TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang bayi yang baru lahir di Semarang, Jawa Tengah dibunuh ayah dan ibunya di rumah warga saat menumpang ke kamar mandi.
Bayi yang baru dilahirkan tersebut dibunuh kemudian dibuang ke luar kamar mandi melalui ventilasi.
Pemilik rumah awalnya tidak curiga ada pembunuhan bayi di dalam kamar mandinya. Tapi begitu mendapat kabar banyak polisi di rumahnya, ia pun kaget. Apalagi setelah tahu ada bayi ditemukan meninggal dunia di belakang kamar mandinya.
Pelaku pembunuhan bayi tak lain adalah orangtuanya sendiri yang malu punya anak hasil hubungan di luar nikah.
Keduanya menumpang ke kamar mandi warga di Ringintelu Rt.04 Rw.01 Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang saat dalam perjalanan pergi ke dokter.
Baca juga: Kesaksian Penggali Makam saat Jasad Korban Pembunuhan di Subang Diangkat dari Kubur
Baca juga: Istri Yoris Takut Suaminya Jadi Target Pembunuhan di Subang Berikutnya
Kedua orang tua bayi itu Yustiani (23) warga Dukuh Kabupaten Brebes, dan Andrianto (22) warga Kintelan Baru Kota Semarang dibekuk Unit Resmob Polrestabes Semarang di kamar kos jalan daerah Kradenan Sampangan pukul 19.30 beberapa jam setelah bayi itu ditemukan warga Ringintelu yang sedang bermain voli.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan mengungkapkan sejumlah fakta pembunuhan dan pembuangan bayi perempuan malang yang dilakukan pasangan sejoli Yustiani dan Andrianto.
Dua sejoli itu mulai pacaran kurang lebih dua tahun yang lalu. Mereka mulai melakukan hubungan badan pada Januari 2021 dan berujung Yustiani berbadan dua.
"Pada bulan Agustus 2021 tersangka Yustiani menyampaikan pada tersangka Andrianto jika dia sedang hamil," jelasnya, Minggu (3/10/2021).
Ttak mau tanggung jawab setelah mendengar pengakuan sang kekasih, Andrianto meminta Yustiani untuk menggugurkan kandungan hasil hubungan gelapnya dengan alasan malu. Hal itu disetujui ibu dari bayi malang tersebut.
"Kemudian Andrianto mulai mencari obat penggugur kandungan dengan di internet," ujar dia.
Lanjut Donny, setelah memperoleh obat penggugur kandungan Andrianto memberikan obat tersebut kepada kekasihnya. Kemudian obat tersebut diminum berturut turut selama tiga hari.
"Setelah minum obat tersebut tersangka Yustiani merasa sakit pada bagian perut dan berusaha untuk berobat ke dokter umum," tuturnya.
Rupanya saat akan ke dokter, kata Donny, kekasih Andrianto masuk ke toilet di rumah warga Ringintelu Rt.04 Rw.01 Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota. Semarang. Yustiani melahirkan bayinya di toilet itu sekira pukul 07.00.
Karena takut diketahui orang banyak, bayi tersebut dijerat lehernya hingga meninggal dunia dengan kain yang sudah ada di dalam toilet.
"Bayi dijerat lehernya menggunakkan kain hingga meninggal dan bayi dibungkus dengan kain yang telah digunakan untuk menjerat leher bayi," tuturnya.
Menurut Donny, bayi itu dibuang melalui lubang ventilasi toilet. Ketika ditemukan bayi tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
"Kemudian mayat bayi tersebut di bawa ke RS Kariadi untuk dilakukan autopsi," tuturnya.
Ia menuturkan kedua pasangan sejoli itu ditangkap di kos daerah Kradenan Sampangan pukul 19.30, beberapa jam setelah ditemukannya bayi malang itu oleh warga Ringintelu sedang bermain voli.
Tidak membutuhkan waktu lama Polrestabes Semarang mencari orang tua yang tega membunuh bayi perempuan dan membuang di Ringintelu RT 04 RW 01 Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Bayi perempuan itu ditemukan warga yang sedang bermain voli warga RT 22 RW 01 sekitar pukul 17.30, Sabtu (2/10/2021).
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan pelaku yang membuang jabang bayi tersebut ditangkap oleh unit Resmob Polrestabes Semarang di kamar kosnya di daerah Kradenan Sampangan pukul 19.30 pada Sabtu (2/10/2021).
Ada dua pelaku diketahui orang tua bayi tersebut yang ditangkap yakni Yustiani (23) warga Dukuh Kabupaten Brebes, dan Andrianto (22), warga Kintelan Baru Kota Semarang.
"Barang bukti yang diamankan saat penangkapan di kos yaitu 3 botol obat penggugur kandungan, 1 strip Paramex, 1 buah botol Sprite, kain lap pel, dan 2 buah ponsel," ujar dia, Minggu (3/10/2021).
