TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Yosep, suami dan ayah korban diperiksa Bareskrim Polri menggunakan alat tes kebohongan.
Selain Yosef, Istri muda Yosep, Mimin, juga dilakukan pemeriksaan dengan alat tes kebohongan tersebut.
Bagaimana hasilnya?
Cara kerja alat tes kebohongan
Alat tes kebohongan atau Poligraf atau Lie Detector, adalah alat yang memantau reaksi Fisiologi seseorang.
Faktanya alat ini tidak sepenuhnya bisa mendeteksi kebohongan secara langsung, melainkan mendeteksi tanda-tanda saat seseorang melakukan kebohongan.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Cara Kerja Alat Pendeteksi Kebohongan, Jawaban Soal TVRI 20 Juli SMA'
Informasi itu kemudian digunakan bersama segala sesuatu yang diketahui tentang orang tersebut untuk membentuk gambaran yang lebih jelas, apakah mereka jujur atau berbohong.
Alat pendeteksi kebohongan ini biasa dipakai oleh Badan Intelejen, kepolisian, dan lembaga penegakan hukum lainnya.
Baca juga: Pembunuhan di Subang, Danu Ternyata Sudah Masuk Rumah Korban Sebelum Polisi Tiba
Poligraf pertama kali ditemukan oleh James Mckenzie pada 1902.
Kemudian dikembangkan lagi pada 1921 oleh seorang petugas kepolisian.
Poligraf modern mengukur berbagai perubahan fisik seperti denyut nadi dan pernapasan serta tekanan darah.
Cara kerja alat pendeteksi kebohongan dengan mencatat dan merekam seluruh respon tubuh secara simultan ketika seseorang diberi pertanyaan.
Secara sederhana ketika seseoarang berbohong ucapan yang dikeluarkannya akan menghasilkan reaksi psikologis di dalam tubuh yang akan mempengaruhi kerja organ tubuh, seperti jantung, kulit, dan lainnya.
Melalui sensor yang dihubungan pada bagian tubuh atau organ tersebut maka diketahuilah grafik perubahan fungsi organ.
Diantaranya grafik bernapas, detak jantung, tekanan darah, atau keringat.
Pemeriksaan dengan poligraf umumnya mencapai dua jam.
Untuk tingkat keakuratannya hingga 90 persen.
Beberapa sensor yang terhubung dengan kabel-kabel pada alat poligraf dipasang ditubuh sesorang yang akan diuji, yakni:
- Pnumograf, untuk mendeteksi ritme napas yang ditempel pada bagian dada dan perut. Bekerja ketika ada kontraksi di otot dan udara di dalam tabung.
- Blood pressure cuff, yang bekerja untuk mendeteksi perubahan tekanan darah dan jantung yang ditempel pada bagian lengan atas. Bekerja seiring suara yang muncul dari denyut jantung.
- Galvanic skin resistance (GSR), untuk mendeteksi keringat terutama dibagian tangan dan dipasang di pada jari-jari tangan. Bekerja dengan mendeteksi seberapa banyak keringan yang keluar ketika dalam keadaan tertekan atau berbohong.
Setelah alat pemasangan selesai, kemudian penguji memberikan beberapa pertanyaan kepada seseorang yang diuji.
Penguji akan membaca grafik dan mengetahui apakah ada reaksi yang tidak normal atau fluktuatif.
Fluktuasi yang terbaca oleh alat poligraf akan menentukan apakah seseoran berbohong atau jujur.
Yosep Ditanya Pakai Alat Tes Kebohongan
Diketahui, lebih sebulan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang belum terungkap, polisi belum juga menemukan tersangka.
Bareskrim Polri kemudian menggunakan alat tes kebohongan untuk memeriksa Yosep, suami korban Tuti Suhartini dan ayah Amalia Mustika Ratu.
Tak cuma sekali, Yosep diperiksa menggunakan alat tes kebohongan dua kali, pada Kamis dan Jumat tanggal 16-17 September 2021.
Selain Yosep, istri mudanya Mimin juga dilakukan pemeriksaan dengan alat tes kebohongan tersebut.
Kuasa hukum Yosep, Rohman Hidayat mengungkapkan materi pemeriksaan dengan alat tes kebohongan tersebut.
"Iya diperiksa oleh Bareskrim pakai alat tes kebohongan. Secara eksplisit ditanya apakah Pak Yosef melakukan atau menyuruh melakukan perampasan nyawa. Itu pertanyaan mendasarnya," kata Rohman Hidayat, kuasa hukum Yosef saat ditemui di Jalan LLRE Martadinata Bandung, Senin (20/9/2021).
Cerita pada Rohman, Yosef mengaku menjawab semua pertanyaan penyidik Bareskrim Polri yang menggunakan alat tes kebohongan tersebut.
"Keterangan mereka ke sana, baik Pak Yosef dan Bu Mimin, mereka itu tidak pernah melakukan atau menyuruh melakukan perampasan nyawa. Jadi, kaitan hasilnya silakan tanya ke penyidik. Untuk hasil tes saya belum tahu," ucapnya.
Pemeriksaan Yosef dan Mimin itu sendiri dilakukan terpisah dan tidak dilakukan di kantor polisi.
"Bahwa hari Kamis dan Jumat pak Yosef diperiksa, tempatnya tidak di kantor polisi, di luar. Karena memang orang Bareskrim langsung yang memeriksanya, diperiksa gunakan alat tes kebohongan," ujar Rohman Hidayat.
Pemeriksaan tes kebohongan itu ternyata membutuhkan waktu lama untuk memastikan Yosef benar-benar menyampaikan hal sebenarnya atau tidak.
"Pak Yosef melaluinya hari Kamis, dari Magrib sampai jam 21.00 kemudian dilanjutkan Jumat setelah jumatan," kata Rohman Hidayat.
Selesai melakukan pemeriksaan dengan alat tes kebohongan pada Yosef, Bareskrim juga melakukan hal yang sama pada Mimin.
"Kemudian Bu mimin, di tes kebohongan juga, di tes nya hari Sabtu dari Jam 10-12an itu sudah selesai," kata Rohman.
Cerita Yosef pada Rohman, Yosef ditanya seputar kejadian perampasan nyawa Amalia dan Tuti.
Dia tidak mengetahui alasan di balik penggunaan alat tes kebohongan untuk Yosef dan Mimin.
"Alasannya saya tidak tahu, tapi yang pasti memakai alatlah karena saya juga tidak masuk, menurut keterangan Pak Yosef pada saat itu dia dites kebohongan pakai alat yang di tempel di dada dan tangan, itu update terakhir," kata dia.
sumber: Surya