021).
Marzuki, perwakilan PT Sutiyoso Bersaudara (perusahaan pemilik KM EMJ Tujuh), mengatakan, doa bersama keluarga ABK merupakan ikhtiar meminta bantuan kepada Sang Pencipta.
Baca juga: Kronologi Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Sempat Delay hingga Hilang Kontak
Setelah doa bersama, juga dilakukan ritual larung laut dengan menghanyutkan kepala kerbau ke laut lepas.
"Tadi kami ajak sejumlah keluarga ABK ikut prosesi larung laut di sekitar Pulau Legundi," ucapnya.
Marzuki menambahkan, upaya pencarian tetap dilakukan secara swadaya meskipun pemerintah melalui Basarnas sudah menghentikan prosesnya.
Bahkan pencarian dilakukan sampai ke Pulau Enggano dan Pulau Mega, perairan Bengkulu hingga seminggu ke depan.
"Harapannya pemerintah tidak berhenti melakukan upaya pemantauan dan pencarian bahkan hingga pertolongan atau penyelamatan," tutur Marzuki.
Baca juga: TNI Optimistis Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang Hilang Kontak Ditemukan
Marzuki dan keluarga meyakini bahwa 20 orang ABK KM EMJ Tujuh masih dalam keadaan selamat.
"Jadi upaya swadaya perusahaan ini tetap lanjut, bahkan hingga 6 bulan ke depan sampai ada tanda-tanda keberadaan kapal," imbuhnya.
Agusni (51), orang tua ABK KM EMJ Tujuh yang hilang, mengatakan doa bersama dan larung laut dilakukan atas permintaan dari keluarga ABK.
Upaya tersebut dilakukan dengan harapan para ABK yang hilang kontak sejak 12 Agustus 2021 ini bisa ditemukan.
"Tidak ada lain lagi, harapan kami cuma satu mereka bisa pulang atau kembali dalam keadaan selamat," tutur Agusni.
Agusni merupakan orang tua ABK bernama Yogi Andrean (19).
Putranya baru kali ini ikut serta menjadi ABK.
"Ini pengalaman pertama dia, tapi sampai saat ini kami belum tahu pasti di mana keberadaannya," ujar dia.
( Tribunlampung.co.id / Muhammad Joviter )