Menurut Donny, kronologi singkat berawal kedua tersangka berpacaran kurang lebih 2 tahun. Kemudian bulan Januari 2021 kedua tersangka mulai melakukan hubungan badan selayaknya suami istri hingga akhirnya hamil.
"Pada bulan Agustus 2021 tersangka Yustiani menyampaikan pada tersangka Andrianto jika dia sedang hamil," jelasnya.
Karena malu, kata dia, Andrianto menyarankan pada tersangka Yustiani agar menggugurkan kandungannya. Hal tersebut disetujui Yustiani agar menggugurkan kandungan.
"Kemudian Andrianto mencari obat penggugur kandungan dengan cara mencari atau browsing di internet," ujar dia.
Kata Donny, setelah memperoleh obat penggugur kandungan, Andrianto memberikan obat tersebut kepada kekasihnya. Kemudian Yustiani meminum obat tersebut berturut turut selama tiga hari.
"Setelah minum obat tersebut tersangka Yustiani merasa sakit pada bagian perut dan berusaha untuk berobat ke dokter umum," ujar dia.
Namun sebelum dilakukan pemeriksaan di dokter umum kekasih Andrianto masuk ke toilet di rumah warga Ringintelu Rt.04 Rw.01 Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota. Semarang. Yustiani melahirkan bayinya di toilet itu sekira pukul 07.00.
"Karena takut diketahui orang banyak, bayi tersebut lehernya dijerat dengan kain yang sudah ada di dalam toilet hingga bayi tersebut meninggal dan bayi dibungkus dengan kain yg telah di gunakan untuk menjerat leher bayi.
Donny mengatakan bayi itu dibuang di belakang kamar mandi melalui lubang ventilasi udara toilet. Ketika ditemukan bayi tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
"Kemudian mayat bayi tersebut di bawa ke RS Kariadi untuk dilakukan autopsi," tuturnya.
Pinjam kamar mandi warga
Sebelumnya, penuturan Rizki warga RT 04 RW 01 Kalipancur, Ngaliyan Kota Semarang, mengenai penemuan jenazah bayi di lapangan voli, bikin warga geleng-geleng kepala.
Pasalnya, sebelum jenazah tersebut ditemukan, dua wanita muda mendatangi tempat ia tinggal untuk meminjam kamar mandi. Setelah minta izin ke kemar mandi, dua wanita itu berpamitan.
Rizki yang saat itu hanya sendirian di rumah, melihat darah berceceran di kamar mandi yang digunakan dua wanita tak dikenal itu.
"Saya pikir satu di antara dua wanita itu sedang menstruasi, karena banyak darah di kamar mandi. Mereka izin pinjam kamar mandi sekitar pukul 09.00 WIB," katanya, Sabtu (2/10/2021) malam.
Rizki juga sempat membersihkan darah yang berceceran di kamar mandi rumahnya, usai dua wanita muda itu pergi.
"Sempat saya bersihkan darah tersebut, ya saya pikir satu di antara mereka sedang sakit. Karena saat berpamitan wajahnya pucat, dan saya tanya apa sedang sakit hanya dijawab tidak," jelasnya.
Meski demikian, Rizki sedikit curiga lantaran darah tersebut juga ada di dinding ventelasi yang langsung menuju lapangan voli.
"Ada darah juga di ventilasi kamar mandi, meski agak aneh, namun saya tidak begitu berpikir yang tidak-tidak," ucapnya.
Setelah membersih kamar mandi, Rizki pun meninggalkan rumah untuk pergi ke Puwodadi. Namun pada sore hari, ia ditelpon oleh keluarga karena ditemukan jenazah bayi di belakang kamar mandi.
"Ya sangat terkejut, maka dari itu saya langsung pulang, ternyata benar warga menemukan jenazah bayi," paparnya.
Adapun Partinah, ibu dari Rizki, sempat didatangi seorang perempuan ketika ia pulang ke rumah.
"Saat saya pulang, Rizki sudah tidak di rumah. Saya juga tidak paham mendadak ada seorang wanita datang dan memberi bungkusan nasi ayam. Ia bilang terima kasih karena sudah dipinjamkan kamar mandi," jelasnya.
Partinah bercerita, wanita tersebut memakai seragam dan mengatakan pernah meminjam kamar mandi di rumahnya.
"Setelah itu, ia pamitan dan pergi, saat itu sekitar pukul 13.00 WIB. Sya juga tidak tahu dia siapa," kata Partinah.
Bak mendengar suara bom di sore hari, Partinah pun sangat kaget, kala warga menemukan jenazah bayi di belakang kamar mandi rumahnya.
"Kaget sekali, apa ada hubungannya dengan wanita yang datang ke rumah. Bingung saya karena saya tidak di rumah saat pagi," imbuhnya. (*)